Mengenal Sosok Johan Neeskens, Penyempurna Taktik Total Football Ala Belanda
Johan Neeskens Saat Masih Berseragam Barcelona (Sumber: Official Club Barcelona)

Mengenal Sosok Johan Neeskens, Penyempurna Taktik Total Football Ala Belanda

Fido Moniaga - June 10, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita Bola – Jika bicara Total Football milik Belanda, kebanyakan orang pasti akan langsung menyebut nama Rinus Michels sang penemu taktik unik tersebut dan Johan Cruyff. Tapi ada satu nama yang membuat gaya main tim Belanda era 1970-an itu terlihat sempurna, dia adalah Johan Neeskens.

TheseFootballTimes menyebut Johan Neeskens adalah sebuah penyempurna visi Total Football milik Rinus Michel meski ia sendiri bukan seorang alumni akademi Ajax Amsterdam.

Di awal kariernya, ia berperan sebagai seorang bek kanan. Saat itu Neeskens dianggap salah satu wing-back paling hebat di masanya karena keganasan dan kecepatannya saat membantu tim membangun serangan maupun bertahan.

Namun kecepatannya yang diatas rata-rata plus kelihaiannya dalam melepaskan umpan membuat Rinus Michels yang kala itu menjabat sebagai pelatih timnas Belanda memplotnya sebagai seorang gelandang tengah bersama WIm Jansen dan Wim van Hanegem.

Perjudian Rinus Michels ini terbukti berhasil setelah Johan Neeskens begitu piawai dalam mengadaptasi taktik Total Football di Piala Dunia 1974 dan sempat membuat timnas Brasil yang dikomandoi oleh Pele kala itu harus sibuk sepanjang pertandingan.

Sebagai jantung dari sistem Total Football, Neeskens bagai mesin yang terus menekan (pressing), ia begitu bugar dengan mengontrol penuh terhadap space di lapangan agar lebih besar ketika Belanda menguasai bola, dan menjadi kecil ketika timnya kehilangan bola.

“Faktanya, Neeskens hampir bermain sendirian di tengah lapangan. Kecepatannya dan kegigihannya membuat ia terdorong jauh ke depan. Hal itu membuat pemain Brasil terus sibuk di area pertahanan dan membuat Johan Cruyff memiliki banyak ruang kosong di lini depan.” tulis These Football Times soal peran Neeskens dalam taktik Total Football. 

Setelah membela Ajax dari 1970 hingga 1974 dan mempersembahkan 10 gelar juara, termasuk tiga gelar Liga Champions, Neeskens lalu hijrah ke Barcelona menyusul Johan Cruyff dan Rinus Michels yang sudah lebih dulu berlabuh ke Camp Nou.


Baca Juga:



Di tim Catalan, Johan Neeskens mendapat julukan El Toro atau si Banteng karena cara bermainnya yang begitu agresif dan pantang menyerang.

“Hampir semua orang saat itu mengingat bagaimana ia seperti banteng pemangsa yang mendorong dan menggaruk tanah, mendengus ke bawah dan membuat semua lawan menderita.” lanjut TheseFootballTimes.

Enam musim di Blaugrana, dengan tiga tahun diantaranya terpilih sebagai pemain luar negeri terbaik LaLiga, Johan Neeskens secara mengejutkan menerima tawaran bermain di Amerika Serikat bersama New York Cosmos. Sayang, keputusan ini menjadi awal petaka yang mengakhiri kariernya sebagai bintang lapangan hijau.

Kariernya yang moncer di Barcelona dan timnas Belanda membuat Neeskens jadi bintang idola publik Amerika. Didukung dengan wajah rupawan dan rambut gondrong keemasan, ia pun dinilai sebagai bintang rock lapangan hijau.

Pindah ke Amerika pun membuatnya menemukan surga dunia. Tiap malam Neeskens dikelilingi banyak wanita cantik, dan membuatnya terjerumus ke dunia hitam dengan kecanduan kokain, alkohol serta judi. Kariernya pun jeblok di New York Cosmos dan tak lagi dipanggil masuk timnas Belanda.

Johan Neeskens pada akhirnya harus pensiun di klub kecil asal Swiss, Zug. Setelah pensiun, ia sempat berkarier sebagai asisten pelatih di Galatasaray dan Barcelona.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com