Pilih Senegal Daripada Prancis, Ini Jawaban Koulibaly

Vivagoal – Liga Inggris – Bek andalan Chelsea, Kalidou Koulibaly mengungkapkan alasan kenapa dirinya lebih memilih untuk membela Tim Nasional Senegal di kancah internasional, walau punya kesempatan main bersama Prancis.

Pemain 31 tahun itu lahir dan besar di Prancis, tepatnya di Saint-Dié-des-Vosges. Namun, Kalidou Koulibaly dapat membela Senegal karena latar belakang dari keluarganya.

Koulibaly kemudian memutuskan untuk mengubah kewarganegaraan menjadi Senegal di usianya yang baru menginjak 20-an. Hal tersebut diakui Koulibaly karena Senegal sejak awal telah memiliki keinginan untuk memanggilnya ke tim nasional.

Walau begitu, Koulibaly mengaku sama sekali tidak menyesali keputusannya untuk memilih Timnas Senegal ketimbang Prancis. Menurutnya, Ia tidak mendapatkan paksaan dari keluarga untuk membela salah satu tim.

Hasilnya memang berjalan dengan baik, karena Koulibaly yang secara reguler menjadi andalan dari skuad Les Lions de la Teranga. Tercatat Ia telah tampil sebanyak 62 kali bersama timnas, serta dua kali dinobatkan menjadi pemain terbaik Senegal.

Focus: #CryChe! pic.twitter.com/hDT8ZFgQq5

— Chelsea FC (@ChelseaFC) September 29, 2022

Puncaknya, Koulibaly jadi salah satu aktor penting yang bisa membawa Senegal menjuarai Piala Afrika 2021. Ia kini tengah dalam persiapan untuk hadapi Piala Dunia Qatar 2022 akhir tahun mendatang.

“Itu adalah pilihan besar dan besar, karena aku bisa saja bermain dengan tim nasional Prancis. Tetapi pada usia 23 atau 24 tahun, memutuskan untuk bermain untuk Senegal, karena mereka menunggu saya,” ujar Koulibaly dilansir Goal.

Baca Juga:

• Jelang Derby Manchester, Berani Mainkan Maguire, Ten Hag?
• Di Era Sepakbola Modern, Tak Ada Gelandang Sebagus Kevin De Bruyne
• Membandingkan De Bruyne, Lampard dan Gerrard, Siapa yang Lebih Baik?
• Man United Cuma Incar Hasil Imbang di Markas Man City

“Saya berbicara dengan pelatih, dia memberiku motivasi yang baik dan alasan bagus untuk datang, serta saya juga berbicara dengan keluarga. Orang-orang yang paling penting adalah orang tuaku. Saya memberi tahu mereka bahwa ingin bermain untuk tim nasional Senegal. Saya melihat cahaya di mata mereka dan tahu itu adalah pilihan yang baik.

“Ketika saya tiba dan melihat para pemain lain, itu seperti mereka adalah keluargaku. Kami semua terbiasa makan hal yang sama di rumah, untuk berbicara bahasa yang sama di rumah. Jadi bagiku itu seperti di rumah sendiri! Aku berkata pada diriku: ‘Mengapa saya tidak datang sebelumnya? Mereka seperti saudara laki-lakiku’.”