Program Naturalisasi PSSI Dikritik, Pemain Keturunan Ikut Resah
Vivagoal – Liga Indonesia – Program naturalisasi yang dilakukan PSSI untuk menaikkan level Timnas Indonesia menuai kritik sejumlah pihak dalam beberapa hari terakhir. Polemik ini ternyata juga membuat resah para pemain keturunan.
PSSI pimpinan Erick Thohir memang membuat gebrakan untuk menaikkan level permainan Timnas Indonesia. Mereka mencari pemain keturunan yang berkualitas untuk dinaturalisasi.
Tercatat ada sebelas pemain keturunan yang memperkuat Timnas Indonesia saat menantang Arab Saudi dan Australia pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, pekan lalu. Mereka adalah Sandy Walsh. Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Jay Idzes, Calvin Verdonk, dan Maarten Paes.
View this post on Instagram
Ada dua nama lain yang sedang absen yaitu Jordi Amat dan Elkan Baggott. Sementara Jens Raven masih diandalkan di Timnas U-20.
Seolah belum puas, PSSI tengah berupaya menaturalisasi dua pemain keturunan baru. Sosok yang dimaksud adalah Eliano Reijnders dan Mees Hilgers.
Kebijakan ini kemudian dikritik sejumlah pihak. Ada yang menilai lolosnya Timnas Indonesia ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebagai kesuksesan semu.
Baca Juga:
- Komisi X Setuju Naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, Sudah Bisa Bela Timnas Indonesia?
- Morata Sebut Duel Milan vs Liverpool Setara Final Liga Champions
- Kontribusi Koopmeiners di Juventus Masih Minim, Motta Berikan Pembelaan
- Sebastian Hoeness: Stuttgart Beri Real Madrid Kejutan di Liga Champions!
Pihak lain mengkritik prosedur naturalisasi yang dilakukan PSSI. Ada rumor banyak pemain keturunan belum melepas paspor Belanda-nya.
Polemik yang ramai di media sosialnya ini ternyata turut diketahui para pemain keturunan. Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi.
“Memang kita masih dalam tahap menjaga psikologi mereka (pemain keturunan). Kita harap mereka tidak terganggu dengan statement yang mengganggu semangat mereka,” kata Yunus Nusi.
“Karena memang ada beberapa pemain yang melihat statement tersebut. Kami berharap tidak ada kejadian berulang karena kami khawatir ini akan mematahkan semangat mereka.”
Program naturalisasi untuk meningkatkan level tim nasional sebenarnya juga lebih dulu dilakukan federasi negara lain. Maroko bisa menjadi contoh nyatanya.
Kehadiran para pemain keturunan ini memang secara otomatis menggeser tempat para talenta lokal. Namun efeknya, kekuatan tim nasional meningkat secara signifikan.
“Kami menjaga kondisi psikologis anak-anak agar mereka tidak terlalu serius menanggapi statement medsos yang kiranya tidak positif bagi federasi,” tambahnya.
“Kita tahu bersama, perjuangan mereka tidak diragukan lagi, mereka sudah berusaha keras dengan gigih untuk memperjuangkan timnas Indonesia.”
Selalu update berita terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com