5 Fakta Erick Thohir, Ketua Umum Baru PSSI
- Old Money Sejak Lahir
Erick Thohir memiliki sebuah privilase yang tak dimiliki semua orang. Ia merupakan anak Teddy Thohir, pemilik Group Astra International yang memiliki bisnis multinasional di berbagai sektor. Hal tersebut membuatnya bisa mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik dari kebanyakan orang.
Erick sempat berkuliah di luar negeri bersama karibnya, Sandiaga Uno. Ia sempat memperoleh gelar sarjana (Bachelor of Arts) dari Glendale University kemudian melanjutkan pendidikannya untuk mengambil gelar Master Bisnis Administrasi (Master of Business Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat.
- Warisi Darah Bisnis Keluarga
Ia sempat ingin memulai karir bisnisnya di Astra bersama ayahnya. Namun asa tersebut ditola. Ia pun kemudian mendirikan gurita bisnisnya sendiri dalam wujud PT Mahaka Media Tbk (Perseroan). Perusahaan tersebut melahirkan Republika, surat kabar berbasis Komunitas Muslim pertama di Indonesia.
Gurita bisnisnya pun menggelinjang di era millennium, Erik mengakuisisi banyak radio di Jakarta dan memiliki saham atas televisi swasta pada 2008 lalu. Ia sempat mengakuisisi saham dari salah satu televisi lokal Jakarta. Saat ini, Mahaka mulai lakukan ekspansi ke plaform digital dan memfokuskan diri pada siaran podcast dengan berbagai tema.
- Pernah Merilis Buku Tentang Pers
Tak banyak yang tahu Erick pernah menulis buku spesifik soal Pers. Pers Indonesia di Mata Saya yang diluncurkan pada 2011 oleh penerbit Republika. Di buku setebal 240 halaman itu, ia banyak menuliskan berbagai aspek mulai dari kebijakan pemberitaan, binsis komersial, perebutan audiens dan sebagainya.
Ia mendedah soal berbagai aspek dari sisi jurnalisme yang sekiranya masih relevan untuk dikaitkan saat ini. Padangannya terkait jurnalistik memang bisa menjadi referensi tersendiri mengingat ia terjun langsung sebgai pebisnis di dunia tersebut.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Riyad Mahrez, Jalan Setapak si Lincah dari Alzajair
- Obrolan Vigo: Masihkah Perlu Menonton Liga 1?
- Obrolan Vigo: Christian Eriksen, Kebangkitan si Maestro Denmark
- Obrolan Vigo: Niclas Fullkrug, Pembuktian si Medioker
- Punya Kiprah Panjang di Sepakbola Internasional
Erick Thohir dan sepakbola seakan menjadi bagian tak terpisahkan. Ia mulai menekuni bisnis di dunia kulit bundar dengan mengakuisisi Inter Milan dan DC United. Di tim yang disebut pertama, ia pernah menjabat sebagai Presiden klub pada 2013 lalu.
Berdasarkan data di Forbes, Erick menghabiskan uang lebih dari 480 juta dollar untuk mengakuisisi 70% saham Inter Milan dari Massimo Moratti. Di era kepemimpinannya, Inter paceklik gelar namun ia mampu menstabilkan keuangan klub sebelum melegonya ke Suning Group pada 2013.
Sejak 2021 Inter Milan udah memenangkan 4 gelar, salah satunya adalah Supercoppa Italiana yang didapat semalam.
Sebelumnya, Inter sempat puasa trofi sejak 2011 yang diikuti rangkaian krisis. Namun ‘sultan’ asal Indonesia, Erick Thohir, muncul sebagai penyelamat.
Sebuah utas~ pic.twitter.com/RMVeUe7MND
— Garis Tengah (@garistengah_id) January 19, 2023
Bersama DC United, ia menjabat sebagai salah satu pemegang saham pada 2012 hingga 2018 lalu. Sebelum proses akuisisi, ia harus melego sahamnya di 76ers terlebih dahulu. Salah satu capaian terbesarnya di klub kala membawa Wayne Rooney merapat ke Audi Field pada 2018 lalu.
Ia, bersama Andindya Bakrie saat ini tercatat sebagai pemilik 51 persen saham di tim League One (Divisi Tiga dalam Piramida sepakbola Inggris) Oxford United. Keduanya sempat berkecimpung di klub pada 2018 dan memperlebar sahamnya September tahun lalu.
- Punya Visi Misi Menarik di PSSI
Pasca terpilih sebagai ketua umum PSSI, Erick memiliki berbagai gagasan menarik untuk sepakbola Indonesia seperti melanjutkan kembali Liga 2 dan Liga 3 yang saat ini terhenti, pengadaan video assistant referee (VAR) untuk Liga 1 serta meningkatkan kualitas wasit, termasuk menghadirkan wasit wanita di dalamnya.
Poin yang disebur terakhir memang sudah lazim digunakan di Eropa dan berbagai belahan dunia lain. Ia mengaggap profesi tersebut bisa diberikan kepada perempuan lantaran hal yang sama pernah dilakukan di belahan dunia lain. “kenapa ga coba wasit perempuan? ada polisi perempuan, TNI perempuan, kenapa wasit ga bisa?” ucapnya pasca diangkat sebagai ketum PSSI.
Untuk Timnas, ia mencanangkan PSSI dapat membangun training center sekaligus ketertinggalan prestasi dari negara lain. Namun untuk ide VAR, ia merasa jalan tersebut masih panjang untuk ditempuh lantaran kehadirannya belum tentu bisa dijalankan di seluruh stadion. Sebagai ganti, ia menawarkan ide untuk memberantas pengaturan skor terlebih dahulu sebelum menetapkan VAR.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com