Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Kasus yang Menghebohkan Sepakbola Indonesia

5 Fakta Kasus yang Menghebohkan Sepakbola Indonesia

Vivagoal5 Fakta – Jodri alias Joko Driyono yang berstatus sebagai Plt Ketum PSSI, ditetapkan sebagai tersangka oleh Satgas Anti Mafia Bola. Jokdri sendiri jadi tersangka kasus perusakan barang bukti pengaturan skor.

“Perusakan barang bukti,” tegas Ketua Tim Media Satgas Anti Mafia Bola Kombes Argo Yuwono saat dimintai konfirmasi.

Tidak disebutkan dengan jelas perusakan barang bukti apa yang disangkakan telah dilakukan Jokdri.

[irp]

Pada awal Februari lalu, Satgas Anti Mafia Bola telah menemukan dokumen yang telah sengaja dirusak saat penggeledahan. Kejadian tersebut bertempat di kantor PT Liga Indonesia, yang kemudian digunakan untuk kantor marketing Persija Jakarta. Dan dokumen tersebut diduga milik Persija.

Kepala Bagian Penum Divisi Humas Polri, Kombes Syahar Diantono, saat itu mengatakan dokumen tersebut merupakan dokumen keuangan. Sampai saat ini, tiga orang saksi membenarkan dokumen itu milik Persija.

Selain Jokdri, Inilah 5 Fakta Kasus yang Menghebohkan Sepakbola Indonesia.

1. Sepak Bola Gajah Internasional Piala AFF 1998

Jika bicara soal Mursyid Effendi, warga sepak bola Indonesia masih ingat insiden gol bunuh diri. Yang terjadi ke gawang Thailand di Piala Tiger 1998 (sekarang Piala AFF). Bek yang lama di Persebaya Surabaya tersebut dihukum FIFA dengan larangan tak boleh tampil di level internasional seumur hidup.

Hukuman itu diterima saat usianya masih dalam usia emas, yakni 26. Ketika itu, penampilannya juga tengah berada di puncak. Mursyid dianggap dengan sengaja menjebol gawangnya timnya sendiri dalam penyisihan grup saat melawan Thailand.

[irp]

Pada pengujung pertandingan saat skor pertandingan dalam situasi skor imbang 2-2. Saat itu, Mursyid yang berposisi sebagai stopper. Kemudian secara sengaja dan tiba-tiba menendang bola ke dalam gawang sendiri. Timnas Indonesia pun akhirnya kalah 2-3 dari Tim Gajah Putih.

Atas kelakuannya itu, Mursyid mendapat hukuman larangan tampil di pentas Internasional seumur hidup. Timnas Indonesia juga diberi hukuman denda sebesar USD 40 ribu oleh FIFA. Ketika itu, ia sebenarnya diberi kesempatan banding, akan tetapi PSSI tidak melakukan langkah apa-apa.

Kasus gol bunuh diri Mursyid Effendi tersebut membuat Ketua Umum PSSI, Azwar Anas, terpojok. Sampai akhirnya, ia memilih mundur untuk kemudian digantikan oleh Agum Gumelar.

2. Sepak Bola Gajah Nasional PSS VS PSIS

Di laga kancah Nasional, PSS Sleman menang 3-2 atas PSIS Semarang pada laga pamungkas Grup N babak delapan besar Divisi Utama 2014.

Anehnya, semua gol pada pertandingan tersebut akibat gol bunuh diri.Gol PSS diciptakan Fadli Manan (90) dan Koemadi (90, 90+3). Sedangkan gol PSIS dikemas Hermawan (86) dan Agus Setiawan (88). Mereka tak mau menang untuk menghindari Borneo FC pada babak semifinal dengan alasan faktor nonteknis yang kental. Saat itu, Borneo FC sendiri finis di posisi kedua dengan raihan 10 poin, di bawah Martapura FC.

[irp]

Terkait dengan kasus PSS vs PSIS, Komisi Disiplin PSSI menggelar sidang darurat. Dengan memberikan keputusan tegas pertama mendiskualifikasi PSS dan PSIS. Setelah itu, Hinca Panjaitan dkk. menvonis skorsing seumur hidup pelatih PSS Sleman, Hery Kiswanto dan PSIS Semarang, Eko Riyadi. Keduanya juga didenda sebesar Rp 200 juta. Hukuman serupa juga dijatuhkan ke para pencetak gol bunuh diri.

3. Match Fixing Indonesia VS Malaysia

Masyarakat dilanda euforia terhadap Timnas Indonesia di pentas Piala AFF 2010. Tim Garuda yang diasuh pelatih asal Austria, Alfred Riedl, gagal juara setelah ditaklukkan Malaysia 2-4 pada laga puncak yang menggunakan format home and away.

Walau begitu, pencinta sepak bola nasional merasa puas dengan penampilan para bintang timnas seperti Firman Utina, Irfan Bachdim, Oktovianus Maniani, Ahmad Bustomi, dan Cristian Gonzales.

Sepanjang turnamen Tim Merah-Putih tampil amat dominan mulai dari penyisihan hingga semifinal. Raksasa Asia Tenggara, Thailand, dipaksa angkat koper di babak penyisihan setelah digasak 2-1. Penggawa Timnas Indonesia juga sempat menang telak 5-1 Malaysia.

Namun, kontroversi mencuat seiring munculnya surat kaleng ke media, soal adanya pengaturan skor di final Piala AFF 2010. Dugaan adanya andil dua oknum petinggi PSSI menjual pertandingan leg pertama final Piala AFF 2010 antara Malaysia melawan Indonesia.

[irp]

Mencuatnya surat elektronik tersebut membuat posisi Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, tersudut. Sejak tersandung kasus korupsi yang berujung masuk bui, tekanan meminta politisi asal Partai Golkar tersebut mundur dari PSSI deras mengalir.

Posisi Nurdin Halid kian oleng saat Menpora, Andi Mallarangeng, mengeluarkan surat pembekuan aktivitas PSSI. Kisruh yang melibatkan anggota-anggota PSSI terus memanas. FIFA menginstruksikan pembentukan Komite Normalisasi PSSI yang diketuai Agum Gumelar. Komite ini bertugas melakukan pemilihan kepengurusan PSSI.

4. Mafia Bola Wasit Liga Indonesia 1998

Rakernas PSSI yang dilaksanakan Februari 1998 dihebohkan dengan pernyataan yang dilontarkan Manajer Persikab Kab. Bandung, Endang Sobarna, tentang adanya permainan kotor di pentas kompetisi Liga Indonesia yang melibatkan wasit.

Sebanyak 40 wasit Tanah Air juga masuk gerbong terdakwa dalam kasus match fixing. Beberapa di antaranya macam Khairul Agil, R. Pracoyo, Halik Jiro, terhitung sebagai figur top.

Sosok almarhum Jafar Umar, yang berstatus sebagai wasit FIFA sejak lama diisukan jadi Godfather mafia wasit. Ia dipergunjingkan menerima upeti dari para pengadil yang bertugas di pentas kompetisi profesional dan amatir.

[irp]

Adang Ruchiatna, yang didapuk sebagai Tim Penanggulangan Masalah Perwasitan, sempat melaporkan kasus Jafar dkk. ke Polda Metro Jaya. Hanya saja pengusutan kasus di jalur hukup terhenti begitu Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi.

Beberapa tahun lalu, Jafar sempat buka suara soal kasusnya. Ia menyebut dirinya hanya jadi kambing hitam karena ada sejumlah petinggi PSSI yang memegang kendali mengatur pertandingan dengan melibatkan komite wasit yang dipimpinnya. Hanya hingga berpulang ke Sang Khalik pada 12 Mei 2012, pria asal Pare-pare itu tidak pernah menyebut nama oknum pengurus PSSI yang ia maksud.

5. Ketua Umum PLT PSSI, Joko Driono

Satgas Antimafia Bola Polri menetapkan diri Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Joko Driyono. Telah menjadi tersangka perusakan barang bukti dugaan kasus pengaturan skor, pada Jumat (15/2/2019).

Sebelumnya telah ditetapkan menjadi tersangka oleh Satgas Antimafia Bola. Satgas sempat memanggil Joko Driyono ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

[irp]

Ketika itu Jokdri dipanggil dengan status sebagai saksi. Untuk memberikan keterangan kasus dugaan pengaturan skor persepakbolaan Indonesia.

Dan akhirnya Mantan Ketua PSSI tersebut berubah menjadi tersangka. Seusai SAtgas Anti Mafia Bola menggeledah kediaman rumahnya. Dan terbukti Jokdri merusak barang bukti dalam pengaturan skor.

Exit mobile version