5 Fakta Kisah Perjuangan 'Dribble Phantom' Asal Belanda

5 Fakta Kisah Perjuangan ‘Dribble Phantom’ Asal Belanda

Fachrizal Wicaksono - March 15, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

3. ‘Phantom Dribble’ Milik Van Basten

Dalam buku Marco Van Basten era AC Milan dan Oranye, Cruyff adalah sosok paling berpengaruh dalam cara bermain Van Basten. Tidak seperti Rinus Michels atau Arrigo Sacchi yang sangat Ruud Gullit-sentris, sehingga hanya menelurkan pemahaman taktik dan memberikan gelar plus reputasi besar kepada Van Basten, Cruyff sedikit berbeda.

[irp]

Ia mewariskan seluruh pemahamannya—sebagai pemain—kepada Van Basten karena satu hal: ia melihat Van Basten adalah dirinya sendiri.

Bagi Cruyff setiap lekuk, tarian, gestur, atau gaya dribble Van Basten adalah representasi dan kebanggaan akan dirinya sendiri. Sekaligus cermin identitas soal apa dan bagaimana itu sepak bola Belanda.

Sedikit pemain yang punya gaya dribble alamiah yang begitu lembut seperti itu di era sepak bola modern. Kalau ingin sedikit memaksa, paling-paling nama Andres Iniesta yang keluar, atau kalau mau lebih sedikit ke belakang ada nama El Maestro Zinedine Zidane yang bisa jadi gambaran.

Ini bukan dribble penuh tenaga seperti Ronaldo-Brasil, ini dribble lembut dan halus namun mematikan. Seperti perbandingan antara tinju dengan wing chun. Sama-sama mematikan lawan, tapi cara yang digunakan beda.

Salah satu teknik yang sedikit banyak dibahas adalah phantom-dribble milik Toshi yang merupakan representasi dribble Johan Cruyff. Hal yang kemudian juga diwariskan juga kepada Van Basten. Sebutan “phantom” adalah julukan yang didapatkan Toshi karena ia sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana ia bisa melakukan dribble tersebut. Ia bahkan tidak mengerti bagaimana bek lawan tiba-tiba bisa dilewati begitu saja.

[irp]

Hal yang sama juga berlaku dengan Van Basten. Terutama ketika masih berlaga di Eredivisie. Van Basten, seperti yang digambarkan Van Herwaarden, melewati para pemain bertahan nyaris tanpa melakukan trik apa-apa. Seolah tinggal berjalan lurus saja bersama bola, tiba-tiba tiga sampai empat pemain terlewati.

Bak terbang, kaki Van Basten yang panjang seperti tidak melakukan apa-apa, sebab bolanya sendiri yang merasa enggan pindah dari kakinya. Seolah-olah bola adalah salah satu anatomi tubuh Van Basten sendiri.

Dalam komik Shoot!, Oshima, menjelaskan bagaimana “phantom-dribble” ini bisa dilakukan di dunia nyata. Hal yang barangkali juga bisa menjelaskan bagaimana dribble milik Van Basten bisa dipahami. “Phantom-dribble” adalah sebuah gocekan yang memanfaatkan ketakutan alamiah milik pemain lawan. Perasaan takut yang secara natural ada di setiap makhluk hidup—tak terkecuali para pemain sepak bola.