Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Pemain yang Pernah Berseragam MU dan Barcelona

5-fakta-pemain-yang-pernah-bermain-untuk-MU-dan-Barcelona

Vivagoal5 Fakta – Barcelona dan Manchester United adalah salah satu klub terbesar di dunia sepakbola. Barcelona bermain di La Liga sedangkan Manchester United menguasai Premier League.

Pada awalnya, klub Manchester United bernama Newton Heath L & YR F.C. yang didirikan pada tahun 1878. Nama kemudian berubah menjadi Manchester United pada tahun 1902.

The Red Devils memenangkan gelar pertama pada tahun 1908. Namun MU baru mengalami kesuksesan yang berkelanjutan pada tahun 1950-an, setelah ditangani oleh manajer legendaris Sir Matt Busby.

[irp]

Busby mampu memberikan tiga gelar pada dekade 50-an, dan menjadikan MU klub Inggris pertama yang berkompetisi di Piala Eropa, di mana mereka kalah di semi-final oleh Real Madrid pada tahun 1957.

Selama hampir 3 dekade menangai MU, Ferguson telah membangun rekor fenomenal yang membawa MU memenangi lebih banyak gelar liga dibandingkan Liverpool.

Beberapa pemain MU dekade 90-an seperti Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Gary Neville, dan Phil Neville menjadi bagian tak terpisahkan dari kejayaan klub.

[irp]

Sedangkan, FC Barcelona berdiri pada 29 November tahun 1899 di stadion Gimnasio untuk membuat klub sepakbola di kota tersebut. Barcelona berkembang dibawah kepemimpinan Gamper, presiden klub Barcelona.

Tim ini meraih gelar pertama pada tahun 1902 di ajang Copa Macaya. Satdion pertama yang dimiliki oleh klub Barcelona adalah Las Cortes yang memiliki kapasitas 22.000 penonton.

Pada tahun 1957 Barcelona menempati stadion baru yang berkapasitas 98.772 penonton yang hingga saat ini menjadi markas kebanggaan klub yaitu, Camp Nou.

Barcelona mulai Berjaya pada tahun 1950-an dibawah asuhan pelatih Fernando Daucik dan Ladislao Kubala. Di bawah kepemimpinan mereka Barcelona sukses meraih 5 gelar berbeda seperti Liga Primera Spanyol, Copa del Rey, piala super Spanyol, Latin cup serta Piala Fairs atau yang saat ini dikenal dengan nama piala UEFA.

Barcelona sudah memenangkan Liga Champions sebanyak lima kali dan gelar La Liga 25 kali. Sementara itu, Manchester United meraih Liga Champions tiga kali dan gelar Premier League 20 kali.

Berikut ini 5 Fakta pemain yang pernah membela Barcelona dan Manchester United dalam catatan dunia sepakbola Internasional!

1. Victor Valdes

Victor Valdes adalah produk akademi La Masia dan menjadi kiper Barcaelona pada akhir 2000-an dan awal 2010-an. Dia memenangkan tiga Liga Champions dan lima gelar La Liga bersama mereka. Valdes memainkan 535 pertandingan untuk mereka dalam 12 musim. Valdes adalah kiper yang bagus dan mampu memastikan Barcelona tidak kebobolan banyak gol.

[irp]

Kedatangan Claudio Bravo memaksanya untuk meninggalkan klub pada 2014 dan bergabung dengan Manchester United.

Namun, Valdes hanya bermain dalam dua pertandingan untuk United dan hanya menjadi penghangat bangku cadangan selama di Old Trafford. Dia meninggalkan United pada tahun 2016.

Victor Valdes adalah salah satu penjaga gawang terbaik dalam sejarah Barcelona. Namun, karena sering cedera, Valdes terpaksa hengkang lalu ditampung Manchester United (MU) yang juga diperkuat juniornya sesama kiper asal Spanyol, David de Gea.

Di Premier League, karier Valdes masih tersendat dan akhirnya berakhir miris. Setelah memperkuat Barcelona selama 14 tahun sejak 2000, Valdes harus menghadapi kenyataan bahwa masa jayanya di El Blaugrana sudah berada di pengujung usai. Maka, sebelum kontraknya di Barca usai, ia berusaha mencari klub baru.

Pada Januari 2014, Valdes sebenarnya sudah meneken perjanjian pra-kontrak dengan AS Monaco. Akan tetapi, klub Ligue1 Perancis itu terpaksa membatalkan perjanjian lantaran sang kiper kembali mengalami cedera dan diperkirakan bakal absen cukup lama.

Tanggal 23 Oktober 2014, Manchester United yang saat itu ditukangi oleh Louis van Gaal, pelatih asal Belanda yang dulu memberikan debut bagi Valdes di Barcelona, membuka kesempatan bagi kiper didikan La Masia ini untuk bergabung meskipun belum fit sepenuhnya.

2. Alexis Sanchez

Penyerang Chile ini direkrut oleh Barcelona pada 2011 dan bermain di sana hingga 2014. Pada performa terbaiknya, Sanchez adalah salah satu penyerang terbaik di dunia dan ia memenangkan satu gelar La Liga bersama Barca. Namun, ia harus bersaing dengan pemain-pemain seperti David Villa dan Pedro Rodriguez di starting XI Barcelona.

 

[irp]

Meskipun begitu, ia berhasil mencetak 47 gol dalam 141 pertandingan untuk Barca. Sanchez kemudian hengkang ke Arsenal pada 2014 dan juga cukup sukses bersama The Gunners.

Dia bergabung dengan United dari Arsenal pada 2018 tetapi belum bisa menunjukkan performa terbaiknya untuk Setan Merah. Dia kalah bersaing dengan pemain-pemain seperti Anthony Martial, Jesse Lingard dan Marcus Rashford di United dan hanya mencetak 5 gol dalam 41 pertandingan untuk mereka.

Barcelona mendatangkan Sanchez dari Udinese, pada Juli 2011. Selama di Barcelona, ia mencetak 47 gol dalam 141 pertandingan. Performanya itu membantu Barcelona menjuarai Primera Division 2012-2013, Copa del Rey 2012, Piala Super Spanyol 2011 dan 2013, Piala Super UEFA 2011, dan Piala Dunia Antarklub 2011.

Barcelona mengumumkan transfer Sanchez ke Arsenal pada 10 Juli 2014. Blaugrana dan Arsenal tidak menyebutkan berapa nilai transfer Sanchez. Namun, menurut pemberitaan di Inggris, Arsenal mengeluarkan 30 juta poundsterling atau sekitar Rp 597 miliar untuk mendapatkan penyerang asal Cile itu.

3. Zlatan Ibrahimovic

Striker Swedia ini bergabung dengan Barcelona dari Inter Milan pada 2009 dengan ditukar Samuel Eto’o. Namun, Ibrahimovic hanya bertahan satu musim saja di Barcelona. Meskipun begitu, ia mampu mencetak 22 gol dari 46 pertandingan untuk mereka. Perselisihannya dengan pelatih Josep Guardiola saat itu membuatnya harus angkat kaki dari klub.

Ia memenangkan satu gelar La Liga sebelum meninggalkan Barca. Sama seperti Henry, Ibra diketahui mengalami masa yang tidak mengenakkan selama berseragam Barcelona. Henry menjadi orang yang tahu apa yang dirasakan Ibra saat itu karena penyerang asal Prancis tersebut sudah lebih dahulu mengalami masa sulit di Barca, seorang pemain besar yang kerap duduk di bangku cadangkan.

Selama di Barcelona, Ibra memang berkutat dengan sejumlah tanya. Dalam bukunya yang berjudul ‘I Am Zlatan’, masa-masanya di Barcelona selalu diliputi pertanyaan seperti “Apa yang terjadi? Apa kesalahan yang telah aku lakukan? Apakah aku terlihat aneh? Apa aku telah meracau?” Bahkan Ibra pun menyebut bahwa ia kesulitan tidur di Barcelona karena pertanyaannya itu selalu menghantuinya.

Menurut Ibra, Pep Guardiola, Pelatih Barcelona saat itu, memang menunjukkan kebencian padanya. Pep tak pernah menoleh pada Ibra, sehingga menjadikannya candaan dengan Henry yang juga bernasib sama. Pep seolah selalu menghindarinya. Ibra kemudian menjelaskannya lebih jauh, “Jika aku memasuki sebuah ruangan dan dia ada di situ, maka ia akan keluar.”

Sebenarnya Ibra telah mengetahui jawabannya. Hal ini berkaitan dengan permintaan seorang pemuda dari akademi La Masia yang baru dipromosikan ke tim senior bernama Lionel Messi. Seorang pemuda hebat yang mampu membuat Pep luluh ketika mengatakan, “Aku tidak mau bermain di sisi kanan, sebagai pemain sayap, lagi. Aku ingin berada di tengah.”

Permintaan Messi saat itu langsung disikapi Pep dengan mengganti formasi dari 4-3-3 menjadi 4-5-1. Ibrahimovic tetap mendapatkan tempat sebagai penyerang tengah. Namun, Messi bermain di belakangnya. Lebih buruk (bagi Ibra), Messi menjadi pusat permainan. Sementara Ibra, sendirian di depan untuk membukakan celah bagi rekan-rekannya di lini pertahanan lawan.

Ibra bergabung dengan Manchester United saat berusia 35 tahun pada 2016 dan membantu mereka memenangkan Liga Eropa dan Piala Liga di bawah Jose Mourinho. Dia mencetak 29 gol dalam 53 pertandingan untuk United selama dua musim.

4. Gerrard Pique

Sejak bergabung dengan Manchester United pada tahun 2004, Gerard Pique gagal mendapat tempat di tim utama yang saat itu dilatih  Ferguson. Empat tahun kemudian, Pique kembali ke Barcelona. Dia menjadi pemain andalan klub yang bermarkas di Camp Nou itu hingga saat ini. Mengenang masa sulitnya di Man United, Pique menjelaskan proses transfernya ke Barcelona yang dia anggap sangat menyakitkan.

Saat itu, Man United akan menghadapi Barcelona pada semifinal Liga Champions musim 2007-2008. Pique berharap akan dimainkan Fergie, sapaan Sir Alex Ferguson, karena itu pertama kalinya Pique bermain di Camp Nou.

Saat itu rumor kepindahan Pique ke Barcelona juga sangat santer terdengar. “Fergie mengatakan kepadaku bahwa dia tidak akan memainkan aku pada laga itu,” kata Pique dikutip Bolasport.com dari The Local.

“Alasan Fergie saat itu adalah takut aku akan bermain buruk sehingga kesepakatan transfer antara Man United dan Barca yang hampir selesai bisa batal,” ujar Pique menambahkan.

Pemain Timnas Spanyol ini mengungkapkan bahwa saat peristiwa itu terjadi, perasaannya menjadi sangat hancur.

“Saya sangat jujur dengan Fergie. Itu adalah mimpi saya bermain di Camp Nou pada laga Liga Champions,” ucap Pique.

Setelah kejadian pahit tersebut, Pique merasa kehilangan kepercayaan diri dan mengaku mantap untuk pulang ke Barcelona.

“Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya kehilangan kepercayaan diri, Barcelona adalah rumah saya,” kata Pique.

Jika melihat apa yang diraih Pique bersama Barcelona setelah dari Man United, tampaknya keputusan untuk pergi dari Old Trafford, kandang Man United, sangat tepat.

Pada musim pertamanya bersama Barcelona, pemain bernomor punggung 3 ini langsung membawa Barca meraih treble winner. Mereka juara Liga Champions, Liga Spanyol, dan Piala Liga

5. Henrik Larsson

Henrik Larsson adalah striker asal Swedia. Dia bergabung dengan Barcelona pada 2004 dan menghabiskan beberapa musim di sana. Dia juga membantu Barca memenangkan satu gelar Liga Champions dan dua gelar LaLiga. Larsson mencetak 19 gol dalam 59 pertandingan untuk raksasa Catalan. Catatan striker Manchester United dan Barcelona itu terbilang apik.

Larsson membantu Barca memenangkan Liga Champions pada 2006 ketika mereka mengalahkan Arsenal 2-1 di Paris. Dia memberikan assist untuk kedua gol tersebut di final dan bisa dibilang sebagai pemain terbaik Barcelona di pertandingan tersebut.

Setelah melakukan transfer yang dianggap gagal ketika merekrut Laurent Blanc pada 2001, Sir Alex Ferguson pernah mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan pernah merekrut lagi pemain yang telah berusia 30 tahun atau lebih. Manajer legendaris tersebut menganggap bahwa pemain tua tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

Akan tetapi enam tahun berselang, Fergie seperti melanggar sumpahnya. Pada Januari 2007, pria berkepala plontos datang bersamanya dalam konferensi pers. Fergie datang bersama pria yang akan diperkenalkan sebagai pemain baru United. Pemain tersebut bernama Henrik Larsson yang akan bermain selama 10 minggu di kota Manchester.

Dalam skuatnya saat itu, Fergie sebenarnya sudah memiliki empat striker. Namun dari empat striker yang dimilikinya (Rooney, Saha, Smith, Solskjaer), tiga pemain yang berhuruf depan ‘S’ memiliki riwayat cedera yang akut. Namun, alasan cedera tentu tidak bisa diterima akal sehat mengingat Larsson kerap menderita cedera plus ditambah usianya yang sudah memasuki 35 tahun.

Alasan yang diungkapkan Fergie bahkan lebih tidak masuk akal. Ketika ditanya oleh salah satu wartawan mengenai alasan dirinya mendatangkan Larsson, ia hanya menjawab, “Saya mendatangkan Larsson karena dia menjuarai Liga Champions bersama Barcelona.”

Selama di Barcelona, mantan pemain Feyenoord ini hanyalah pelapis bagi trio Samuel Etoo, Ronaldinho, dan Ludovic Giuly. Meski mampu membuat 15 gol, namun penampilannya lebih banyak dimulai dari bangku cadangan. Hal itulah yang membuatnya memilih meninggalkan Barca dan bergabung ke Helsinborg pada 2006 sebelum dipinjam United.

Bersama United, Larsson mampu menjawab keraguan tersebut dengan baik. Sepekan setelah diresmikan, ia mencetak gol dalam debutnya menghadapi Aston Villa pada babak ketiga Piala FA. Penampilannya menghadirkan senyum dari Fergie. Ketika digantikan oleh Ole Gunnar Solskjaer, ia mendapatkan applause dari seisi Old Trafford. Tiga pekan berselang, gol Premier League pertamanya hadir. Ia mencetak gol ketiga dari kemenangan 4-0 Iblis Merah atas Watford.

Penampilannya yang semakin apik di tiap pertandingan, membuat United kepincut untuk membuat dirinya bertahan lebih lama di Manchester. Akan tetapi harapan Iblis Merah tersebut menguap ketika pada 20 Februari Larsson tetap pada komitmennya untuk bermain hanya selama 10 pekan dan akan kembali ke Helsinborg ketika peminjamannya berakhir.

Larsson kemudian memberikan kado perpisahannya kepada publik Manchester dengan cara yang terus diingat sampai kapanpun. Menghadapi Lille pada leg kedua 16 besar Liga Champions, Larsson mencetak satu-satunya gol kemenangan United dalam partai kandang terakhirnya. Gol yang memuluskan langkah United ke babak delapan besar.

Selalu update berita bola terkini seputar sepakbola dunia hanya di vivagoal.com

Exit mobile version