Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Sang Legenda Brasil, Rivaldo Ferreira

5 Fakta Sang Legenda Brasil, Rivaldo Ferreira

Vivagoal 5 FaktaRivaldo Vitor Barbosa Ferreira merupakan mantan pemain legenda Tim Nasional Brasil. Rivaldo bermain dengan posisi sebagai gelandang serang. Namun, dirinya juga kerap dijadikan striker kedua.

Dia dalam mendrible bola sering mendominasi dengan kaki kirinya yang lincah. Ia bahkan mampu bermain dalam kedua sisi. Kadang-kadang pemain timnas Brasil tersebut ditempatkan sebagai gelandang yang melebar atau sebagai pemain sayap.

Rivaldo merupakan salah satu pemain legenda yang dimiliki FC Barcelona asal Brasil. Pada awal kedatangannya di Camp Nou, Rivaldo menanggung beban cukup berat untuk menggantikan pemain fenomenal yang juga rekan senegaranya yakni Ronaldo Luis Da Lima.

Baca Juga: 5 Fakta Sang Legenda Bryan Robson

Pria yang lahir di Brasil tersebut telah menghabiskan lima tahun dengan klub raksasa La Liga Spanyol, Barcelona. Ia bahkan telah membentuk formasi yang terbilang sukses dengan Patrick Kluivert.

Tak hanya itu, ia juga berhasil memenangkan kejuaraan La Liga Spaonyol pada tahun 1998 dan 1999 dan Piala Copa del Rey tahun 1998. Dengan capaian 130 gol untuk Barcelona, ia dinobatkan menjadi pencetak gol tertinggi kesembilan dalam sejarah klub.

Berikut VIGO merangkum dan menganalisa 5 Fakta Sang Legenda Brasil, Rivaldo Ferreira:

1. Berawal dari Tim Kecil di Brasil

Pria kelahiran Paulista, Brazil pada 19 april 1972 ini memulai karir profesional sebagai pesepakbola di klub Santa Cruz Brazil pada tahun 1991 dengan posisi utama sebagai attacking midfilder atau second striker.

Setelah memperkuat Mogi Mirim, Corinthians dan Palmeiras akhirnya Rivaldo memutuskan memulai karir di Eropa.

Klub pertama yang beruntung mendapatkan pemain ini adalah Deportivo La Coruna tepatnya pada musim 1996-97 setelah sebelumnya Parma hampir saja mendapatkan pemain ini.

Di Deportivo ia langsung meroket dan menjadi ikon klub berkat penampilan yang ciamik, Deportivo dibawa finis di posisi ketiga sementara Rivaldo sendiri melewati 41 partai di liga dan mencetak 21 gol. Ia berada di posisi keempat pencetak gol terbanyak musim 1996-97.

2. Musim Perdanya di Barcelona, Raih Treble Winners

Seiring kepergian sang mega bintang Ronaldo ke Inter Milan, Rivaldo didatangkan oleh Barca pada musim 1997-98 dengan mahar sekitar 23,5 juta euro (beberapa sumber menyebutkan hingga 26 juta euro).

Di musim perdannya, Rivaldo langsung mengambil hati para cules yg dengan mudah melupakan sosok Ronaldo.  Ia mengantar Barca menjadi juara Piala super eropa, La Liga dan Copa Del Rey di musim perdananya, secara total ia melewati 51 partai dan mencetak 28 gol.

Debutnya juga tidak tanggung – tanggung, langsung di partai el clasico pada ajang supercopa, sayang barca kalah secara agregat 5-3 kala itu meskipun di leg pertama unggul 2-1.

Debut di Liga terjadi pada jornada pertama yaitu melawan sociedad dimana Barca unggul 3-0 dan Ia mencetak 2 gol.

Dibawah arahan Van Gaal, Rivaldo banyak bermain di posisi second striker dalam pola 4-3-3 yang berkembang menjadi 4-2-1-3 dimana dalam lini tengah menggunakan 2 pemain berkarakter bertahan (satu DM murni, satu lebih memiliki insting menyerang) dan satu menjadi second striker serta memiliki 2 pemain sayap yang cepat.

Dimusim ini striker utama Barca adalah Sonny Andreson sementara Rivaldo berada sedikit di belakangnya, kedua duet ini diapit Luis Enrique dan Luis Figo.

Pada musim keduanya 1998-99, Rivaldo kembali mengantar Barca juara La Liga, secara keseleruhan ia terlibat dalam 48 partai dengan menghasilkan 29 gol.

Di musim ini ia berduet dengan Kluivert di lini depan Barca dimana ia masih bermain sedikit kedalam seperti musim sebelumnya, pengapit masih sama yaitu Luis Enrique dan Luis Figo, sementara kontrol lini tengah ada di duet Guardiola dan Cocu.

Dua musim pertama ini bisa dibilang Rivaldo sukses besar, ia berhasil memberikan 4 tropi bagi barca, ia juga dua kali menjadi runner up el pichichi, Musim pertama di bawah Christian Vieri lalu di musim kedua ia kalah oleh Raul Gonzales.

3. Masa Sulit di Barcelona

Memasuki musim ketiganya yaitu 1999-2000 atau tepatnya satu abad usia FC Barcelona (Centenary) Barca mulai mengalami penurunan permainan, pola permainan Van Gaal mulai mudah dibaca lawan dan bahkan sempat terjadi konflik dimana Rivaldo menolak di tempatkan sebagai penyerang sayap kiri oleh Van Gaal.

Musim ini, Barca gagal mendapatkan trofi satupun yang berujung selesainya masa bakti Van Gaal di Barca. Di tengah kegagalan Barca mendapat tropi, sinar Rivaldo tidaklah redup, permainannya masih memikat, bahkan ia menyabet dua penghargaan bergengsi pertama tentu Ballon D’or 1999 dan yang kedua adalah top skor UCL 1999.

Salah satu partai terbaik di musim ini adalah saat leg kedua perempat final UCL dimana pada leg pertama Barca kalah 3-1 di kandang Chelsea namun di Leg 2 Barca unggul 5-1 setelah perpanjangan waktu.

Rivaldo mencetak 2 gol kala itu namun ia sempat gagal mengeksekusi penalti saat kedudukan 3-1 dimana seharusnya Barca bisa menang dalam waktu normal.

Musim keempatnya, Rivaldo berada dibawah Serra Ferrer dan Rexach di 7 partai terakhir. Di musim inilah Rivaldo mencatatkan rekor pribadinya dalam mencetak gol semusim. 36 gol ia buat dalam 53 pertandingan.

Di musim ini permainan Barca semakin menurun bahkan baru memastikan memperoleh tiket UCL di jornada terakhir saat berhasil menggeser Valencia setelah unggul 3-2 di camp nou melawan Valencia dalam laga yang sangat ketat.

Partai laga terakhir musim 2000-01 lawan Valencia ini juga menjadi penegas bahwa Rivaldo adalah seorang legenda Barca, ia mencetak hattrcik di partai ini dan berhasil membawa Barca masuk zona UCL, tidak cukup sampai disitu, gol terakhirnya pd menit 88 diciptakan dengan cara spektakuler.

Menerima umpan panjang dari Frank De Boer dengan dadanya di luar kotak penalti, tanpa menunggu bola jatuh ke tanah, ia langsung melakukan tendangan salto dan terciptalah gol kemenangan tersebut.

Hingga saat ini, gol tersebut masih menjadi gola terbaik Rivaldo salama berkarir di Barca bahkan termasuk dalam salah satu gol terbaik dalam sejarah klub.

Dimusim terakhirnya yaitu 2001-02, Rivaldo mulai mengalami penurunan permainan, hal ini tidak terlepas karena faktor cedera, ia hanya mencetak 14 gol dalam semusim yang merupakan pencapaian terendahnya. Di akhir musim ia memutuskan pindah ke Ac Milan secara gratis.

4. Kaki Kiri yang Mematikan

Selama di Barca, Rivaldo banyak bermain sebagai seorang second striker di belakang striker tunggal Barca (Sonny Anderson dan Patrick Kluivert), Rivaldo terkenal dengan kaki kiri-nya yang akurat serta memiliki keahlian dalam eksekusi bola mati baik tendangan bebas maupun tendangan penalti.

Passing dan kontrol bola Rivaldo juga sangat menakjubkan, gerakannya sangat cepat namun untuk kecepatan dalam membawa bola atau berlari ia tergolong standar alias bukan pemain yang mengandalkan kecepatan.

Rivaldo murni seorang pemain yang mengandalkan teknik bermain serta akurasi tendangan, banyak trik – trik indah khas pemain brazil yang ia peragakan selama di Barca, selain tentunya gol – gol indah.

Sebagai pemain ia terkenal tidak banyak bicara, ia lebih suka membuktikan kemampuannya diatas Lapangan.

5. Salah Satu Pemain Penting di Timnas Brasil

Rivaldo Vitor Borba Ferreira (Rivaldo) menjadi salah satu pemain yang berjasa besar. Hal itu saat Rivaldo mengantarkan Tim Nasional (Timnas) Brasil menjadi juara Piala Dunia 2002 yang berlangsung di Jepang dan Korea Selatan.

Bersama bintang Brasil lain pada masa itu seperti Ronaldinho, Roberto Carlos, Cafu, hingga Ronaldo Luis Nazario de Lima (Ronaldo), Rivaldo membawa Timnas Brasil melumat Jerman di partai final dengan skor 2-0. Nama terakhir memborong semua gol Selecao -julukan Timnas Brasil- ke gawang Jerman.

Rivaldo yang beroperasi dil lini sentral tim melakukan tugasnya dengan sangat baik. Pemain yang terkenal memiliki kecepatan dan kekuatan pada kaki kirinya itu menjadi pelayan yang baik untuk Ronaldo di lini depan.

Lini pertahanan Jerman yang rapih di dibuat kocar-kacir sejak babak pertama. Meski laga berakhir imbang tanpa gol di paruh pertama, namun Tim Samba jauh lebih menguasai permainan. Hingga pada akhirnya mereka menutup laga dengan kemenangan 2-0 lewat gol Ronaldo pada menit ke 67 dan 79.

“Salah satu hal terbaik dalam karier saya adalah ketika memiliki kesempatan untuk membela Timnas (Brasil). Itu akan selalu menjadi pengalaman luar biasa dalam perjalanan karier saya. Dan momen Piala Dunia (2002) akan tetap menjadi yang terbaik. Saya tampil dalam tujuh pertandingan dan membantu tim menjadi juara,” ujar mantan pemain Barcelona dan AC Milan itu.

“Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menunggu dan melihat bagaimana tim ini akan tampil. Masa lalu sudah menjadi sejarah. Pemain tampil sangat baik di 2002. Untuk saat ini kita lihat saja, tidak masuk akal jika melakukan perbandingan,” tambahnya.

Brasil yang kala itu menjadi juara dunia untuk kelima kalinya, memang dinilai sangat layak menjadi juara. Performa mereka dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya terus meningkat. Apalagi ketika tim bermain pada babak knock-out, skuad asuhan Luis Felipe Scolari ini bemain semakin padu.

Selalu update berita terbaru seputar 5 Fakta hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version