5 Klub Sepak Bola Paling Tua di Tanah Air

5 Klub Sepak Bola Paling Tua di Tanah Air

Fachrizal Wicaksono - September 10, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

3. Persis Solo (1923)

Pada tahun 1923, tiga tokoh dari dua klub besar di Kota Solo mendirikan sebuah perkumpulan sepak bola bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB). Tujuan dari Sastrosaksono dari klub Mars dan R. Ng. Reksodiprojo dan Soetarman dari klub Romeo adalah untuk menggeliatkan sepak bola di Solo.

Arah VVB yang ingin menjadikan sepak bola sebagai alat perjuangan bangsa Indonesia, turut mengubah nama VVB menjadi lebih Indonesia. Di bawah kepemimpinan Soemokartiko, VVB resmi berubah menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Solo (Persis) pada tahun 1928.

Persis Solo tumbuh sebagai perkumpulan yang kritis yang ikut mendirikan PSSI. Melaui wakil bond, Soekarno, Persis turut aktif dalam rapat pembentukan PSSI pada 1930.

Seusai mendirikan PSSI, Persis pun aktif mengikuti kompetisi. Bond kebanggan Solo itu terjebak perseteruan sengit di lapangan dengan VIJ Jacartra atau pada masa kini dikenal dengan nama Persija.

Tahun 1930-an merupakan eranya Persis dan VIJ. Saling mengalahkan dan bertemu dalam kesempatan uji coba, Persis dan VIJ seakan seperti Genoa dan Pro Vercelli yang pada era itu juga menjadi seteru di Liga Italia.

Tahun 1935 menjadi tahun perdana Persis Solo juara kompetisi PSSI. Sebelumnya, mereka selalu kalah bersaing dengan VIJ dan PSIM Yogyakarta. Gelar tersebut dipertahankan tahun 1936. Sempat hilang gelar pada tahun 1937 dan 1938, Persis seperti berlari dengan meraup semua gelar juara pada tahun 1939 hingga 1943.

Tahun 1948, Persis kembali juara kompetisi tertinggi di Indonesa yang kali ini dikelola oleh pemerintahan Jepang di bumi nusantara.

Sayangnya langkah Persis pada era sepak bola modern tidak menyenangkan. Bahkan Persis kini tertinggal jauh dengan rival-nya di masa lalu, yakni Persija. Laskar Samber Nyawa mengalami masa-masa sulit. Solo justru menjadi kota transit bagi klub Ibu kota yang kalah bersaing dengan Persija.

Tercatat tiga klub Ibu kota numpang beken di Solo, mulai dari Arseto, Pelita Jaya, hingga Persijatim Jakarta Timur. Ketiganya dinilai hanya ingin mencari keuntungan dari masyarakat sepak bola Solo.