Vivagoal – Berita Bola – Jika membicarakan sepakbola Jerman, tentu kita langsung mengacu kepada Bundesliga. Namun, hal-hal yang seru, menyenangkan, dan gila justru terjadi di kasta kedua mereka, yakni 2. Bundesliga. Bahkan, bisa dibilang mereka lah European Super League sesungguhnya.
Pada 2021, 12 tim terbesar di Eropa yaitu Arsenal FC, Chelsea FC, Liverpool FC, Manchester City, Manchester United, Tottenham Hotspur, Inter Milan, Juventus FC, AC Milan, Atletico Madrid, FC Barcelona, dan Real Madrid ingin membuat liga baru bernama European Super League.
Salah satu pencetusnya, yakni Presiden Los Blancos, Florentino Perez, menyatakan alasannya membuat European Super League. Ia merasa bahwa European Super League bisa meningkatkan pendapatan tim dan mempertontonkan liga yang sangat menarik karena diisi oleh tim-tim besar.
🏆 20 years ago today, we won our 7️⃣th Spanish Super Cup!
🆚 @RCD_Mallorca
🗓️ 27/08/2003 #RealFootball | #OTD pic.twitter.com/WKF8EEfvHk— Real Madrid C.F. 🇬🇧🇺🇸 (@realmadriden) August 27, 2023
Namun, konsep tersebut tentunya mendapatkan pertentantangan dari UEFA selaku badan tertinggi sepakbola Eropa. Tidak hanya itu, Jerman selaku salah satu negara dengan sepakbola terbaik juga menolak keras hal tersebut lantaran itu melanggar regulasi 50+1. Alhasil, European Super League tidak kunjung lahir.
Tetapi, terdapat satu liga yang mungkin pantas mendapat status sebagai Super League. Menariknya, liga tersebut tidak datang dari lima liga top Eropa seperti Liga Inggris, LaLiga, Serie A, Ligue 1, atau Bundesliga, melainkan kasta kedua.
Liga tersebut adalah 2. Bundesliga, anak kedua dari Bundesliga. Jika berbicara mengenai kasta kedua, tentu orang lebih sering dengar EFL Championship dibandingkan 2. Bundesliga. Namun, apa yang membuat 2. Bundesliga jauh lebih menarik dari liga-liga kasta kedua lainnya?
Baca Juga:
- Analisa Vigo: Saudi Pro League yang [Mungkin] Tak Cocok untuk Para Bintang Sepakbola
- Analisa Vigo: Sinar Lewandowski Memudar, Lini Depan Barcelona Bermasalah?
- What If: Alan Smith (Mungkin) Bersinar di Man United Jika Bukan Karena John Arne Riise
- Obrolan Vigo: Kiat Investasi Bagi Pesepakbola Nasional Ala Markus Harris Maulana
Memang, saat ini Bayern Munich menjadi tim dengan perolehan gelar Bundesliga terbanyak yaitu 33 gelar. Namun, semua itu bisa kalah dengan jumlah gelar yang diraih oleh tim-tim di 2. Bundesliga saat ini.
Di musim 2023/24, 2. Bundesliga diisi oleh tim-tim besar seperti FC Schalke 04, Hamburg SV, Hannover 96, 1. FC Nurnberg, dan FC St. Pauli. Berdasarkan data dari Goal International, sebanyak 34 gelar sudah dikoleksi oleh delapan tim yang tampil di 2. Bundesliga 2023/24, dan yang terbanyak adalah FC Nurnberg dengan sembilan gelar (kedua setelah Bayern Munich).
Tidak hanya itu, mereka juga memiliki basis suporter yang sangat gila, dan itu tidak lepas dari peran regulasi 50+1 yang diberlakukan oleh Deutsche Fussball Liga (DFL). Dilansir dari Transfermarkt, Hamburg SV memiliki total member sebanyak 90 ribu (per 1 Oktober 2022), tiga kali lipat lebih besar daripada Bayer Leverkusen yang hanya punya 30 ribu (per 7 Oktober 2022).
Fanatisme para suporternya yang juga tergabung dalam member tersebut adalah kunci mengapa 2. Bundesliga sangat mengerikan. Dilansir dari DW, pada musim 2018/19, 2. Bundesliga menjadi liga dengan jumlah penonton terbanyak keempat di Eropa dengan rata-rata 24,500 orang per laganya.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Ligue 1 yaitu 22,800. Mereka hanya kalah tipis dari Serie A (25 ribu) dan LaLiga (27,100).
Tidak hanya itu, pada Oktober 2019, lebih dari 30 ribu SG Dynamo Dresden datang ke markas Hertha Berlin, Olympiastadion, untuk mendukung timnya di DFB-Pokal. Jumlah itu hampir setengah dari kapastitas yang tersedia yaitu 74 ribu.
Goosebumps… 😍🔷#nurderHSV pic.twitter.com/oRMAER3qcd
— HSV English (@HSV_English) August 26, 2023
Selain itu, 2. Bundesliga juga menyajikan derbi-derbi unik yang penuh akan tensi. The Fear Derby antara St. Pauli melawan Hansa Rostock adalah derbi yang paling ‘gila’ di Jerman karena penuh akan kebencian.
Pasalnya, tidak hanya perihal hasil, kedua belah suporter saling benci satu sama lain dikarenakan pandangan politik. Suporter St. Pauli terkenal dengan politik anti-nazi dan anti-rasisme, sedangkan Hansa Rostock berbanding terbalik dengan mereka.
Selain itu, ada derbi Hamburg antara Hamburg SV dan St. Pauli. Lalu, ada Hannover 96 dan Eintracht Braunschweig yang dikenal sebagai Lower Saxony Derby, dan masih banyak lagi derbi.
Baca Juga:
- 5 Fakta Menarik Debutan Premier League, Luton Town
- 5 Fakta Penjualan Termahal Benfica
- 5 Pemain dengan Gaji Termahal LaLiga
- 5 Fakta Wonderkid Tersukses Football Manager
Klub-klub di kasta kedua ini juga dijalankan dengan manajemen yang baik, dan itu tidak lepas dari peran regulasi 50+1. Hal tersebut berbeda dari EFL Championship yang di mana beberapa timnya hancur akibat manajemen yang buruk.
Tentu saja, pertandingannya juga berjalan dengan menarik. Menurut statistik dari Footy Stats, rata-rata gol yang terjadi di 2. Bundesliga musim 2022/23 adalah sebesar 2,94 gol per laga. Angka tersebut lebih tinggi daripada Serie A yang hanya menyentuh 2,57 gol per laga.
Statistik di atas tentu menjadi salah satu jawaban mengapa 2. Bundesliga adalah European Super League sesungguhnya. Mereka menyajikan pertandingan yang menarik, kehadiran suporter yang masif, derbi yang penuh akan kebencian, koreografi, dan hasil yang mengejutkan, serta berpacu pada inti sepakbola yaitu kebahagiaan suporter.
Jika membandingkan dengan LaLiga atau Liga Inggris, tentu 2. Bundesliga kalah jauh dalam hal popularitas secara internasional. Namun, 2. Bundesliga memberikan opsi yang lain yaitu sepakbola yang sesungguhnya.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com