Analisa Vigo: Cagliari Calcio, Cinta Pertama Claudio Ranieri Sebagai Pelatih
Vivagoal – Serie A – Claudio Ranieri kembali melahirkan magis di dunia sepakbola, dan kali ini terjadi kepada Cagliari Calcio. Setelah menjabat sebagai pelatih per Desember 2022, ia langsung memberikan tiket promosi ke Serie A 2023/24 kepada klub tercinta usai mengalahkan S.S.C. Bari di babak play-off Serie B dengan agregat skor 2-1.
Hampir semua liga top Eropa sudah mengakhiri musim 2022/23. Namun, tidak dengan Serie B lantaran mereka harus melakukan babak play-off terlebih dahulu untuk menentukan siapa tim ketiga yang akan promosi ke Serie A 2023/24.
Seperti kasta kedua Inggris yaitu Championship, play-off Serie B juga mempertandingkan keempat tim yang berada di peringkat ke-3, 4, 5, dan 6. Keempat tim yang tampil di babak play-off Serie B musim 2022/23 adalah S.S.C. Bari, Parma Calcio, F.C. Sudtirol, dan Cagliari Calcio.
Eccola, l’ultima battaglia ⚔️#BariCagliari pic.twitter.com/SzTlrUAopu
— Cagliari Calcio (@CagliariCalcio) June 11, 2023
Keempat tim ini akan bertanding untuk memperebutkan satu tiket promosi yang tersisa. Sebelumnya, terdapat dua tim yang sudah memastikan diri berlaga di Serie A musim 2023/24 yaitu Frosinone Calcio dan Genoa C.F.C.
Meskipun sekadar play-off, namun pertandingan antara keempat tim tersebut sangat seru untuk disaksikan. Sampai akhirnya Cagliari Calcio yang sukses memastikan diri untuk tampil di Serie A musim depan.
Sejatinya, Cagliari menjalani Serie B 2022/23 dengan sangat buruk. Dari 19 pertandingan pertamanya, Rossoblu di bawah naungan Fabio Liverani hanya mampu meraih lima kemenangan saja, sisanya berakhir dengan enam kekalahan dan tujuh kali imbang.
Atas prestasi yang kurang memuaskan tersebut, manajemen Cagliari memutuskan untuk memulangkan pelatih yang pernah berjasa membawa Rossoblu naik ke Serie A pada musim 1990/91, yakni Claudio Ranieri.
Sebelum melatih Cagliari, Ranieri merupakan pelatih dari Watford FC. Hanya bertahan tiga bulan, terhitung sejak Oktober 2021 hingga Januari 2022, The Hornets memutuskan untuk memecat Ranieri lantaran rentetan hasil buruk yang ia terima (dua kemenangan, satu imbang, dan 11 kekalahan).
Setelah itu, ia memutuskan untuk break sejenak dari dunia kepelatihan. Sampai akhirnya pada Desember 2022, Cagliari meminta Ranieri untuk pulang ke Sardegna Arena.
Baca Juga:
- Analisa Vigo: Semua Orang di Manchester City Penting, Termasuk Scott Carson dan Kitman
- Analisa Vigo: Surat Kylian Mbappe Buat PSG Pusing dan Real Madrid Bahagia
- Analisa Vigo: Barcelona Sudah Rela Melepas Ansu Fati?
- Analisa Vigo: Perlukah Bayern Munich Mengeluarkan 100 Juta Euro Untuk Declan Rice?
Benar saja, Ranieri menciptakan keajaiban di Cagliari. Memulai dari posisi ke-14, Ranieri membawa Cagliari naik ke peringkat ke-5 klasemen akhir, dan memastikan diri untuk berlaga di play-off Serie B.
Lawan pertama yang akan mereka hadapi adalah Parma, di mana Cagliari sukses menang dengan agregat skor 3-2. Di partai final, mereka berhadapan dengan Bari yang sukses melangkah ke final dengan agregat skor 1-1. Hal tersebut karena Bari memiliki peringkat yang lebih tinggi daripada Sudtirol.
Berbeda dari play-off Championship, play-off Serie B ini dilaksanakan dalam dua partai dengan sistem home-away. Di partai pertama yang dilaksanakan di Sardegna Arena, Jumat (9/6), skor berakhir dengan 1-1, dan itu membuat tim tamu lebih diunggulkan di leg kedua, Senin (12/6) dini hari WIB, di Stadio San Nicola, karena mereka tampil sebagai tuan rumah.
Di leg kedua, Cagliari yang berposisi sebagai tim tamu harus tampil di depan hadapan suporter Bari. Akan tetapi, Cagliari tidak takut, bahkan mendominasi jalannya pertandingan dengan persentase penguasaan bola sebesar 56 persen berbanding 44 persen.
Akan tetapi, hingga 90 menit pertandingan berjalan, tidak ada satupun gol yang tercipta di laga ini. Sampai akhirnya di menit ke-90+4, Leonardo Pavoletti sukses memaksimalkan dengan baik umpan dari Gabriele Zappa dan itu menjadi kunci bagi Cagliari untuk naik ke Serie A 2023/24.
Tentu saja, Ranieri selaku pelatih tak kuasa menahan tangisnya usai wasit pemimpin jalannya pertandingan membunyikan peluit tanda berakhirnya laga. Bagaimana tidak, ia sangat cinta dengan Cagliari dan Rossoblu menjadi tim pertamanya sebagai pelatih.
“Cagliari berarti segalanya untuk saya. 33 tahun yang lalu, saya menjadi pelatih di sini dan klub ini memperbolehkan sayan untuk berpergian ke Eropa, saya akan selalu berterima kasih kepada daerah ini dan orang-orangnya,” ucap Ranieri yang dilansir dari The Guardian.
Prestasi ini seakan membawa Ranieri melintasi waktu kembali ke awal di mana ia melatih Cagliari di musim 1989/90 dan 1990/91. Bagaimana tidak, ia menjadi pelatih yang berjasa membawa Cagliari naik ke Serie A dari Serie C, dan itu menjadi tugas pertamanya sebagai pelatih di sebuah tim sepakbola.
“Saya akan selalu berterima kasih kepada mereka yang membawa saya kembali ke Sardinia, dan saya ingin memikirkan para penggemar kami, semua yang telah mendukung kami hingga akhir dalam beberapa pekan terakhir. Memberikan kegembiraan kepada kelompok pendukung yang begitu bersemangat membuat saya sangat bangga,” tambah Ranieri.
Meskipun terkesan tidak mewah, namun bagi Ranieri ini adalah sebuah prestasi yang akan selalu ia ingat. Ia bisa mengantarkan kembali Cagliari ke Serie A setelah terakhir kali 30 tahun yang lalu.
Cagliari tidak hanya sekadar klub, melainkan rumah dan juga bukti cinta Claudio Ranieri. Semoga saja Ranieri akan tetap menjadi pelatih Cagliari, dan tidak menutup kemungkinan menciptakan keajaiban lagi di Serie A 2023/24 seperti yang ia berikan kepada Leicester City musim 2015/16.
Selalu update berita bola terbaru seputar Serie A hanya di Vivagoal.com