Analisa Vigo: Kanjuruhan yang Menangis Akibat Ketidakadilan yang Tak Kunjung Muncul

Analisa Vigo: Kanjuruhan yang Menangis Akibat Ketidakadilan yang Tak Kunjung Muncul

Muhammad Ilham - October 2, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Pasca kejadian tersebut, ada inisisi dari pihak Aremania untuk meminta keadilan kepada Arema. Sayangnya, tragedi Kanjuruhan sepertinya berdampak besar terhadap perpecahan yang terjadi di kubu pecinta Singo Edan itu sendiri.

Ada yang membela Arema, ada juga yang menolak kehadiran mereka. Seakan-akan perpecahan ini membuat keadilan Kanjuruhan semakin sulit untuk diwujudkan.

Keadaan semakin diperkeruh dengan minimnya sanksi yang didapatkan oleh lima dari enam tersangka yang ditetapkan oleh Kepolisian Republik Indonesia melalui Polda Jatim (berdasarkan rilisΒ Komnas HAM). Mengejutkannya, Direktur Utama (Dirut) PT. Liga Indonesia Baru (LIB) sebelum Ferry Paulus, Ahmad Hadian Lukita, sampai detik ini belum ditangkap lantaran adanya perbedaan pendapat antara pihak kejaksaan dan kepolisian.

Lalu, Kanjuruhan yang seharusnya menjadi olah TKP bagi Kepolisian malah direnovasi. Menurut Dyan Berdinandri selaku koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA) yang dilansir Jawa Pos, renovasi Kanjuruhan seakan-akan menghilangkan barang bukti kejadian.

“Yang pertama karena Kanjuruhan belum dijadikan tempat olah TKP, sedangkan sidang sudah keluar vonis. Ada keinginan menghilangkan barang bukti,” ucap Dyan.


Baca Juga:


Beberapa kejadian di atas tentunya tidak mencakup semua hal yang terjadi perihal polemik tragedi Kanjuruhan. Meskipun menyayat hati, beberapa Aremania dan keluarga korban yang ingin keadilan ditegakkan masih berjuang hingga detik ini.

Menurut akun TwitterΒ @tribunmelawan, ribuan Aremania dan keluarga korban hadir dalam aksi doa bersama di Kanjuruhan, Minggu (1/10) kemarin. Terlihat kekecewaan dan kesedihan bersamaan dengan isak tangis keluarga korban.

Analisa Vigo: Kanjuruhan yang Menangis Akibat Ketidakadilan yang Tak Kunjung Muncul
Sumber: Twitter @tribunmelawan

Sebelumnya, ada Miftahudin Ramli yang akrab dipanggil pak Midun, melakukan aksi nekat dengan bersepeda dari Malang hingga Jakarta. Ia tidak ingin menemui Erick Thohir selaku Ketua Umum (Ketum) PSSI, Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia, atau Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pendidikan dan Keolahragaan (Menpora). Ia hanya ingin menjaga ingatan masyarakat Indonesia jika tragedi Kanjuruhan masih harus diperjuangkan.

Sayangnya, usaha-usaha yang dilakukan oleh Aremania dan keluarga korban tidak dibarengi dengan apa yang harusnya mereka dapatkan. Kanjuruhan tetap direnovasi, tersangka sudah divonis, Arema masih bermain, dan sepakbola masih berjalan.

Satu tahun para Aremania dan keluarga meminta keadilan. Satu tahun mereka berjuang untuk meraih itu. Satu tahun juga Kanjuruhan menangis. Namun, sepertinya butuh lebih dari satu, dua, atau tiga tahun untuk mendapatkan keadilan.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com