Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Konflik Israel-Palestina yang Hadir di Derbi Celtic vs Rangers

Analisa Vigo: Celtic adalah Palestina dan Rangers adalah Israel

Sumber: The Conversation

VivagoalBerita Bola – Konflik antara dua negara Timur Tengah yaitu Israel dan Palestina sudah sejak lama tidak kunjung mereda. Pertarungan antardua negara tersebut juga berpengaruh kepada dua raksasa Skotlandia, yakni Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers.

Banyak sekali derbi sepakbola yang terjadi di dunia mulai dari El-Clasico antara FC Barcelona vs Real Madrid, North-West Derby antara Manchester United vs Liverpool, Superclasico antara Boca Juniors dan River Plate, dan masih banyak lagi. Namun, terdapat satu derbi yang benar-benar mengakar di seluruh sektor masyarakat, yakni Old Firm Derby antara Celtic dengan Rangers.

Rivalitas antarkedua tim tersukses di Scottish Premier League tersebut sudah terjadi berabad-abad silam. Menariknya, rivalitas Celtic dan Rangers justru tidak lahir dari sepakbola, melainkan agama antara Katolik dan Protestan di kota Glasgow.

Glasgow sendiri awalnya sebuah kota yang identik dengan penganut Protestan. Namun, kedatangan para imigran membuah etnis Katolik semakin membesar di kota Glasgow, sehingga perselisihan antarkedua agama ini mempengaruhi sektor lainnya seperti perekonomian dan pendidikan.

Dengan mayoritas Protestan, lahirlah Glasgow Rangers pada 1873. Namun, seiring berjalannya waktu, 15 tahun setelah Rangers berdiri, munculah pesaing abadi mereka, Glasgow Celtic, yang didirikan dari dukungan masyarakat penganut Katolik.


Baca Juga:


Perbedaan yang kental dengan derbi antara Celtic dan Rangers muncul dalam hal politik. Dilansir dari Tirto, para pendukung Rangers kebanyakan menganut nasionalisme Ulster yaitu konservatif dan mendukung Britania Raya, sedangkan para pendukung Celtic mayoritas sosialisme dan menolak bergabung ke Britania Raya atau Inggris.

Pertarungan antarkedua belah tim ini semakin memanas di level suporter. Pendukung kedua belah klub tak segan untuk melempar nyanyian yang merendahkan satu sama lain. Pendukung Celtic secara rutin menyanyikan dan mengibarkan bendera yang mendukung Republik Irlandia atau Tentara Republik Irlandia (IRA) yang seringkali disebut teroris.

Sumber: BBC

Sedangkan, para fans Rangers juga tidak mau kalah. Mereka menyanyikan lagu yang mengejek-ejek identitas Katolik pendukung Celtic dengan sebuah nyanyian berjudul ‘F*** the Pope”, merujuk kepada pimpinan umat Katolik dunia, Paus.

Hingga kini, tensi rivalitas antarkedua tim masih sangat tinggi. Namun, terdapat satu hal yang menarik dari Old Firm Derby yaitu melebarnya skala masalah ke level internasional, konflik Israel dan Palestina.

Pendukung Celtic yang mayoritas Katolik memiliki pandangan menarik tentang kebebasan. Mereka merasa kebabasan itu adalah hak semua orang, dan oleh karena itu mereka sangat mendukung kemerdekaan Palestina. Sedangkan, pendukung Rangers lebih condong memberikan dukungannya kepada Israel.

Namun, menurut New Arab, identitas itu tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, kelompok suporter Celtic yang kencang menyuarakan pendapatnya mengenai dukungannya untuk Palestina adalah Green Brigade. Sedangkan, Rangers dengan Union Bears terang-terangan dukung Israel.

Hal tersebut terlihat pada Scottish Premier League musim 2022/23. Pertemuan pertama antara Celtic dan Rangers yang dilaksanakan di Ibrox Stadium, 3 September 2022, memang dimenangi The Bhoys dengan skor tipis 1-0 lewat gol semata wayang Kyogo Furuhashi di menit ke-45+2.

Selain tensi yang tinggi di lapangan, stand antarkedua belah suporter juga tidak kalah panasnya. Banyak fans Rangers yang mengibarkan bendera Israel, sedangkan sektor tanda yang diisi pendukung Celtic mengibarkan bendera Palestina.


Baca Juga:


Tentunya, hal tersebut tidak lepas dari ideologi mereka yang berbeda. Celtic menjadi klub yang sangat mendukung kehadiran imigran dan kebebasan berpendapat, mirip seperti tim paling terkenal di kasta kedua Jerman, FC St. Pauli.

Namun, Celtic jauh lebih ‘nyaring’ daripada Rangers dalam urusan dukungannya terhadap konflik Israel-Palesina. Pada 2022, Green Brigade berhasil mengumpulkan uang hampir 60 ribu poundsterling dan tujuh mobil berisikan makanan yang dibagi-bagikan kepada imigran Palestina yang ada di Skotlandia.

Sumber: Times of Israel

Bahkan, mereka pernah disanksi oleh UEFA sebagai otoritas tertinggi sepakbola Eropa akibat membentangkan bendera Palestina di laga play-off Liga Champions 2015/16. Saat itu, Green Brigade membentangkan bendera Palestina di hadapan para pemain Hapoel Beer Shiva, salah satu klub Israel.

Old Firm Derby yang dibumbui konflik Israel dan Palestina memang sangat menarik untuk disaksikan. Namun, hal ini semakin menjauh dari makna sepakbola yang bisa menjadi alat persatuan umat manusia karena football is for everybody, not only a few people.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version