Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Liverpool Era Klopp Bisa Menangkan Apapun Dengan Anak TK dan Virgil van Dijk

Analisa Vigo: Liverpool Era Klopp Bisa Menangkan Apapun Dengan Anak TK dan Virgil van Dijk

Sumber: Twitter @LFC

VivagoalBerita BolaLiverpool FC berhasil menjadi juara Carabao Cup usai mengalahkan Chelsea FC di partai final. Keberhasilan tersebut menjadi bukti bahwa Jurgen Klopp bisa memenangkan apapun hanya bermodalkan anak-anak TK dan Virgil van Dijk.

Musim ini menjadi yang terakhir bagi Jurgen Klopp sebagai pelatih Liverpool. Secara resmi, Klopp memutuskan untuk menyudahi perjalannya bersama The Reds di akhir musim nanti.

Tentunya berita ini mengejutkan banyak pihak, terutama para fans Liverpool. Tapi, itu keputusan bulat Klopp dan siapapun, termasuk manajemen, tidak boleh mengganggu gugat. Hanya satu yang bisa mereka lakukan: Meraih gelar sebanyak-banyaknya.

Tidak butuh waktu lama bagi Liverpool menghadiahi pelatih tercinta sebuah gelar. Pada Minggu (25/2) yang lalu, The Reds berhasil menjuarai Carabao Cup usai mengalahkan Chelsea di partai final dengan skor tipis 1-0 berkat gol semata wayang Virgil van Dijk di menit ke-118.


Baca Juga:


Secara kedalaman skuad, Chelsea sejatinya diunggulkan karena Liverpool tidak diperkuat oleh beberapa pilar utamanya. Terdapat 12 pemain Liverpool yang cedera, dan angka tersebut bertambah saat Ryan Gravenberch harus ditarik keluar di partai final di menit ke-28 dan digantikan Joe Gomez.

Sumber: Twitter @LFC

Memang, Chelsea juga tidak baik-baik saja, di mana sembilan pemain mereka cedera. Tapi, secara kedalaman, The Blues jauh lebih baik.

Menariknya, Klopp mampu menunjukkan jika mereka bisa memenangi laga apapun, walaupun hanya bermodalkan anak-anak TK. Anak-anak TK yang dimaksud di sini adalah pemain-pemain muda mereka seperti Conor Bradley, Bobby Clark, James McConnell, Jayden Danns, Jarell Quansah, dan Harvey Elliot.

Klopp memulai laga dengan tiga pemain di bawah umur 21 tahun yaitu Harvey Elliot, Conor Bradley, dan Ryan Gravenberch. Tapi, dirinya mengombinasikannya dengan tiga pemain di atas 29 tahun seperti Andy Robertson, Virgil van Dijk, dan Wataru Endo.

Kurangnya pengalaman jadi hal yang terlihat jelas di babak pertama. Bukannya menurunkan pemain-pemain berpengalaman, Klopp justru menurunkan pemain yang jauh lebih muda lagi yaitu Bobby Clark, James McConnell, Jayden Danns, dan Jarell Quansah.

Dilansir The Analyst, Clark mampu memenangi enam penguasaan bola, satu tingkat di bawah Andy Robertson (tujuh). Selain itu, hanya empat pemain yang meraih lebih dari 20 umpan dengan persentase tinggi daripada McConnell (34 dari 39 umpan dengan 87,2% kesuksesan). Lalu, Danns menjadi pemain tersubur di babak kedua dengan dua tembakan tepat sasaran.

Sumber: Twitter @LFC

Kehebatan mereka tentu disempurnakan dengan kehebatan Virgil van Dijk sebagai kapten dan jenderal Liverpool. Kepemimpinannya di atas lapangan berhasil menciptakan skuad yang solid di seluruh lini.

Berbeda dengan Chelsea yang tampil tanpa kehadiran kapten mereka, Reece James, yang masih dilanda cedera. Ben Chilwell yang menjadi penggantinya tidak sebanding dengan van Dijk.


Baca Juga:


Selain kepemimpinan, van Dijk juga mencetak gol penentu kemenangan. Lalu, ia berhasil menciptakan 92 dari 101 umpan sukses di pertandingan itu, memenangi penguasaan bola enam kali, dan kehilangan penguasaan bola hanya 10 kali.

Di sisi lain, Chilwell hanya mampu meraih 29 dan 42 umpan sukses di laga itu. Memenangi penguasaan bola lima kali, dan kehilangan penguasaan bola sebanyak 23 kali, dua kali lipat lebih dari van Dijk.

Memang, banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasil Liverpool mengalahkan Chelsea seperti solidnya performa Wataru Endo dan kehebatan Caoimhin Kelleher di mistar gawang. Tapi, Klopp sukses menunjukkan jika Liverpool adalah tim yang kuat di semua lini, baik skuad utama maupun pengganti, dan ia hanya butuh anak-anak TK serta seorang guru, van Dijk, untuk menghajar Chelsea.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version