Obrolan Vigo: Sepakbola yang [Sudah] Tak Memiliki Waktu untuk Menunggu Proses

Obrolan Vigo: Sepakbola yang [Sudah] Tak Memiliki Waktu untuk Menunggu Proses

Heri Susanto - February 22, 2024
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita BolaSepakbola saat ini berjalan ke arah yang dinamis dan instan. Industri ini tak lagi memerlukan waktu untuk berproses.  Hasil akhir lebih dan catatan bergengsi lebih diutamakan dan hal tersebut harus dilakukan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Dalam wawancara terbarunya bersama L’Equipe Januari lalu, mantan juru taktik Marseille, Jorge Sampaoli sempat jengah dengan sepakbola modern yang lebih mementingkan hasil dibanding proses. Ia merasa hal tersebut membuat banyak manajer tak bisa bergerak bebas dalam menentukan tim yang hendak dibangunnya atau manajer-manajer lain.

“Saya tak melihat harmoni dalm sepakbola saat ini. Saya melihat banyak kepentingan individu. Saya melihat banyak orang yang terjebak dalam histeria dibandingkan harmoni. Sebagai pelatih, kami harus memerangi hal ini,” ucap Sampaoli. “Posisi dari pelatih seakan tereduksi. Saya tak bisa menerima itu dan kami harus melawannya. Saya tak senang dengan sepakbola seperti itu. namun saya tetap ingin melatih,” tambahnya.

Apa yang diungkapkan Sampaoli sejatinya merupakan keresahan banyak pihak. Namun tak bisa dipungkiri jika sirkulasi sepakbola memang berjalan sedemikian cepat dan ada aspek bisnis yang dipertaruhkan di sana. Hasil akan menentukan posisi klub dan kemana sang pelatih akan bermuara. Hal ini sudah terjadi sejak lama.


Baca Juga:


David Moyes, sosok yang pernah ditunjuk langsung Sir Alex Ferguson kala dirinya pensiun sebagai pelatih. Dallam karirnya, Setan Merah mengalami turbulensi hebat dari sisi performa. Ia hanya bertahan beberapa bulan dan saham klub kala itu disebut anjlok hingga 11 persen lantaran inkonsistensi performa yang ditunjukannya.

Namun pada April 2014, kala United mendepak Moyes, Dialy Mail menyebut saham United justru melonjak. Di periode tersebut, Setan Merah memiliki saham per lembar di angka 17,72 dollar per lembar saham. Pasca didepaknya the Chosen One, saham United melonjak menjadi 18,6 dollar per lembar.  Hal ini bisa dimaklumi lantaran Setan Merah bukan lagi menjadi entitas sepakbola karena mereka sudah menjadi salah satu merek dagang yang lumayan besar.

Selain United, berbagai hal juga pernah terjadi di dunia sepakbola yang mana hasil buruk dan inkonsistensi performa akan menandai akhir dari karir seorang manajer. Jose Mourinho dalam beberapa tahun terakhir mengalami pemecatan yang kurang mengenakan. Di Tottenham, ia dipecat seminggu sebelum final melawan Manchester City, April 2021.

Obrolan Vigo: Sepakbola yang [Sudah] Tak Memiliki Waktu untuk Menunggu Proses
Sumber: CNN
Hal serupa juga terjadi di Roma ketika ia memasuki musim ketiganya. Mou, yang sempat hantarkan tim mendulang gelar kontinental di musim perdana, melaju hingga final Europa League pada musim kedua harus menerima pukulan telak berupa pemecatan lain karena tim terseok di papan tengah Serie A. Hal ini mau tak mau merubah statusnya dari the Special One menjadi the Sacked One.

Chelsea di bawah Todd Boehly juga lumayan ugal-ugalan dalam hal mendepak pelatih. Di bawah komandonya dalam payung BlueCo, the Blues banyak mendatangkan nama baru guna sesakan ruang ganti. Thomas Tuchel dipecat di era awalnya lantaran dianggap gagal menukangi tim. Graham Potter yang menggantikannya juga didepak tak lama berselang.


Baca Juga:


Estafet kepelatihan berganti dari Frank Lampard hingga Mauricio Pochettino. Untuk kasus Chelsea, mereka memang tengah dilanda problema dalam beberapa waktu belakangan mulai dari chemistry tim yang belum terbangun sempurna lantaran masuknya banyak nama dan berbagai masalah cedera. Poch yang memegang kendali pun terkena imbasnya.

Terbaru, legenda Chelsea, Frank Leboeuf merasa jika apa yang terjadi di Chelsea merupakan masalah yang tengah coba dibenahi. Ia taky akin sosok seperti Pep Guardiola pun bisa mengatasi problema yang terjadi pada mantan timnya.

“Anda mungkin bisa melihat sedikit Cahaya ketika tim bersua Aston Villa dan Manchester City. Namun semua tentang konsistensi. Kita bisa lihat Poch bekerja dengan para pemain dengan kepercayaan di tim yang dibangunnya. Namun hal ini bakal berjalan lama,”

Soal cedera juga bakal menentukan hasil akhir dari pelatih yang menukangi klub. Bayern Munich baru-baru ini mengambil langkah tegas bakal berpisah dengan Thomas Tuchel meski adanya masalah cedera dalam tim. Die Roten dianggap kurang berprestasi di bawah arahannya. Mereka tertinggal 8 angka dari Leverkusen di puncak klasemen Bundesliga dan sudah tiga kali kalah beruntun dalam dua pekan terahir.

Pada akhirnya, berbagai faktor di atas membuat sepakbola tak memiliki proses. Contoh-contoh valid mulai dari inkonsistensi hasil, reputasi tim yang menurun setelahnya, pemain cedera hingga investasi yang terburu-buru bisa berdampak pada manajer yang mereka miliki.

Kembali ke keresahan Sampaoli di atas, sepakbola memang sudah tak lagi menjadi sebuah hal yang menyenangkan. Sulitnya pelatih berproses, entah apapun timnya mulai dari Chelsea, Marseille hingga Ajax, Jose Mourinho hingga Wayne Rooney atau Steven Gerrard bisa terkena imbasnya.

Selama pemilik modal berkuasa dan hasil dirasa tak sesuai selera, lingaran setan dalam hal ini pemecatan pelatih merupakan sesuatu yang jamak terjadi dan kesabaran, pada akhirnya bisa menjadi kunci yang mau tak mau harus dimiliki.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com