Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Newcastle United dan Perjalanan Mimpi Tiada Henti

Analisa Vigo: Newcastle United dan Perjalanan Mimpi Tiada Henti

Sumber: Twitter @NUFC

VivagoalBerita BolaNewcastle United kembali berlaga di Liga Champions 2023/24 setelah 20 tahun absen dari pentas tertinggi sepakbola Eropa ini. Prestasi ini seakan-akan seperti mimpi bagi para Geordies yang lebih sering tersakiti daripada bahagia.

Terdapat banyak sekali momen kebahagiaan yang dirasakan oleh para pendukung Newcastle dalam dua musim terakhir ini. Bagaimana tidak, berulang kali mereka merasakan penderitaan, terutama saat di bawah kepemilikan Mike Ashley.

Namun, setelah Public Investment of Fund Saudi Arabia (PIF) datang untuk mengambil alih klub pada Oktober 2021, semuanya terasa seperti mimpi. Mereka melakukan banyak sekali perombakan dalam klub mulai dari pelatih, pemain, hingga fasilitas.

Newcastle berhasil menduduki peringkat keempat klasemen akhir Liga Inggris 2022/23, posisi terbaik dalam 20 tahun terakhir. Tidak hanya itu, mereka juga kembali ke kancah tertinggi sepakbola Eropa, Liga Champions, setelah terakhir kali tampil pada musim 2002/03.

Tentunya rentetan hasil buruk dan kabar menggembirakan ini masih terasa asing bagi pendukung Newcastle pasca era Alan Shearer dan Sir Bobby Robson. Hal tersebut karena setelah kepergian sang legenda, The Magpies merosot jatuh ke lubang terdalam dan menjadi bahan olok-olok tim lain.

Pada musim 2008/09 menjadi titik awal kehancuran Newcastle. Saat itu, The Magpies dilatih oleh legendanya, Alan Shearer. Berharap bisa meningkatkan performa mereka setelah beberapa musim terakhir tampil naik-turun, Shearer justru mengantarkan mereka ke degradasi.

Beruntung, Newcastle hanya bertahan satu musim saja di EFL Championship 2009/10 setelah Chris Hughton mampu mengantarkan mereka menjadi juara. Sayangnya, Mike Ashley selaku pemilik menggantikannya dengan Alan Pardew.


Baca Juga:


Di musim perdananya, Alan Pardew hanya mampu mengantarkan Newcastle duduk di peringkat ke-12 klasemen akhir Liga Inggris 2010/11. Namun, berkat pembelian di musim panas, di mana mereka mendatangkan Papiss Cisse, Demba Ba, Yohan Cabaye, dan Davide Santon, The Magpies tampil impresif dan berakhir di peringkat kelima Liga Inggris 2011/12.

Itu juga membuat mereka tampil pertama kalinya di pentas Eropa usai absen selama 10 tahun lamanya. Performa mereka di Liga Eropa 2012/13 tidak terlalu buruk, di mana Newcastle terhenti di perempat final dari S.L. Benfica.

Sayangnya, performa mereka di Liga Eropa jauh berbanding terbalik dengan Liga Inggris. Newcastle hanya mampu duduk di peringkat ke-16 klasemen akhir. Di musim selanjutnya, Alan Pardew tetap menjabat sebagai pelatih dan membawa The Magpies ke peringkat 10 Liga Inggris musim 2013/14.

Setelah itu, Mike Ashley memecatnya dan menggantikannya dengan John Carver. Di bawahnya, Newcastle tampil semakin buruk, di mana mereka duduk di posisi ke-15 klasemen akhir Liga Inggris 2014/15.

Sumber: Chronicle Live

Selain John Carver, Steve McClaren selaku penggantinya juga bertanggung jawab dalam kegagalan Newcastle dalam bertahan di Liga Inggris musim 2015/16. Namun, saat itu harapan muncul dengan kedatangan mantan pelatih Liverpool FC yang memberikan gelar Liga Champions musim 2005, Rafael Benitez.

Bersama Rafael Benitez, Newcastle tampil mengesankan dan kembali ke Liga Inggris setelah satu musim bermain di EFL Champions 2016/17. Sayangnya, Rafael Benitez tidak diberikan dukungan oleh sang pemilik, Mike Ashley, dalam soal pembelian pemain, sehingga Newcastle hanya menjadi tim papan tengah di bawah asuhannya.

Keadaan semakin kacau ketika Mike Ashley secara mengejutkan memecat Rafael Benitez dari kursi kepelatihan dan digantikan oleh Steve Bruce. Di bawah asuhannya, Newcastle menjadi tim yang paling tidak mengenakkan untuk dilihat dari segi permainan.

Terparahnya, Newcastle baru mengoleksi tujuh poin dari 13 pertandingan awal mereka di Liga Inggris 2021/22. Setelah melihat performa itu, harapan Geordies (pendukung Newcastle) pun perlahan memudar.

Namun, keajaiban muncul pada Oktober 2021 saat PIF muncul. Mereka melakukan ‘bersih-bersih’, memecat Steve Bruce, dan menggantinya dengan Eddie Howe. Di bawah kendalinya, Newcastle menjadi tim yang menarik untuk dilihat.

Sumber: Twitter @NUFC

Lalu, dirinya juga didukung oleh sokongan dana Arab Saudi. Mereka berhasil merekrut Bruno Guimaraes, Chris Wood, Joe Willock, Dan Burn, hingga Kieran Tripper dengan total uang sebesar 130 juta euro.

Berkat transfer cerdik tersebut, Newcastle berhasil beranjak naik dari dasar klasemen hingga peringkat ke-11 klasemen akhir Liga Inggris 2021/22. Di musim selanjutnya, Newcastle kembali merekrut pemain-pemain yang dibutuhkan oleh Eddie Howe yaitu Alexander Isak, Anthony Gordon, Sven Botman, Matt Target, dan Nick Pope.


Baca Juga:


Kehadiran pilar-pilar ini seakan-akan mimpi bagi fans Newcastle. Pasalnya, The Magpies tampil sangat mengerikan, dengan pressing ketat, lini belakang yang solid, dan depan yang tajam.

Performa apik mereka melahirkan mimpi kedua lainnya bagi para fans Newcastle, yakni tiket Liga Champions. Mereka sukses duduk di peringkat keempat klasemen akhir Liga Inggris 2022/23 dengan 71 poin, hasil dari 19 kemenangan, 14 imbang, dan lima kekalahan.

Banyak yang beranggapan jika Newcastle akan menjadi one-season wonder saja. Namun, mereka menunjukkan hal yang sebaliknya.

Bertandang ke San Siro, markas AC Milan, Selasa (19/9) yang lalu, Newcastle sukses mencuri satu poin dengan bermain imbang 0-0. Lalu, magis terjadi saat menjamu raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), Kamis (5/10) dini hari WIB.

Secara skuad dan sejarah, sudah dipastikan PSG diunggulkan di laga ini mengingat mereka diisi oleh Kylian Mbappe, Gianluigi Donnarumma, Randal Kolo Muani, dan Ousmane Dembele. Namun kenyataannya, mereka dibuat tak berdaya oleh Newcastle United dan takluk 1-4 di St. James’ Park.

Kemenangan ini terasa seperti mimpi bagi banyak fans Newcastle United. Pasalnya, mereka akan selalu teringat masa-masa buruk mereka dahulu dengan pemilik yang kurang kompeten, pemain yang datang dan pergi, serta pelatih yang tidak bagus.

Seakan-akan para fans Newcastle diajak untuk berkeliling mengitari dunia mimpi oleh Eddie Howe dan pemain-pemainnya. Tentu saja, mereka berharap mimpi ini akan terus berlanjut agar mereka tetap pulang dengan bahagia.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version