Persik Kediri

DNA Juara dan Kejutan dari Persik Kediri

Dimas Sembada - December 16, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Titik Balik Persik Kediri

PersikHarus manggung di divisi terendah sepakbola tanah air, memang tak pernah terbayang sebelumnya. Siapa sangka, klub yang di era 2000-an sangat disegani malah harus bermain di Liga 3.

Dibalik itu semua, Persik justru memecahkan rekor fantastis. Macan Putih tak berlama-lama di Liga 3, tahun 2018, mereka langsung menyabet gelar juara Liga 3 dan kembali ke liga 2.

Baca Juga: Berita Terbaru Seputar Persik Kediri

Manggung di Liga 2 pada tahun 2019, Persik awalnya diprediksi hanya bakal jadi klub yang ikut meramaikan Liga 2. Manajemen bahkan hanya memasang target untuk tetap bertahan di Liga 2.

Fakta berkata lain, di Liga 2 2019, mereka malah keluar sebagai juara mengalahkan Persita Tangerang di partai puncak.  Hasil itu membawa mereka  memecahkan rekor dengan menjadi salah satu klub paling cepat yang sukses  menembus Liga 1 hanya dengan dua tahun.

DNA Juara

Sebelum sukses promosi dengan catatan mencengangkan, Persik dari jaman dahulu memang sudah punya DNA juara. Beragam catatan manis ditorehkan Persik.

Di era Liga Indonesia, Persik menjadi satu dari empat tim (Persib, Persebaya dan Persija) yang berhasil dua kali menyabet gelar Liga Indonesia, tepatnya pada 2003 dan 2006.

Spesialnya, gelar juara Liga Bank Mandiri 2003  diraih berkat tangan dingin Jaya Hartono. Saat itu, Khusnul Yuli dkk mengantar Persik angkat piala di era Ligina untuk pertama kalinya.

Sejak dulu, Persik memang kerap memberi kejutan. Dilansir dari Pandit, kala itu Jaya Hartono bahkan tidak percaya anak asuhnya berhasil keluar sebagai kampiun.

“Kami ini tim kampung, bukan saingan tim besar seperti Persija, PSM, Persita,” kata Jaya.

Bukan cuma juara untuk pertama kalinya di era Ligina, Jaya Hartono juga mengantar Persik  menjadi tim pertama di Indonesia yang mampu menjadi kampiun dengan status tim promosi.

Tapi semusim setelahnya, rekor itu disamai oleh Persebaya. Promosi pada 2003, Bajul Ijo jadi juara pada 2004.