Site icon Vivagoal.com

Maresca Mendekat, Bagaimana Kiprah Chelsea Ketika Ditangani Arsitek Italia?

Enzo Maresca Leicester

(c) Leicester City FC Official via bola.net

Vivagoal – Liga InggrisEnzo Maresca kencang disebut bakal segera menjadi juru taktik baru Chelsea mulai musim 2024/25 mendatang. Walau belum banyak pengalaman, tapi The Blues sejatinya cukup berjodoh dengan pelatih asal Italia, dari segi trofi juara.

Nama Enzo Maresca menucat di akhir musim 2023/24 lalu ketika membawa Leicester tampil gemilang sepanjang musim. Alhasil, Maresca pun bisa langsung membawa The Foxes promosi ke Premier League musim depan.

Tangan dingin Maresca membuat Leicester bisa mengakhiri musim dengan ada diperingkat pertama dalam tabel klasemen akhir Championship Division. Tak ayal, sejumlah tim disebut meminati jasa Maresca, yang sebelumnya lebih banyak menjadi asisten pelatih, seperti bersama Pep Guardiola di Man City, Manuel Pellegrini (West Ham), dan Joaquin Caparros (Sevilla).


Baca juga:


Jika benar-benar terrealisasi, Maresca bakal jadi sosok manajer ketujuh yang menangani Chelsea sejak era Premier League. Tercatat dari enam pelatih sebelumnya, hanya satu juru taktik asal Italia saja yang gagal memberikan trofi juara pada Chelsea. Siapa saja mereka? Berikut daftar enam pelatih Italia yang pernah menangani Chelsea.

Gianluca Vialli:

Mendiang Gianluca Vialli menjadi pelatih asal Italia pertama yang berkarir di Chelsea maupun Liga Inggris. Ia awalnya ditunjuk sebagai pemain-manajer di tahun 1998, menggantikan Ruud Gullit. Dibawah komando Vialli, The Blues cukup sukses lewat beberapa trofi domestik dan Eropa. Ia menangani Chelsea sebanyak 135 laga, dengan rincian 72 menang, 38 imbang, serta 25 kala di semua ajang.

Sumber: CNN

Pada musim debutnya melatih Chelsea, Ia menyegel satu tiket ke Liga Champions dengan berada di peringkat ke-4 pada klasemen Liga Inggris 1997/98. Dalam periode Februari 1998 sampai September 2000, Vialli setidaknya bisa selalu menghadirkan trofi bagi Chelsea di tiap musim. Vialli total mendapatkan lima trofi, diantaranya adalah Piala Liga Inggris, Piala Winners Eropa dan Piala Super Eropa. 

Trofi: Piala Winners (1997/98) Piala Liga Inggris (1997/98), Piala Super Eropa (1998/99), Piala FA (1990/00), dan Charity Shield (2000/01).

Claudio Ranieri

Pelatih yang baru saja pensiun ini merupakan juru taktik pertama Chelsea di era Roman Abramovich. Secara trofi, Ranieri gagal menghadirkan satu pun ke Stamford Bridge selama periode melatihnya di tahun 2000-2004 silam. Ia kali pertama tiba menggantikan Graham Rix yang jadi caretaker usai memecat Vialli.

Claudio Ranieri, Watford Foto: dok Koran-Jakarta

Tugas awal dari Ranieri adalah untuk menurunkan usia rata-rata pemain di skuad utama Chelsea. Hal tersebut yang kemudian membuat Ranieri memboyong Frank Lampard dari West Ham di musim panas 2001 dengan biaya 16 juta euro. Keputusan cemerlang karena kemudian Lampard tumbuh menjadi sosok legenda Chelsea.

Selain itu, pencapaian terbaik Ranieri di Chelsea mungkin adalah mengantarkan ke babak semifinal Liga Champions 2004, yang jadi kali pertama bagi The Blues. Pada era pertama Abramovich, Ranieri mendatangkan pemain, seperti Claude Makelele, Juan Sebastian Veron, Hernan Crespo. Ia kemudian harus pergi dan memberikan tempat pada seorang Jose Mourinho.

Carlo Ancelotti

Sosok juru latih asal Negeri Pizza Chelsea berikutnya adalah Carlo Ancelotti. Don Carlo datang dengan status sebagai pelatih tenar, terutama ketika menangani AC Milan. Ia setuju menandatangani kontrak bersama Chelsea selama tiga tahun.

Carlo Ancelotti, Foto: dok Goal

Sayangnya, kebersamaan Ancelotti dengan Chelsea tak berlangsung begitu lama yakni Juli 2009 sampai Mei 2011. Tapi, Ancelotti mampu menjaga reputasinya sebagai pelatih juara dengan membawa Chelsea menang di sejumlah ajang.

Kesuksesannya diawali ketika mengantarkan Chelsea juara di ajang Community Shield 2009. Pada debutnya itu pula Ancelotti langsung menghadirkan mahkota juara Premier League serta Piala FA 2009/10.

Hasil pada musim berikutnya 2010/11, The Blues  mengalami beberapa pasang surut, terutama menjelang periode musim dingin. Salah satu yang tentu dikenang adalah ketika Ancelotti mendatangkan Fernando Torres dari Liverpool dengan biaya 58 juta euro, yang jadi rekor Liga Inggris kala itu. Tapi di akhir musim Chelsea cuma jadi runner-up di Premier League.

Trofi: Community Shield (2009/10), Piala FA (2009/10), Premier League (2009/10).

Roberto Di Matteo

Tak banyak yang menyangka jika Roberto Di Matteo akan mampu menggoreskan tinta emas dalam sejarah Chelsea. Ia awalnya hanya bertindak sebagai asisten manajer, yang naik jabatan ketika Andre Villas Boas dipecat pada tengah musim 2011/12. Ia ditunjuk di Bulan Maret 2012.

Di Matteo hanya butuh waktu sekitar dua bulan saja untuk bisa mendapatkan trofi perdana sebagai manajer Chelsea. Ia mengantarkan Chelsea juara di Piala FA menumbangkan Liverpool dengan skor 2-1 di partai final. Trofi berikutnya lah yang lantas membuat Di Matteo mungkin selalu dalam kenangan para pecinta Chelsea.

Kejutan Di Matteo menghasilkan trofi Liga Champions pertama sepanjang sejarah Chelsea usai mengalahkan Bayern Munich di final. Lewat pertarungan dramatis di Allianz Arena, Chelsea menang lewat adu penalti 4-3 setelah imbang 1-1 di waktu normal.

Trofi yang sangat diidamkan, terutama para pecinta Chelsea, usai mereka menyandang reputasi sebagai salah satu tim besar Inggris sejak era Abramovich. Chelsea lalu mengikat Di Matteo secara permanen untuk dua tahun kontrak di awal musim 2012/13. Tapi akhirnya harus pergi usai dipecat pada November 2012.

Trofi: Piala FA 2011/12, Liga Champions (2011/12).

Antonio Conte

Empat tahun berselang, Chelsea kembali kedatangan manajer Italia dengan reputasi besar, yakni Antonio Conte. Ia hadir setelah sukses bersama Juventus serta Tim Nasional Italia, khususnya di ajang Piala Eropa 2016. Sempat kesulitan di awal, tapi Conte langsung menumbuhkan optimisme besar bagi pecinta Chelsea. 

Antonio Conte, Foto: dok Pundit Arena

Di Bulan Desember 2016, Conte membawa Chelsea meraih 13 kemenangan beruntun di Liga Inggris, menyamai rekor Arsenal. Bulan berikutnya, Conte meraih trofi Manager of The Months Liga Inggris ketiga beruntun. Ia pun jadi pelatih pertama yang bisa meraih catatan tersebut. Chelsea kemudian bisa memastikan trofi Liga Inggris di musim semi serta mencatatkan rekor baru 30 kemenangan 38 laga. 

Tapi prestasi Conte menurun drastis pada musim keduanya bersama kubu London Barat. Mereka bahkan hanya mendapatkan posisi kelima di tabel klasemen akhir Liga Inggris 2017/18. Catatan itu memastikan mereka gagal lolos ke Liga Champions musim berikutnya.

Trofi: Liga Inggris (2016/17), Piala FA (2017/18)

Maurizio Sarri

Belum kapok pada Conte, Chelsea kembali mendatangkan Maurizio Sarri sebagai pengganti di musim 2018/19. Tapi perjalanan Sarri harus dimulai ketika tumbang oleh Manchester City di ajang Community Shield dengan skor 0-2. Eks pelatih Napoli itu terkenal dengan gaya bermain Sarri-ball selama berada di London Barat. 

Maurizio Sarri dan Jorginho, Foto: dok bolaterus

Namun, tak sedikit jantung fans Chelsea yang kerap dibuat ketar-ketir oleh permainan tim favoritnya itu bersama Sarri. Selama menangani Chelsea, Sarri justru bisa jadi lebih dikenal sebagai sosok yang hobi menghisap nikotin atau drama pinggir lapangan dengan Kepa Arrizabalaga. 

Tapi, untungnya, Sarri masih memiliki tinta emas ketika mengantarkan Chelsea juara di ajang Liga Eropa usai mengalahkan Arsenal di final dengan skor 4-1. Gelar tersebut sekaligus jadi yang pertama sepanjang sejarah kepelatihan Sarri.

Di Liga Inggris, Chelsea hanya ada berada di peringkat ke-3, dibawah Liverpool dan Man City. Ia kemudian harus rela ditendang oleh Chelsea jelang bergulirnya musim 2019/20.

Trofi: Liga Eropa (2018/19)

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Inggris hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version