Vivagoal – Berita Bola – Banyak pesepakbola dari berbagai belahan dunia yang mencoba merajut karir di Eropa. Namun ketatnya persaingan membuat mereka harus tersisih lantaran kurangnya impresi yang dilakukan Ketika mentas di sana. Meski demikian, Ketika mentas di MLS, performa para pesepakbola ini lumayan gemilang.
Sejak lama, MLS memang kerap ditabsihkan sebagai kompetisi bagi para pemain uzur yang hendak mengakhiri karirnya di sana. Nama-nama macam Zlatan Ibrahimovic, Robbie Keane hingga Steven Gerrard dan David Beckham menjalani karir di sana meski tak semua memutuskan pension di Negeri Paman Sam.
MLS memang menawarkan daya tarik yang mungkin menjadi opsi bagi mereka yang masih mengincar “American Dream,” sebagai pesepakbola. Gaji yang lumayan besar, akses keuangan melalui Kerjasama sponsor hingga potensi membuat tim baru seperti yang didapatkan Beckham beberapa Waktu lalu. Untuk dua opsi yang disebut di awal, Lionel Messi tengah menikmatinya Ketika mentas bersama Inter Miami. Ia bahkan mendapatkan privilase lain Ketika memiliki Barcelona Mini karena mantan rekannya di tim Catalan macam Jordi Alba dan Sergio Busquets berada di sana.
The moment that will be forever etched in @CharlotteFC history! 🔥
Audi #MLSCupPlayoffs pic.twitter.com/GPmX5HgazD
— Major League Soccer (@MLS) November 2, 2024
Kembali ke pokok awal, pesepakbola dunia yang tergolong masih berusia produktif lumayan banyak habiskan karir di sana. Riqui Puig misal. Jebolan La Masia seakan gagal menampilkan performa terbaiknya bersama Barcelona dan memilih LA Galaxy sebagai tumpuan karir berikutnya.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pelatih Top yang Pernah Tukangi Tim Turki
- 5 Fakta Pemain yang Terusir dari Arsenal Namun Sukses di Tempat Lain
- 5 Fakta Tim Liga 2 Indonesia dengan Skuat Termahal
- 5 Fakta Pemain Asia dengan Valuasi Termahal
Puig yang mentas sejak 2022 lalu seakan menikmati karir di California. Dirinya mentas regular di sana dan memegang peranan penting di klub. Ia sukses mengoreksi 80 laga di lintas kompetisi dan mendulang 29 gol serta 18 assist bagi klub. Sang pemain nampaknya lumayan kerasan di Amerika pasca meneken kontrak baru pada 2024 dan akan membuatnya bertahan setidaknya hingga 2027 mendatang.
Selain Puig, Vivagoal memiliki berbagai nama lain yang boleh dibilang gagal pada usia produktifnya di Eropa namun justru menuai kesuksesan Ketika mentas di MLS. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.
1. Bradley Wright-Phillips
Bradley merupakan jebolan dari akademi Manchester City. Ia merupakan adik tiri dari Shaun. Dalam karirnya di Inggris, Bradley kurang memberikan impresi Ketika memperkuat City. Bahkan, karir terbesarnya hadir Ketika mentas di tier Bawah bersama Southampton, Plymouth Argyle hingga Charlton Athletic.
Bradley Wright-Phillips came prepared for goal No. 💯
He’s now the fastest to score 100 goals in @MLS history. pic.twitter.com/fzTLbEFrbu
— ESPN (@espn) July 26, 2018
pada 2013, Bradley mencoba peruntungan dengan hengkang ke New York Red Bull. Di sana, ia memegang peranan penting dalam kesuksesan tim tatkala memenangi tiga Supporters Shield pada 2013,2015 dan 2016. Tak berhenti sampai di sana, reputasi sebagai top skor kompetisi dibukukan dengan dua kali gelar top skor pada 2014 dan 2016.
Dalam karirnya di NYRB, ia sempat mengepak 126 gol dan 31 assist dalam 240 laga yang dimainkan. Namanya juga sempat memperkuat dua tim MLS lain macam LAFC dan Colombus Crew. Namun saying, performanya bersama dua tim terakhir terbilang biasa saja.
2. Carlos Vela
Vela sempat memperkuat sepasang tim besar Eropa macam Arsenal dan Real Sociedad dalam karirnya di Eropa. Ia sempat melalang buana bersama Celta Vigo, Osasuna hingga West Bromwich Albion dalam periode karirnya di Benua Biru. Catatan terbesarnya hadir bersama La Real Ketika ia sukses mendulang 73 gol dan 43 assist dari 250 laga.
Pada 2018, sang pemain putuskan hengkang ke Amerika Serikat dengan LAFC sebagai destinasi karirnya. Di California, Vela sempat mendulang MVP MLS pada 2019 dan membantu tim bersaing memperebutkan gelar juara di medio yang sama. Ia memenangi gelar top skor dengan 34 gol dan membantu tim mendulang Supporter Shield.
Ia merupakan pemain yang lumayan disegani di kotak penalti. Namanya sempat dua kali mendulang gelar MVP dan sekali lagi hantarkan tim emndulang Shield di tahun 2022 kemarin. Namanya juga menjadi legenda pertama tim sejak dibentuk pada 2018 lalu.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Real Mallorca, tim LaLiga yang Siap Menjegal Lewat Solidnya Pertahanan
- Obrolan Vigo: Kesempatan Bagi James Rodriguez dan Rayo Vallecano untuk Mengintip Momen Nostalgia
- Obrolan Vigo: Rico Lewis yang Akan Menjadi Anak Emas Baru Pep Guardiola
- Obrolan Vigo: Calon Juru Selamat Bordeaux dalam Wujud Andy Carroll
3. Sebastian Giovinco
Dalam karirnya di Italia, jebolan akademi Juventus ini seakan sulit menembus tim utama. Ia lebih sering mentas sebagai pinjaman bersama Empoli dan Parma. Karirnya bersama I Gialloblu lumayan terbangun pasca buktikan kapasitasnya sebagai pemain nomor 10.
Si Semut Atom memutuskan mencari peruntungan di MLS dengan mentas bersama Toronto FC. Tim asal Kanada sukses dihantarkan menjadi juara Supporters Shield dan MLS Cup secara beruntun di musim 2016/17. Namanya juga sempat mendulang MVP MLS dan top skor kompetisi.
Every now and then it’s nice to treat yourself to this Sebastian Giovinco goal for Toronto.
— These Football Times (@thesefootytimes) October 29, 2024
Highlight karirnya pun terjadi di Amerika. Bersama tim asal Ontario, ia sempat mengepak 83 gol dan 51 assist dari 142 laga dalam kurun Waktu 2015-2019. Pasca Amerika, ia sempat menyeberang ke Al Hilal dan hantarkan tim menangi berbagai gelar termasuk Liga Champions Asia.
4. Josef Martinez
Martinez sejatinya menapaki jalan yang benar Ketika hengkang dari Venezuela ke Eropa di usia mudanya dengan mentas di BSC Young Boys. Namun karirnya terbilang mandek. Hal serupa juga terjadi Ketika mentas di Italia bersama Torino. Namanya sempat dipinjamkan ke Atlanta United pada 2017 dan dipermanenkan di ana.
5 Tahun berada di Atlanta, ia bertransformasi menjadi legenda klub. Di musim perdananya, sang pemain sukses memenangi MVP MLS, top skor dan hantarkan im men jadi juara. Namanya juga sempat menjadi MLS All-Star.
Setelahnya, berbagai gelar juara sukses dihantarkan engan mendulang Campeones Cup dan Open Cup. Namanya juga pernah mendulang 100 gol di MLS dan sempat mentas bersama Lionel Messi di Inter Miami.
5. Ignacio Piatti
Platti lumayan sering berganti klub bahkan sejak irinya masih muda. Ia sempat memperkuat AS Roma, Galatasaray hingga St Etienne dan Lecce. Ia juga sempat malang melintang bersama berbagai tim Amerika Selatan dan menuai kesuksesan dengan seragam San Lorenzo Ketika hantarkan im menangi Liga Argentina serta Copa Libertadores.
Pasca menjadi juara Copa, Namanya kemudian bergabung dengan Montreal Impact (sekarang CF Montreal) dan menjadi pilar penting di sana dalam 5 musim Ketika sukses mengepak 66 gol dan 35 assist dari 135 laga yang dimainkan di lintas kompetisi.
Ada momen ia sempat hantarkan timnya ke final Liga Champions CONCACAF pada 2015. Namun mereka gagal Gelar perdananya hadir pada 2019 Ketika hantarkan menangi Canada Cup pada 2019 lalu.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com