Vivagoal – Berita Bola – Banyak pemain yang digadang menjadi Next Cristiano Ronaldo dan beberapa di antaranya berasal dari Portugal. Dari sekian nama yang tersemat, muncul Fabio Paim. Namun karir pemain berambut dreadlock itu justru gagal total dan tak pernah bisa mencapai titik terbaiknya sebagai pesepakbola.
Pasca medio 2000an, nama Ronaldo memang menuai hype luar biasa di semenanjung Iberia. Kepindahannya dari Sporting CP ke Manchester United menuai kesuksesan. Ia menjadi pengganti tepat bagi David Beckham yang hengkang ke Real Madrid. Namanya pun melesat menjadi perbincangan dan hal itu masih terjadi setidaknya sampai hari ini ketika ia sudah mentas di Arab Saudi bersama Al-Nassr.
Dalam periode bermain Ronaldo, berbagai nama dari Portugal mulai dari Luis Nani, Joao Moutinho, Bebe hingga Bernado Silva hadir. Beberapa di antaranya disandang sebagai Next CR7. Namun mereka memiliki karirnya masing-masing. Sosok macam Fabio Paim pun hadir di sela rentang waktu tersebut. Ia bahkan digadang memiliki talenta yang luar biasa dibanding Ronaldo di usia yang sama dan hal itu diungkapkan langsung oleh sang mega bintang.
“Jika kalian pikir saya pemain hebat, tunggu sampai kalian melihat Fabio Paim,” begitu kata Ronaldo kepada wartawan dalam wawancara perdananya di Inggris 2003 lalu.
Paim memiliki karir yang sama seperti pemilik 5 Ballon d’Or itu. Keduanya merupakan produk akademi Sporting CP. Di level junior karirnya lumayan apik. Namanya selalu hadir di Timnas Portugal U-16 hingga U21. Total 42 laga sempat dilalui bersama Selecao das Quinas. Meski begitu, ia tak mendapatkan jatah memperkuat TImnas senior lantaran performannya tak lagi sama.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Penting yang Pernah Memperkuat Rayo Vallecano
- 5 Calon Pemain Penting Brighton di Masa Mendatang
- 5 Fakta Pemain Timnas U19 Indonesia yang Siap Merekah
- 5 Fakta Penjualan Termahal yang Pernah Dilakukan RB Salzburg
Ia masuk akademi Sporting di usia 6 tahun. 8 tahun berselang, beberapa tim macam Real Madrid, Barcelona hingga Manchester United memantau jasanya. Tak hanya itu, Federasi sepakbola Prancis juga menawarkan kesempatan padanya untuk mentas bersama Le Bleu andai mau bergabung. Atensi besar dari berbagai pihak membuat Sporting siaga. Mereka kemudian memberikan kontrak besar guna menjaga asetnya dari kejaran klub lain.
Di usia 16 tahun, Paim mendapatkan bayaran 18 ribu paun per pekan. Angka tersebut lumayan besar bagi anak seusianya. Angka tersebut bisa membeli mimpi siapapun guna mewujudkan keinginannya. Hal itu dirasakan betul oleh Paim yang dalam wawancara bersama GloboEsporte pada 2017, membeli mimpinya dengan mobil-mobil sport mutakhir. Membeli mobil adalah harapan yang lama didambakannya.
“Saya menghabiskan banyak uang untuk mobil. Saya menghabiskan banyak yang untuk apa yang saya inginkan. Ferrari, Lamborghini, Porsche, Maserati hingga Punto. Ketika anda punya uang, anda butuh sistem pendukung dan saya akan melakukan dengan cara berbeda,” ucap Paim.
Menurutnya, hal itu normal karena seorang bekerja untuk merasakan kepuasan. Namun ketika dirinya tak sedang bermain sepakbola, banyak pihak yang menuding ia hanya fokus kepada mobil-mobilnya. Paim yang sudah mulai mengenal uang seakan lupa akan misinya menjadi pesepakbola hebat layaknya Ronaldo.
Ia gagal menembus tim utama Sporting. Dirinya memiliki agen yakni Jorge Mendes yang punya koneksi banyak klub di kolong langit Eropa. Namanya kemudian dipinjamkan ke Chelsea. Di bawah komando Brendan Rodgers yang kala itu menjadi pelatih tim muda the Blues, ia sama sekali tak mengalami perkembangan dan karirnya dinyatakan selesai.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Victor Osimhen dan Tendensinya Mengakhiri Karir Sepakbola
- Obrolan Vigo: Oriol Romeu yang [Selalu] Merekah di Tim Semenjana
- Obrolan Vigo: Uang dan PSG yang Menjadi Masalah di Ligue 1
- Obrolan Vigo Juan Arango, Representasi Romantisme Venezuela Selain Telenovela
“Di sana, saya mulai berhenti berlatih dan segala pintu mulai terbuka. Saya mulai banyak minum dan melakukan banyak hal yang sebelumnya belum pernah saya lakukan,” ucapnya. Pasca Chelsea, ia kembali ke Portugal pada 2010. Sporting kemudian melepasnya secara permanen dan karirnya mulai nomaden.
Karirnya kemudian menjadi tak jelas. Ia semapt mentas di berbagai negara mulai dari divisi bawah Portugal, Angola, Qatar, hingga Lithuania dan Polandia. Total, ia mentas bersama 13 klub berbeda dalam rentang 2010-2021. Bahkan pada 2019, dirinya sempat terjerat kasus lantaran kepimilikan Narkoba meski kemudian kembali dilepaskan.
Ia kemudian membandingkan dirinya dengan Ronaldo yang berasal dari tempat yang sama. Menurut Paim, dirinya dan Ronaldo sama-sama memiliki talenta namun ia merasa satu faktor tersebut sama sekali tak cukup.
“Saya bisa melakukan lebih dari yang dia lakukan. Namun saya tak memiliki apa yang ia punya yakni kekuatan dan keinginan untuk menjadi apa yang saya inginkan. Ia punya etos kerja luar biasa dan saya tak memilikiknya. Saya punya kualitas namun saya tak punya yang lainnya. Tidak ada yang terahir sempurna. Saya merasa talenta saja sudah cukup namun nyatanya tidak,”
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com