Obrolan Vigo: James Beatie, Striker Underrated yang Selalu Dicintai

Obrolan Vigo: James Beattie, Striker Underrated yang Selalu Dicintai

Heri Susanto - February 27, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Berkelana ke Tim Papan Tengah Lain

Petualangan Beattie bersama Soton rampung sebelum kontraknya berakhir. Di bursa transfer Januari tahun 2005, ia resmi menerima pinangan Everton dengan mahar enam juta Poundsterling. Beattie meninggalkan St Marry dengan raihan 215 laga di berbagai kompetisi. Dalam kesempatan tersebut, ia sukses mengemas 71 gol dan 5 assist.

Sebagai juru gedor utama the Toffees, Beattie menjadi andalan David Moyes. Dalam satu musim pertamanya, ia langsung menjadi mesin gol tim dengan 11 gol dari 38 laga yang ia mainkan di berbagai kompetisi. Satu gol yang paling diingat yakni kala Beattie mampu menjaringkan sepakan chip indah ke gawang Fulham di kancah Premier League.

Setelahnya, rasio gol penyerang Inggris merosot tajam di Everton. Bahkan ia tak mampu mencetak lebih dari lima gol dalam satu musim. Hal tersebut pun memaksanya harus angkat kaki dan bergerak menuju kota Industri guna mengenakan seragam Merah Putih milik Shefield United di tahun 2007. Kepindahannya ke the Blades membuatnya memecahkan rekor transfer klub yang menebusnya dengna mahar empat juta Poundsterling.

Baca Juga: Obrolan Vigo: Prediksi Tim yang Bakal Lolos ke Babak 8 Besar Liga Champions

Bermain di Championship, Beattie seakan menemukan dirinya kembali. Di musim perdana, ia sukses mengemas 2 gol dan membawanya sebagai pemain terbaik klub di tahun yang sama. Dua musim di Bramall Lane membuat Beattite masih ingin membuktikan diri jika dirinya masih mampu bermain di Premier League. Ia pun menerima pinangan Stoke City asuhan Tonny Pulis di awal tahun 2009.

Lagi-lagi musim pertamanya bersama the Potters berjalan manis 16 kali tampil sebagai starter, ia mampu mengemas 7 gol. Raihan tersebut berarti banyak. Baettie datang di waktu yang tepat dan membawa Potters tetap berada top flight.

Seakan terulang kembali, Beattie kembali mengalami inkonsistensi permainan karena cedera yang kembali dideritanya. Seperti kebanyakan pemain potensial lain, ada dua hal yang menghambar perjalanan karirnya yakni tingkah laku buruk di dalam dan luar lapangan dan cedera yang kerap menghampiri dirinya. Hal tersebut membuat potensinya sebagai striker beken tak keluar secara maksimal.