Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo Juan Arango, Representasi Romantisme Venezuela Selain Telenovela

Obrolan Vigo Juan Arango, Representasi Romantisme Venezuela Selain Telenovela

Vivagoal Berita BolaVenezuela dikenal sebagai negara penghasil telenovela yang banyak berisikan kisah romantis dalam setiap serialnya. Tak hanya itu, mereka juga memiliki keindahan lain dalam wujud Juan Arango. Ia merupakan representasi negara dalam urusan sepakbola.

Nama Arango mulai mencuat ke permukaan dan membawa sepakbola Venezuela ke dimensi yang lain. Tricolor bukanlah negara yang kental dengan esensi sepakbolanya layaknya Brasil, Argentina, Uruguay atau mungkin Chili. Sang pemain memiliki kemampuan olah bola yang mumpuni melalui Gerakan kakinya. Hal tersebtu sudah dibuktikan dalam karirnya di Jerman dan Spanyol.

Ia memulai karir sepakbolanya di tim Lokal Zulia dan sempat mentas 12 kali. Kemudian ia bermain untuk tim tersukses di Venezuela, Caracas. Karir d negaranya berjaan dua musim sebelum akhirnya ia merajut karir di Meksiko dengan memperkuat beberapa tim macam Monterrey, Pachuca dan Puebla. Dalam kirin waktu empat tahun, ia sempat mentas 170 kali di sana dan mendulang 42 gol.

Sumber: Eurosport

Dalam karirnya di Negeri Sombrero, ia sempat hantarkan Pachuca mendulang Liga Champions CONCACAF. Catatan tersebut membuatnya menyeberang ke Eropa untuk kali pertama dengan Mallorca sebagai destinasi perdananya di Benua Biru. Pindah ke Spanyol merupakan langkah yang tepat baginya lantaran LaLiga lumayan ramah untuk pemain Amerika Selatan.


Baca Juga:


Musim perdannaya di Pulau Balearic berjalan manis. Sempat mengalami cedera pipi di awal karir, ia mengakhiri musim 2004 dengan mendulang 11 gol di lintas kompetisi dan membantu tim berdiri di peringkat 13 klasemen akhir. Setelahnya, ia menjadi tumpuan tim dalam beberapa musim setelahnya.

Jerman kemudian membuat karirnya lebih melepas. Borussia Moenchenglacbach mengangkutnya dari Spanyol dengan mahar 3,6 juta Euro pada 2009. Arango menjadi ekspor terbaik Die Fohlen kala itu. Tim menjadi penantang serius di papan atas dan membangun kemitraan mumpuni dengan beberapa pemain muda potensial kala itu macam Patrick Herrmann dan Marco Reus di lini depan.

Sumber: Twitter Meridiano

Arango memiliki kemampuan dribel terbaik di tim. Tak berhenti sampai di sana, pelatihnya kala itu, Lucien Farve mengklaim jika ia memiliki pemain dengan kaki kiri terbaik di dunia. Di Gladbach, berbagai momen manis sempat diumbangkan. Gol-gol indah pun kerap hadir dari kakinya termasuk ketika mengalahkan Mainz pada 2012 melalui sepakan dari luar kotak penalti. Tak ada gelar yang disumbangkan bagi klub namun kontribusinya dalam lebih dari 330 laga jelas tetap layak untuk dikenang.

Gladbach kemudian menjadi tim terakhirnya di Eropa. Ia memutuskan kembali ke Benua Amerika dan mentas lagi untuk Tijuana dan New York Cosmos sebelum putuskan kembali ke tim masa kecilnya, Zulia sebelum kembali lagi ke Big Apple untuk akhiri karir sepakbolanya.


Baca Juga:


Selain punya berbagai kenangan di level klub, Arango juga punya kontribusi mumpuni bersama Venezuela. Dalam 16 tahun karirnya di Timnas, ia sempat mentas 127 kali dan mendulang 23 gol. Catatan terbaiknya hadir pada 2011 ketika hantarkan negaranya menjadi juara keempat turnamen Copa America dan menjadi prestasi terbaik yang belum terulangfg setidaknya sampai hari ini.

Dengan minimnya pesepakbola yang bisa dikatakan terbaik milik Venezuela, menempatkan Arango sebagai salah satu ikon negara atas kontribusinya di bidang olahraga jelas menjadi capaian yang dirasa tak berlebihan. Arango tak ubahnya keindahan dan romantisme yang biasa kita lihat dalam serial telenovela macam Kassandra, My Sweet Fat Valentina atau Por Estas Calles di serial televisi

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version