Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Landon Donovan, Michael Jordan-nya Sepakbola Amerika Serikat

Obrolan Vigo: Landon Donovan, Michael Jordan-nya Sepakbola Amerika Serikat

VivagoalBerita Bola – Saat ini, Amerika Serikat memiliki banyak sekali pemain sepakbola bertalenta yang terpakai di Eropa. Namun, tidak ada satupun yang bisa menyamakan Landon Donovan. Bahkan, sang pemain pantas untuk disandingkan dengan pebasket terbaik di dunia dan Amerika, Michael Jordan.

Basket adalah olahhraga yang sangat terkenal di Amerika Serikat. Bahkan, basket mereka adalah yang terkenal dan mungkin yang terbaik di dunia untuk saat ini.

Namun, jika membicarakan sepakbola, Amerika Serikat justru tertinggal jauh dari negara-negara di benua Amerika lainnya. Terutama untuk negara-negara di benua Amerika Selatan seperti Argentina, Brasil, dan Uruguay.

Tetapi, kita tidak bisa menutup mata jika Amerika Serikat juga senang akan sepakbola. Negara yang menyebut olahraga tersebut soccer, bukan football, tersebut kerap tampil di turnamen terbesar antarnegara, yakni Piala Dunia.

Prestasi terbaik mereka di Piala Dunia terjadi pada 1930, di mana Amerika melangkah hingga semifinal. Setelah itu, mereka kesulitan untuk melangkah jauh, bahkan tidak masuk Piala Dunia di era 1954 – 1986.

Keinginan Negeri Paman Sam untuk terbang tinggi di kancah sepakbola muncul pada Piala Dunia U-17 1999. Seorang pemain yang berposisi striker membuat Amerika Serikat diperhitungkan di laga itu, dan dia adalah Landon Donovan.

Piala Dunia U-17 1999 menjadi penampilan perdana Donovan di kancah internasional bersama Timnas Amerika Serikat. Performanya membuat Amerika berakhir di peringkat keempat dan dirinya dianugrahi FIFA Golden Ball.

Akibat performa apiknya di tim muda, pelatih Amerika saat itu, Bruce Arena, memanggilnya ke skuad senior. Di Piala Dunia 2002, ia berhasil membawa The Yanks melangkah hingga perempat final dengan mencetak dua gol, satu di babak grup kontra Timnas Polandia dan satu di babak 16 besar lawan Timnas Meksiko.

Meskipun gagal melangkah jauh, itu menjadi prestasi tersendiri bagi Amerika Serikat dan juga Landon Donovan. Alhasil, FIFA menobatkannya sebagai pemain muda terbaik di Piala Dunia 2002.

Sayangnya, kesuksesan di Piala Dunia 2002 tidak bisa terulang di Piala Dunia 2006, di mana Amerika Serikat tersingkir di babak grup. Tetapi, Donovan mampu membalasnya di Piala Dunia 2006, di mana ia berhasil meloloskan Timnas Amerika Serikat ke babak 16 besar berkat golnya di menit ke-90+1 ke gawang Timnas Aljazair di laga terakhri fase grup.

Donovan sejatinya bisa mengulang kesuksesan di Piala Dunia 2002. Sayangnya, satu golnya ke gawang Timnas Ghana di babak 16 besar tidak cukup untuk membantu The Yanks melangkah jauh usai Asamoah Gyan mencetak gol kedua di menit ke-93. Itu menjadi perhelatan Piala Dunia terakhirnya lantaran Jurgen Klinsmann tidak memanggilnya di Piala Dunia 2014.

Donovan tidak hanya berjasa kepada Timnas Amerika Serikat, melainkan sepakbola Negeri Paman Sam secara sepenuhnya. Bagaimana tidak, sedari muda, tepatnya umur 17 tahun, Donovan berhasil mendapatkan kontrak profesional keduanya.

Tidak tanggung-tanggung, tim yang menawarinya kontrak saat itu adalah Bayer Leverkusen. Ia dimasukkan ke tim U-17 Leverkusen, sebelum akhirnya dipanggil ke skuad senior pada 2000.

Sayangnya, Landon Donovan tidak bisa tampil prima seperti saat membela Timnas Amerika di Piala Dunia U-17 1999. Ia gagal di Leverkusen, dan dilansir dari situs milik pribadinya, landondonovan.com, kesulitan beradaptasi dengan budaya dan bahasa jadi penghambatnya.

Sumber: Bundesliga

Setelah itu, Donovan memutuskan untuk pulang ke tanah airnya, membela LA Galaxy pada 2005. Empat musim membela LA Galaxy, pria kelahiran 4 Mei 1982 tersebut kembali mendapat kesempatan untuk tampil di Jerman bersama Bayern Munich pada 2008/09.

Tetapi, pelatih die Roten saat itu, Jurgen Klinsmann, nampaknya tidak memercayainya, sehingga ia hanya tampil sebanyak sembilan laga dan tidak mencetak gol satupun. Kembali gagal, Donovan lagi-lagi pulang ke LA Galaxy dan tampil mengesankan dengan 15 gol dan delapan assist di musim 2009/10.

Everton FC yang melihatnya langsung tertarik untuk merekrutnya pada musim 2009/10. Namun, nasib naas nampaknya kembali terjadi kepadanya, di mana sang pelatih saat itu, David Moyes, tidak memberikan menit bermain yang banyak untuknya.


Baca Juga:


Pasca musim 2009/10, Donovan memutuskan untuk kembali ke LA Galaxy untuk yang ketiga kalinya. Ia bermain untuk LA Galaxy pada 2010/11, kembali ke Goodison Park 2011/12, balik lagi ke LA Galaxy pada 2012 hingga 2016 dan menutup kariernya di klub Meksiko, Club Leon FC, pada 2017/18.

Kariernya di dunia sepakbola memang terkesan naik turun, bahkan lebih banyak menyedihkannya. Ia bisa jadi pemain Amerika Serikat terbaik di Bundesliga, tetapi itu tidak terjadi.

Walaupun begitu, ia tidak menyesalinya. Ia justru merasa bahagia di Amerika Serikat, dan itulah ia ia butuhkan dalam hidup.

“Anda tahu, Saya bisa saja (berada di Eropa) dan saya bisa sukses. Namun, saya tidak akan pernah se-bahagia seperti di sini,” ucap London Donovan yang dilansir dari The Guardian.

“Di Jerman, saya melihat orang-orang, Bulgaria, Kroasia, Brasil, yang datang ke tempat latihan, pulang ke rumah dan merasa sedih. Mereka tidak punya kegiatan lain. Saya tidak akan pernah ingin seperti itu. Ada banyak hal dalam hidup selain sepakbola.”

Sumber: MLS

Jika bisa disandingkan, London Donovan memang jauh dari pesepakbola ternama lainnya seperti Zlatan Ibrahimovic, David Beckham, ataupun Lionel Messi. Namun, bagi masyarakat Amerika, Donovan adalah ‘Michael Jordan’ mereka di dunia sepakbola.

157 laga dan 57 gol untuk Timnas Amerika serta 511 laga dan 200 gol di level klub menjadi bukti bahwa Donovan adalah pemain Amerika Serikat terbaik sepanjang masa. Bahkan, bisa dibilang, dirinya menjadi pembuka gerbang bagi pemain-pemain Negeri Paman Sam di Eropa, terutama Bundesliga.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version