Obrolan Vigo: Pantaskah Laga Persib dan Persija disebut EL Clasico?

Dimas Sembada - November 14, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

El Clasico Kok Hambar?

Sayang, di El Clasico Indonesia terbaru yang dimainkan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (28/10) kemarin, semarak laga sarat gengsi itu seolah sirna. Beberapa faktor membuat pertandingan kedua kesebelasan tradisional itu seakan tak bergigi.

Pertama, Persib yang bertindak sebagai ‘tuan rumah’ harus menjamu Persija jauh dari Bandung. Pasalnya, di Kabupaten Bandung tengah berlangsung Pilkades serentak sehingga izin keamanan laga Maung Bandung dan Macan kemayoran terpaksa harus digelar di Bali. Terkait pemindahan laga karena adanya agenda politik, pelatih Persib, Robert Alberts pun sempat kesal dan mengutarakan pendapatnya.

Baca Juga:  Obrolan Vigo: Rahasia Rashford yang Selalu Jadi Pilihan Utama di Lini Depan MU

“Saya pribadi tidak terlalu tahu tentang situasi politik di Indonesia, karena saya lebih fokus ke sepakbola. Sayangnya, apapun konsekuensi yang menimpa pesepakbolaan di Indonesia, kami dari pihak klub harus menerima itu.” sesal Rene Alberts.

“Coba lihat negara di Eropa, ada tidak yang menunda pertandingan sepakbola ketika ada pemilu di negaranya, tidak ada. Jadi anda tidak bisa katakan bahwa ini budaya negara Indonesia. Kita harus belajar dan berkembang. Ini semua merupakan tanggung jawab kita sebagai rakyat Indonesia, termasuk klub, suporter dan dari pihak keamanan dan para politisi.” tegas Rene Alberts.

Pada akhirnya, Stadion I Wayan Dipta dipilih menjadi kandang sementara Persib. Namun, meski menyandang status tuan rumah, Persib hanya diberikan jatah 10.000 lembar tiket saja. Menjamu tim sekelas Persija dengan 10.000 penonton rasanya agak mengherankan mengingat tensi kedua tim begitu tinggi di atas lapangan.

Tak berhenti sampai disana, pengumuman resmi panitia pelaksana, bahkan tak sampai 2000 penonton hadir di laga tersebut. Maka jangan dibayangkan pertandingan itu berlangsung dengan gegap gempita, duel yang jatuh pada Senin lalu atmosfernya tak jauh berbeda dengan pertandingan laga tunda Sunday League!

Baca Juga: Obrolan Vigo: Duel Konsumen Melawan Produsen Dibalik Laga Ajax v Juventus

Suka atau tidak suka kehadiran penonton jelas jadi fakor penting dalam laga sebesar ini. Mungkin kita masih ingat ketika Marco Simic menggetarkan jala Persib di Gelora Bung Karno di putaran pertama lalu. Gemuruh GBK lah yang kemudian membakar semangat para pemain di lapangan hijau.

Atau mungkin gol Bojan Malisic yang akan selalu diingat bobotoh musim sebelumnya. Ketika Persija seolah akan mencuri poin dari Bandung, tandukan Malisic menggetarkan Gelora Bandung Lautan Api. Kala itu, kegembiraan pecah, GBLA bergetar.

Selain minimnya kehadiran penonton di El Casico Indonesia terakhir ini, faktor waktu pelaksanaan pertandingan juga jadi membuat laga ini kurang menggigit. Kick off yang dilangsungkan pukul 15.30 WIB jelas melawan kodrat sebagai partai bigmatch.