Pengalaman Indah Legenda AS Roma Bersama Boca Juniors

Vivagoal – Serie A –  Eks Gelandang Italia, Daniele De Rossi berbicara tentang pengalaman mengesankan ketika dirinya membela Boca Junior sekaligus keinginannya berkarir kembali di Argentina.

Pasca kontraknya habis di AS Roma, De Rossi menerima pinangan Boca di musim panas 2019 lalu dengan memainkan tujuh pertandingan serta sumbangan satu gol. De Rossi akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu pada Januari 2020 meski menurutnya Boca menawarkannya bertahan lebih lama.

Meski hanya bermain kurang lebih selama enam bulan di Boca, hal itu sudah cukup untuk membuat seorang De Rossi jatuh hati pada Boca. Ia pun mengaku kecewa karena tak bisa memberikan banyak kontribusi untuk El Rey de Copas.

“Saya merindukan Boca dan Argentina dan menikmati setiap menit waktu saya di sana, ”kata De Rossi kepada ESPN Argentina.

“Saya tidak bisa memberikan segalanya dan itu menyakitkan, karena saya tiba tanpa banyak latihan dan ingin bermain seolah-olah saya masih berusia 27 tahun, tapi itu tidak mungkin.

“Boca memang menawarkan untuk menahan saya selama beberapa bulan lagi, terutama (Juan Roman) Riquelme. Tetapi saya menjelaskan situasi pribadi dan mereka menghormati fakta bahwa keluarga membutuhkanku.

De Rossi lalu menyebut jika Nicolas Burdisso memiliki peran penting yang lebih dari seorang mantan rekan satu tim saja. Ia pun mengatakan masih menjaga komunikasi dengan para pemain Boca, seperti Carlos Tevez.

“Saya masih berbicara dengan Nico Burdisso setiap minggu, dia bahkan datang ke rumah saya ketika dia di Roma, karena dia lebih dari sekedar rekan satu tim atau direktur klub. Selalu bisa belajar sesuatu darinya. Saya juga masih berhubungan rutin dengan Carlos Tevez, bersama dengan banyak orang lainnya.” ungkapnya.

Baca Juga:

• Pirlo Tak Perhitungkan AC Milan Jadi Pesaing Scudetto Musim Ini
• Ini Perbedaan Paling Mencolok Antara Ronaldo dan Messi Bagi Deco
• Beberapa Pemain Positif Covid, Laga Milan-Juve Tetap Sesuai Jadwal
• Pirlo: AC Milan Tetap Berbahaya Meski Tanpa Ibrahimovic

Setelah pensiun sebagai pemain, kini De Rossi tengah memulai langkah barunya untuk berkarir di dunia kepelatihan. De Rossi mengikuti jejak sang ayah, Alberto dan berharap bisa menjadi pelatih Boca suatu hari nanti.

Menurut De Rossi, sosok pelatih yang benar-benar membuatnya sangat terkesan adalah Luis Enrique. Dibawah bimbingan Enrique, Ia merasa mendapatkan banyak ilmu, seperti bagaimana menghadapi situasi yang berbeda selama berada di atas lapangan.

“Saya sedang belajar sekarang dan pengalaman melatih pertamaku pasti di Eropa, tapi suatu hari nanti ingin kembali ke Boca,”katanya.

“Saya belajar dari semua pelatih tempat saya bekerja, tapi yang benar-benar membuat saya jatuh cinta adalah Luis Enrique. Dia memiliki kode etik dan mengajari bagaimana menghadapi tim, menghormati pelatih dan rekan satu tim. 

“Belajar lebih banyak tentang bagaimana menangani bola di lapangan, meski sudah berusia 29 atau 30 tahun. Saya juga mengalami tahun-tahun indah bersama Luciano Spalletti dan Antonio Conte, yang merupakan pelatih fenomenal.”

Sosok Carlos Bianchi dan Diego Maradona di Mata De Rossi

De Rossi lalu memberikan pendapatnya tentang karir Carlos Bianchi yang tak mulu bersama AS Roma. Bianchi sendiri menurut De Rossi merupakan salah satu sosok yang paling dihormati oleh Boca Juniors.

“Dia punya masalah dengan Francesco Totti, dan itu adalah sesuatu yang membuat perbedaan besar di Roma. Dia seperti Tuhan bagi kami, mendapat perlakuan seperti Riquelme atau Diego Maradona di Argentina.”

Saat bermain untuk Boca Juniors itu, De Rossi bercerita jika Ia tak lupa untuk mengunjungi rumah Maradona di Buenos Aires. De Rossi menjadi salah satu orang yang sulit percaya jika El Diego harus meninggal di Bulan November 2020 lalu.

“Itu luar biasa. Saya tidak berpikir dia benar-benar ingin bertemu dengan saya, tetapi ketika saya pergi ke rumahnya, saya tidak pernah ingin pergi. Dia ingin mengenal saya, berbicara tentang negaranya dan Boca.

“Dia adalah orang yang benar-benar spesial. Ketika saya mendengar berita dia meninggal, saya tidak mau percaya, dan jujur ​​saja, saya masih berjuang untuk mempercayainya. Dia tidak bisa mati, dia legenda.“