Obrolan Vigo: FC St. Pauli, Klub Pemberontak Paling Terkenal di Dunia

Obrolan Vigo: FC St. Pauli, Klub Pemberontak Paling Terkenal di Dunia

Muhammad Ilham - June 22, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalBerita Bola – Jika berbicara mengenai sepakbola dunia, maka tidak lepas dari klub-klub papan atas Eropa seperti FC Barcelona, Real Madrid, Manchester United, atau Liverpool FC. Namun, ada klub papan bawah, bahkan kasta kedua, di Jerman yang memiliki popularitas bak layaknya tim papan atas, dan itu adalah FC St. Pauli.

Sepakbola adalah sebuah alat untuk mempersatukan umat manusia, tidak memandang latar belakang mereka. Nilai tersebut yang menjadikan St. Pauli hadir di dunia ini.

St. Pauli adalah sebuah klub yang muncul di distrik St. Pauli, Hamburg, Jerman. Klub yang terkenal dengan logo tengkorak, layaknya seorang bajak laut, ini lahir pada 1910, di mana kemunculannya tidak berjalan dengan baik.

Klub yang bermarkas di Millerntor-Stadion ini merasakan banyak sekali pil pahit di dunia sepakbola. Menurut Football Paradise, St. Pauli menjadi satu-satunya tim yang menolak kebijakan pemerintah pada era Nazi, tepatnya awal 1930, untuk ikut serta dalam sistem politik sayap kanan.

Padahal, seluruh klub yang bergabung dalam Deutsche Fussball Liga (DFL) setuju untuk menggunakan ideologi sayap kanan. Namun, Presiden St. Pauli saat itu,Wilhem Koch, seseorang yang sangat mengidolakan vokalis Ramones, Jonny Ramone, menolak itu, dan itu membuat dirinya ditendang dari jabatannya sebelum akhirnya kembali menjabat pada 1947 hingga ia meninggal.

Ketegasan yang Wilhem Koch bawa menjadi salah satu pegangan bagi St. Pauli, di mana mereka dengan keras menolak ideologi sayap kanan, rasisme, dan apapun yang bisa menghancurkan kedamaian antarmanusia. Tentunya, dengan situasi politik Jerman saat itu, die Kiezkicker, julukan St. Pauli, sering mendapatkan serangan dari para suporter klub lainnya di Jerman.

Pada era 1980, para fans Hamburg SV dan Borussia Dortmund yang memiliki ideologi neo-Nazi membakar rumah-rumah yang ada di Hafenstrasse, sebuah jalan yang mengarah ke Millerntor-Stadion, dengan Molotov. Meskipun mendapat banyak ancaman, para suporternya tidak berhenti untuk datang ke Millerntor-Stadion untuk menonton St. Pauli.


Baca Juga:


Hal tersebut karena mereka memiliki ideologi dalam sepakbolanya, di mana tidak ada ruang untuk fasis ataupun hooliganism. Mereka menganggap stadion adalah tempat yang harusnya  dipertahankan karena itu sepakbola bukan sebuah alat politik, melainkan sebuah obat untuk merangkul semua orang.

Selain sejarah, ideologi pemberontak juga terbangun dari tempat mereka berasal. St. Pauli berada di kawasan Reeperbahn, sebuah distrik yang sangat terkenal di Eropa sebagai tempat kehidupan malam, mirip seperti Red Light District yang ada di Belanda.

Jalan ini diisi oleh banyak sekali bar, toko musik, toko seks, dan hal-hal yang bersifat dunia malam. Selain terkenal perihal itu, Reeperbahn juga menjadi salah satu tempat bersejarah bagi grup band paling ternama di dunia, The Beatles, karena mereka tampil sebanyak 48 acara di klub Idra pada 1960-1962 sebelum akhirnya kembali ke Inggris dan terkenal.

Meskipun The Beatles besar di Reeperbahn, distrik ini terkenal dengan acara-acara musik Punk-Rock, dan itu juga mempengaruhi ideologi St. Pauli secara sepenuhnya. Punk-Rock adalah sebuah genre musik yang memiliki nada sangat cepat, menggebu-gebu, dan lirik yang sangat politik.