What If: Hal-Hal yang Terjadi pada Parma Andai Parmalat Tidak Bangkrut

What If: Hal-Hal yang Terjadi pada Parma Andai Parmalat Tidak Bangkrut

Heri Susanto - July 7, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – Berita Bola – Parma sempat menjadi kekutan Serie A pada medio 90an hingga awal 2000an. Namun hal tersebut berakhir lantaran perusahaan yang menaungi mereka, Parmalat gulung tikar pada 2004. Sejak saat itu, tim asal Reggio Emilia tak lagi sama.

Sejak diakuisisi oleh Calisto Tanzi pada 1996, beberapa tahun setelah Parma promosi ke Serie A. ia memiliki Parmalat, salah satu perusahaan susu dan makanan terbesar di Italia. Parmalat sebelumnya sudah menjadi sponsor klub sejak 1990. Sejak akuisisi, wajah SI Biru Kuning menjadi berbeda ketika itu lantaran masifnya suntikan dana yang mengalir ke klub.

Mereka leluasa mendaratkan berbagai pemain penting macam Dino Baggio Nestor Sensini, Fabio Cannavaro, Juan Veron hingga Enrico Chiesa didaratkan oleh tim selain itu, Gianluigi Buffon yang merupakan pemain akademi tim tampil solid di bawah mistar.

Konsistensi klub di Serie A terus terjaga mereka bahkan masuk dalam kategori Magnificent Seven bersama Juventus, AC Milan, Inter Milan, AS Roma, Lazio, hingga Fiorentina Tujuh tim tersebut selalu bersaing setiap tahunnya guna mendulang Scudetto.


Baca Juga:


Berbagai prestasi pun hadir di era Parmalat masih menjadi penyokong utama klub. Gelar prestis macam tiga Coppa Italia, Dua Piala UEFA, Satu Piala Winners dan satu Piala Super Eropa sempat hadir di almari trofi Parma.

Prestasi tim lumayan bersinar sebelum medio 2000an. Mereka harus kehilangan sejumlah pilar macam Hernan Crespo, Buffon hingga Lilian Thuram hengkang ke tim llain. Meski begitu, meerka masih berkompetisi di papan atas tanpa pilar-pilar tersebut.

Masalah kemudian terjadi pada 2003, Parmalat dinyatakan bangkrut. Parma kemudian harus pontang panting melepas pemain guna menstabilkan neraca keuangan klub. Padahal kala itu, berbagai nama potensial sempat hadir di tim macam Adriano, Adrien Mutu, Hidetoshi Nakata, Alberto Gilardino, hingga Marc Bresciano. Sebagian besar nama-nama tersebut harus dilego.

Pertanyaan besar pun menyeruak, apa yang akan terjadi andai Parmalat tak bangkrut? Parma tentunya masih akan tetap diperkuat berbagai nama besar tersebut. rata-rata dari mereka kala itu sudah dan hampir mencapai usia prime. Mereka yang hadir di tim sudah barang tentu mampu memberikan garansi lebih guna mengerek prestasi tim.


Baca Juga:


Di musim 2002/03, mereka masih mampu finish di urutan 5 dengan tim tersebut. Semusim setelah mereka melepas para asetnya, mereka juga masih mampu bertahan di pos yang sama. Artinya, kekuatan tim masih terbilang stabil.

Di luar berbagai aspek tersebut, Parma memiliki scouting mumpuni untuk mendatangkan pemain murah berkualitas.Gilardino menjadi contoh. Ia mampu menjadi mesin gol klub kala itu. Meksi nantinya banyak pemain mereka yang datang dan pergi lantaran digoda tim yang lebih besar, bukan tak mungkin nama-nama ajaib dari berbagai belahan dunia merapat ke Ennio Tardini di musim depan.

Parma juga dipastikan akan tetap menjadi bagian dari Magnificent Seven sampai hari ini. Meski nantinya Napoli menjadi kuda hitam, posisi mereka dipastikan bakal tetap aman. Scudetto yang belum pernah mereka rengkuh di kancah domestik pun lambat laun akan datang dengan sendirinya ke Reggio Emilia untuk kali perdana.

Tak hanya itu, mereka juga bakal menjadi langganan mentas di Liga Champions andai terus konsisten dan mampu mempertahankan pilarnya dari kejaran tim lain. Hal tersebut jelas bisa menjadi magnet tersendiri bagi mereka guna mengamankan para pilar idaman di masa mendatang.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com