Site icon Vivagoal.com

What If: Rivaldo Bisa Bangkitkan Kariernya dan Bolton Wanderers

What If: Rivaldo Bisa Bangkitkan Karier dan Bolton Wanderers

VivagoalBerita Bola – Setelah hengkang dari FC Barcelona, karier Rivaldo mengalami penurunan. Tetapi, dirinya memiliki kesempatan untuk bisa mengembalikan itu semua jika transfernya ke Bolton Wanderers terjadi.

Bolton Wanderers adalah salah satu tim Liga Inggris yang sempat menghebohkan di awal era 2000-an. Di bawah Sam Allardyce, The Trotters mampu bersaing ketat di papan atas Liga Inggris, bahkan masuk ke zona Eropa.

Kehadiran Sam Allardyve ke Reebok Arena sejatinya tidak berjalan dengan mulus. Dirinya hanya mampu mengantarkan Bolton duduk di peringkat ke-16 dan 17 di musim 2001/02 dan 2002/03.

Tetapi, semua itu berubah di musim ketiganya melatih Bolton Wanderers. Pelatih yang dijuluki Big Sam tersebut mampu membangkitkan pemain yang kariernya meredup seperti Youri Djorkaeff, Jay Jay Okocha, Ivan Campo, dan mantan kapten Real Madrid, Fernando Hierro.

Berkatnya, Bolton berakhir di peringkat ke-8 klasemen Liga Inggris 2003/04. Di musim selanjutnya, mereka bahkan bisa mengamankan satu tempat di UEFA Cup (sekarang Liga Eropa) ronde pertama usai berakhir di peringkat ke-6 bersama Middlesbrough FC yang duduk di peringkat ke-7.

Meskipun Bolton mampu melajut hingga ke babak 16 besar, ada satu hal yang mungkin menjadi kekecewaan terbesar Sam Allardyce. Pada 2004, dirinya hampir mendatangkan mantan pemain terbaik FC Barcelona, Deportivo de La Coruna, dan AC Milan, Rivaldo.

Dilansir dari Lion of Vienna Suite, Sam Allardyce sedang berusaha untuk mendatangkan Rivaldo ke Reebok Stadium pada bursa transfer Januari musim 2003/04. Big Sam yakin Rivaldo adalah pemain yang ia butuhkan untuk bisa meningkatkan performa Bolton ke level selanjutnya.


Baca Juga:


Padahal, saat itu Rivaldo tengah mengalami penurunan karier. Setelah bersinar bersama Deportivo de La Coruna dan Barcelona, Rivaldo memutuskan untuk pergi ke Italia dan bergabung dengan AC Milan pada musim 2002/03.

Statistik mentereng bersama Barcelona (130 gol dan 45 assist dari 235 pertandingan) tentu diharapkan Carlo Ancelotti (pelatih AC Milan saat itu) bisa menambah daya gedor timnya. Sayangnya, satu setengah musim berseragam Rossoneri, Rivaldo justru flop, di mana ia hanya mencetak delapan gol dan lima assist dari 40 pertandingan.

Sumber: Indosport

Setelah itu, ia memutuskan untuk pergi ke kampung halamannya di Brasil dengan gabung Cruzeiro Esporte Clube. Rivaldo di sana hanya bermain selama tiga pertandingan dengan 270 menit dan mencetak satu assist.

Gagal tampil baik bersama Cruzeiro membuat Rivaldo menganggur selama setengah musim. Lalu, pada Januari 2004, sebuah tawaran datang dari Bolton Wanderers.

Dilansir dari laporan Independent, Sam Allardyce melakukan pembicaraan dengan Rivaldo di sebuah hotel di Manchester. Saat itu, Allardyce menawarkan gaji yang tinggi yaitu sebesar 40 ribu poundsterling per pekan jika Rivaldo bisa sukses bersama Bolton.

Allardyce yakin jika Rivaldo datang ke Bolton, klub bisa mendapatkan keuntungan besar dari hasil penjualan jersei dan tiket. Apalagi, dirinya tampil bersama Jay Jay Okocha, Ivan Campo, dan Fernando Hierro.

“Saya mendapatkan sebuah fax yang datang di pagi hari ini yang mengatakan jika dia (Rivaldo) mau bergabung dengan kita,” ucap mantan ketua Bolton Wanderers, Phil Gartside, yang dilansir dari The Bolton News.

Sumber: Bolton Wanderers

Saat itu, Rivaldo dilirik oleh banyak klub seperti Glasgow Celtic, Al-Ittihad, dan Newcastle United. Namun, Bolton menjadi tim pertama yang menunjukkan keseriusannya.

Sayangnya, kesepakatan tersebut gagal. Rivaldo meminta dua hal yang tidak bisa dipenuhi oleh Bolton yaitu gaji yang tinggi dan tinggal di Manchester. Setelah itu, ia memutuskan gabung ke raksasa Yunani, Olympiacos FC.

Jika Rivaldo benar-benar bergabung di Reebok Arena saat itu, mungkin nasibnya dan Bolton akan berubah. Sam Allardyce bisa membangkitkan performanya mengingat dia pernah melakukan itu kepada Jay Jay Okocha.


Baca Juga:


Selain itu, Rivaldo juga mampu membangkitkan Bolton. Pada musim 2003/04, Bolton sejatinya memiliki kesempatan untuk bisa meraih satu tiket di Liga Champions. Sayangnya, di pekan ke-27 hingga 31, mereka menelan lima kekalahan dari enam pertandingan.

Kehadiran Rivaldo di Bolton bisa menjadi penyemangat, penenang, dan pembangkit semangat tim di ruang ganti. Apalagi dia sudah meraih dua gelar LaLiga bersama Barcelona, satu Liga Champions dengan AC Milan, dan satu Piala Dunia bersama Brasil.

Namun, Rivaldo memutuskan untuk tidak hadir ke Inggris. Kariernya memang cukup baik ketika berada di Yunani, namun perlahan hilang dan hancur.

Sama halnya dengan Bolton Wanderers, setelah memecat Sam Allardyce dan Sammy Lee, The Trotters jadi olok-olok tim Liga Inggris. Hingga akhirnya turun kasta di musim 2011/12 dan tak kunjung kembali sampai saat ini.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version