What If: Yoann Gourcuff Jadi Anak Baik, Dia Bisa Jadi ‘The Next Zidane’
Kapten AC Milan saat itu, Paolo Maldini, mengatakan Gourcuff hancur di San Siro karena dirinya sendiri. Dia tidak menunjukkan profesionalitas yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemain, dan itu yang sangat dibenci pemain AC Milan lain.
“Masalahnya adalah perilakunya. Dia tidak menunjukkan cara yang cerdas untuk mengatur dirinya sendiri. Ketika dia bermain di sini, dia tidak ingin membuat dirinya tersedia untuk skuat. Dia tidak segera mulai belajar bahasa Italia,” ucap Maldini yang dilansir dari These Football Times.
Happy Birthday to unforgettable talent, Yoann Gourcuff 🇫🇷 pic.twitter.com/jY7g87fu63
— Ligue 1 English (@Ligue1_ENG) July 11, 2023
“Ia tidak bekerja. Ia tidak selalu datang tepat waktu. Itu sering terjadi. (Ada) hal-hal yang tidak bisa ia katakan. Tapi dia tahu apa yang dia lakukan,” tambahnya.
Kepribadiannya tersebut lantas membuatnya ditendang oleh AC Milan. Alhasil, ia memutuskan untuk pulang ke Prancis dan bergabung FC Girondins Bordeaux pada 2009.
Beruntung, Bordeaux menyelamatkan kariernya. Gourcuff tampil mengesankan di Ligue 1 2008/09 dengan 12 gol dan 11 assist dan mengantarkan klub ke Liga Champions musim depan.
Kemampuannya tersebut membuat pelatih Timnas Prancis saat itu, Raymond Domenech, untuk Piala Dunia 2010. Sayangnya, itu justru awal dari akhir kariernya sebagai pesepakbola.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Jepang yang Bersinar di Bundesliga
- 5 Fakta Pemain Tiongkok yang Pernah Main di Eropa
- 5 Fakta Menarik Debutan Premier League, Luton Town
- 5 Fakta Penjualan Termahal Benfica
Gourcuff gagal membawa Timnas Prancis melangkah jauh di Piala Dunia 2010, bahkan tidak lolos babak grup dengan hanya mengemas satu poin dari tiga laga di grup A. Domenech mengatakan banyak pemain yang tidak menyukai Gourcuff dan itu membuat skuad hancur lebur.
“(Franck) Ribery tidak meyukai Gourcuff, itu pasti. Sebelum laga melawan Uruguay, saya berkata kepada Gourcuff, ‘Kamu adalah kunci di laga ini, semuanya tergantung kamu’,” ucap Domenech yang dilansir The Guardian.
“Dia sama seperti (Nikolas) Anelka dan (Thierry) Henry, semuanya berpusat kepada mereka. Ketika ada yang tidak beres, mereka adalah yang pertama kali pergi,” tambahnya.
Kejadian itu semakin parah lantaran ia memutuskan untuk hengkang dari Bordeaux ke Olympique Lyon (OL) pasca Piala Dunia 2010. Dalam lima musim, Gourcuff hanya mampu menyarangkan 19 gol dan 29 assist.
Jika dirinya bisa lebih profesional sebagai seorang pesepakbola, karier Gourcuff mukan jauh lebih baik. Bahkan, tidak mungkin jika dirinya bisa menjadi penerus Zidane selanjutnya. Dia memiliki talenta yang sangat mirip dengan Zidane, dengan bola yang lengket di kakinya dan permainan yang flamboyan, seakan-akan menari di lapangan.
Namun, apa yang terjadi tidak seperti yang diharapkan banyak pihak, termasuk dirinya. Gourcuff memilih untuk menjadi dirinya sendiri dan namanya akan selalu dikenang sebagai ‘The Next Zidane yang flop’.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com