5 Fakta Besar Klub Eropa yang Sempat Dinyatakan Bangkrut
- Glasgow Rangers
Salah satu tim terbesar Skotlandia, Glasgow Rangers punya catatan yang lumayan panjang di tanah para Highlander. The Light Blues tercatat sebagai salah satu klub dengan koleksi gelar terbanyak di Eropa. Mereka juga memiliki rivalitas yang lumayan ketat dengan Glasgow Celtic.
Menukil laman Sportskeeda, Rangers, yang lumayan sukses di Eropa coba menginvestasikan dana guna berbelanja pemain top untuk bersaing di Eropa. Sialnya, dana tersebut mereka dapatkan dari hasil berhutang. Setiap tahun, mulai dari tahun 2000an, Rangers memiliki tanggungan di angka 13 Paun.
Hutang demi hutang pun mulai dijalankan Rangers. Hingga pada puncaknya, mereka behutang di angka 30 juta paun kepdaa Lloyd Bangking Group. Hutang sempat tereduksi hingga 18 juta Paun pada 2011 lalu. Namun masalah tak behhenti sampai di situ, mereka memiliki tanggungan pajak sebesar 49 juta paun. Situasi tersbeut membuat pemiik Rangers sebelumnya, David Murray menjual 85 persen sahamnya kepada pemilik baru dengan harapan hutang bisa terlunasi. Selain itu, jklub diharapkan bisa merenovasi Stadion dan mendatangkan pemain guna mengembalikan prerstasi.
Rangers pun pada akhirnya dinyatakan bangkrut lantaran gagal melunasi administrasi mereka pada 2012 lalu dan harus menjalani kompetisi dari divisi empat. Untungnya saat ini, mereka mampu bangkit dan kembali merajai Skotlandia di bawah asuhan Steven Gerrard.
- Parma
Seperti Rangers, Parma merrupakan salah satu kekuatan di Italia pada medio 90an. Mereka kerap merusak eksistensi pada tim-tim besar Italia. Tak hanya itu, I Crociati juga semapt menguasai Eropa dengan menjuarai sepasang Europa League dan satu Piala Winners.
Tak hanya sekali, Parma sempat dinyatakan bangkrut dua kali. Di musim 2004/05, Parma harus menjual sebagian besar pemain bintang mereka ke tim lain guna menyelamatkan finansial klub. perusahaan penyoking dana terbesar mereka, Parmalat, dinyatakan bangkrut.
10 tahun berselang, Parma dinyatakan bangkrut untuk kali kedua. Klub dilaporkan berhutang hingga 218 juta euro. Mereka harus memulai kompetisi dari kasta keempat. Peliknya kondisi finansial Parma membuat mereka tak mampu membayar gaji pemain dan sempat muncul kabar jika mereka siap menjual berbagai gelar yang mereka miliki guna menutupi biaya operasional klub.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Nemanja Vidic, Benteng Kokoh dari Serbia
- Obrolan Vigo: Antonio Conte hanya Butuh Ruang untuk Sukses
- Obrolan Vigo: Newcastle United dan Kejayaan yang Harusnya Terulang
- Obrolan Vigo: Napoli dan Mimpi Scudetto yang Siap Terbuka
Meski sempat tertatih-tatih hingga mentas di Serie D, Parma mampu bangkit. Dalam kurun waktu tiga tahun, mereka kembali ke Serie A. si Kuning Biru sempat terpuruk dan terdegarasi di Serie B. Namun mereka sudah memiliki Kyle Krause, presiden klub yang ingin menyelamatkan muka Parma dan mengembalikan mereka ke Serie A dalam waktu dekat.
- Portsmouth
Tim yang sempat diperkuat pembuat karya Sherlock Holmes, Arthur Conan Doyle ini punya sejarah panjang di Inggris. Mereka semapt menjuarai Piala FA dua kali, mentas di Eropa dan sempat dua kali menjuarai First Division, setara dengan Premier League.
The Pompeys mengalami nasib tragis lantaran kesalahan tata kelola klub yang dimulai pada 2007 silam. Portsmouth mendatangkan sejumlah nama besar macam David Nugent, John Utaka, dan Glen Johnson, Lassana Diarra hingga Jermaine Dafoe ke klub. kehadiran nama-nama di atas membuat Portsmouth sekaan menjadi tim yang bertabur bintang.
Masalah pun hadir dua musim berselang. Portmotuh terjerat hutang hingga 135 juta paun. Mereka harus melepas para pemain bintangnya agar bisa sustain di kasta teratas. Setahun berselang, Pompey harus terdegradasi ke Championship dan harus mendapatkan hukuman pengurangan poin lantaran tak bisa menyelsaikan urusan administratif.
Jika tim-tim lain dinyatakan sukses keluar dari jerat masalah. Hal yang sama tak berlaku pada Portsmouth. Tim Kota Pelabuhan ini justru masih terpatri di kasta ketiga Inggris dengan terduduk di posisi 16 klasemen sementara pada musim ini. Kembali ke Premier League dalam waktu dekat jelas merupakan mimpi di siang bolong.