Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Momen Tersedih Dalam Sejarah Sepakbola

5 Fakta Momen Tersedih Dalam Sejarah Sepakbola

Vivagoal5 Fakta – Menangis tidak harus diidentikkan sebuah kelemahan, dimana hal itu berarti bahwa pria atau wanita sebagai pribadi yang cengeng.

Seperti dalam dunia sepakbola, tangisan yang pernah dilakukan oleh seorang megabintang seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, justru memberi arti jika mereka juga adalah seorang manusia biasa, walaupun keduanya telah bergelimang prestasi dan kesuksesan.

[irp]

Dan berikut 5 fakta tangisan pemain sepakbola yang paling diingat dalam sejarah sepakbola dunia, tangis yang memberi arti banyak hal atas drama yang telah terjadi di lapangan hijau. Ada tangis gembira, hingga momen tangis yang tersedih hingga saat ini.

1. Cristiano Ronaldo di Final Piala Eropa 2004, Final Liga Champions 2008, Ballon d’Or 2016, dan Final Piala Eropa 2016.

CR7 merupakan superstar lapangan hijau yang mempunyai begitu banyak fans di seluruh dunia. Namun, CR7 juga pernah meneteskan air matanya di momen-momen tertentu, yang saat ini, Ronaldo (31 tahun) terekam sudah beberapa kali menangis di momen besar, dan masih dikenang hingga saat ini.

Tangis pertama seorang CR7 tumpah di momen terbesarnya saat Portugal berhasil menembus final Piala Eropa 2004, yang waktu itu dihuni bintang-bintang dunia seperti Rui Costa, Deco, Luis Figo, Pedro Pauleta, dan Ricardo Carvalho. Dianggap sebagai era keemasan Portugal dan lebih diunggulkan di final saat melawan Yunani, Portugal malah takluk di depan pendukungnya sendiri dengan skor tipis 0-1 yang dicetak Angelos Charisteas.

[irp]

Sontak Ronaldo yang kala itu masih jadi rising star, serta merta langsung meneteskan air mata kesedihannya, merasa tidak percaya jika generasi terbaik Portugal justru kalah dari Yunani yang notabene adalah kuda hitam di final tersebut. Tangis Ronaldo itu mewakili kesedihan rekan setim hingga masyarakat Portugal yang menyaksikan laga itu.

Tangis kedua CR7 kembali menetes di final Liga Champions 2008, saat itu dirinya masih membela Manchester United. CR7 juga menangis tidak karuan kala Edwin Van Der Sar berhasil menepis tendangan penalti Nicolas Anelka di duel adu penalti. Kenapa Ronaldo menangis sambil terjatuh di lapangan? Alasannya adalah karena dia bisa saja menjadi penggagal kemenangan United di final melawan Chelsea kala tendangan penaltinya berhasil ditepis oleh Petr Cech, padahal sebelumnya dia juga yang menjadi pencetak gol timnya di babak pertama, mengerti kan sekarang kenapa dia begitu emosional?

[irp]

Di momen lainnya terjadi saat Ronaldo berhasil mengungguli rival terberatnya, Lionel Messi dan Franck Ribery yang waktu itu berhasil mengantar Bayern Munchen menjuarai Liga Champions dalam penghargaan Ballon d’Or pada tahun 2013. Ronaldo tak kuasa menahan tangis harunya, imbas dari kerja kerasnya yang akhirnya membuahkan Ballon d’Or kedua dalam kariernya.

Dan yang terakhir, baru saja terjadi di momen Piala Eropa 2016 dan CR7 dua kali kedapatan menangis dengan makna yang berbeda. Tangisan pertamanya dilakukannya karena dirinya tak bisa ikut berlaga di partai final akibat cedera, dan tangis kedua kembali tumpah, saat Portugal telah memastikan diri sebagai juara Piala Eropa 2016 dan jadi yang pertama bagi Portugal. Pencapaian ini menjadi puncak dari segala kesuksesan, trofi, dan penghargaan yang sudah diterima pemain kelahiran Madeira ini.

2. Luis Suarez saat momen Crystal Palace vs Liverpool pada (05/05/2014)

Musim 2013/14 menjadi memory kelam seorang Luis Suarez. Air matanya tak kuasa keluar dan membuat segenap fans Liverpool terharu melihatnya, karena seakan memperlihatkan bagaimana remuknya hati El Pistolero yang gagal membawa the Reds merengkuh gelar juara Premier League, dimana terakhir kali Liverpool raih pada tahun 1990, dimana saat itu belum berubah nama menjadi Premier League.

Mengapa bisa sedemikian sedih? Pasalnya, di musim 2013/14, Liverpool dibawah asuhan Brendan Rodgers tengah menggila di Premier League dengan lini depannya yang mematikan, yang terdiri dari Suarez, Daniel Sturridge, Philippe Coutinho, dan Raheem Sterling. Faktanya, harapan itu runtuh seketika karena hasil imbang yang liverpool peroleh kala bertemu dengan Crystal Palace di Selhurst Park, menjadikan Manchester City memiliki peluang paling besar meraih trofi Premier League musim itu.

[irp]

Luis Suarez tak mampu membendung sesak di dada dan langsung meluapkan emosinya di lapangan pertandingan, sampai-sampai sang kapten, Steven Gerrard berusaha menenangkannya. Cinta tulus Suarez terhadap Liverpool akhirnya mendapat tempat spesial di hati fans Anfield Gank, dan telah menganggapnya sebagai salah satu legenda mereka, walau kini Suarez bermain di Barcelona.

3. Mario Balotelli di Final Piala Eropa 2012 dan AC Milan vs Napoli pada (02/08/2014)

Sebagai sosok yang penuh dengan kontroversi di dalam dan di luar lapangan, Super Mario juga sering dianggap sebagai pemain yang sudah menyia-nyiakan bakat yang dimilikinya. Balotelli kerap dijuluki bad boy. Faktanya, Super Mario ternyata juga punya sisi humanis saat meluapkan kekecewaan dan kesedihannya. Dua kali tangisannya terekam oleh pecinta sepakbola di dunia.

Tangis kesedihan pertama Super Mario terjadi di final Euro 2012, saat Timnas Italia dibantai 0-4 dari Spanyol. Kekalahan telak membuat eks bomber Inter Milan dan AC Milan itu tak kuasa menahan tetes air matanya.

[irp]

Momen berikutnya terekam pada 2014, saat Super Mario masih bermain untuk AC Milan saat melakoni pertandingan melawan Napoli. Balotelli tertangkap kamera mengeluarkan air matanya dan hal itu terjadi, karena dirinya dihujat dengan kata-kata rasis yang menyerang dirinya. Balotelli terkena hinaan rasis, karena kulitnya yang hitam dan darah Ghana yang dimilikinya, tetapi memiliki paspor Italia.

4. Clovis Fernandes di pertandingan Brazil vs Jerman, Semifinal Piala Dunia 2014.

Salah satu tangisan tersedih yang dilakukan perwakilan suporter yang paling diingat dunia, terekam dilakukan oleh mendiang Clovis Acosta Fernandes di momen Piala Dunia 2014. Clovis adalah fans sejati Tim Samba, Brasil yang sangat berharap Neymar dan kawan-kawan mampu juara di depan pendukungnya sendiri. Namun, faktanya justru tamparan keras diberikan Jerman yang dengan tega menghancurkan Brasil di babak semifinal, dengan skor sangat mencolok 7-1.

Seisi stadion terdiam, seluruh masyarakat Brasil terkejut, dan histeris tak kuasa menahan kesedihannya melihat Timnas mereka yang sudah juara lima kali Piala Dunia, dibuat tak berdaya di depan Der Panzer. Faktanya, Kesedihan dan tangis Clovis yang tertangkap kamera pun sangat cukup menggambarkan, bagaimana duka masyarakat Brasil kala itu.

[irp]

Clovis nampak memeluk replika trofi Piala Dunia, dengan mata yang kosong seakan tidak ingin menerima fakta jika Brasil sudah hancur lebur di tangan Jerman. Raut muka sedih Clovis pun jadi bahan berita media-media di dunia yang kemudian melabelinya sebagai ‘pria tersedih dunia’. Clovis kini sudah meninggalkan kita semua di usia 60 tahun, akan tetapi namanya akan selalu dikenang di kalangan fans Brasil maupun pecinta sepakbola di seluruh dunia, sebagai fans sejati yang hadir di lebih dari 150 laga Brasil di seluruh 60 negara dan juga tujuh Piala Dunia.

5. Lionel Messi (Final Copa América Centenario, 26/06/2016)

Tak jauh berbeda dari Cristiano Ronaldo, megabintang alias pemain terbaik dunia lainnya, Lionel Messi juga tak luput dari kesedihan yang sudah tak dapat dikontrolnya lagi saat gagal menjuarai Copa America Centenario 2016. Itu sudah menjadi final keempat Messi bersama Timnas Argentina, dengan detail satu final di Piala Dunia 2014 dan tiga Copa America, namun seperti halnya Timnas Indonesia di Piala AFF, Messi pun selalu gagal menang di empat partai puncak dari dua turnamen besar dunia tersebut.

Faktanya, La Pulga segenap hati tak lagi menahan tetes air matanya, hingga ia harus ditenangkan rekan setim dan sahabat terbaiknya, Sergio Aguero. Pasca momen itu, Messi yang tidak berpikir dengan kepala dingin, langsung memutuskan gantung sepatu dan mengejutkan dunia.

[irp]

Beruntung pelatih kepala Tim Tango saat ini, Edgardo Bauza, mampu meyakinkan Messi untuk kembali memimpin Argentina dalam kualifikasi Piala Dunia 2018.

Exit mobile version