5 Fakta Pelatih Top yang Pernah Tukangi Tim Turki
- Jose Mourinho
Jose Mourinho layak hadir dalam daftar pertama manajer top yang tukangi tim Turki. The Sacked One memiliki catatan gemilang dalam karir manajerialnya. Ia hampir memenangi semua gelar termasuk treble winners ketika menukangi Inter Milan pada 2010 lalu.
Mou memiliki rekam jejak panjang sebagai pelatih. Ia sempat menukangi tim besar seperti FC Porto, Chelsea, Real Madrid, AS Roma dan Tottenham Hotspur. Rata-rata dari tim yang ditukanginya, kecuali Spurs, dihantarkan menjadi juara dalam berbagai kompetisi.
💛💙 José Mourinho to Fenerbahçe fans: “This shirt is my skin. pic.twitter.com/GJKjSeOmRr
— EuroFoot (@eurofootcom) June 2, 2024
Ada harapan bagi Fenerbahce, tim yang tengah diarsitekinya saat ini kembali Berjaya di kancah domestik dan keluar dari bayang-bayang Galatasaray dalam kurun 10 musim terakhir. Asa tersebut masih lumayan lebar terbuka mengingat banyaknya pemain top yang hadir dalam skuat dan kompetisi masih lumayan panjang untuk selesai.
- Vicente del Bosque
Del Bosque punya catatan yang lumayan besar sebagai pelatih Real Madrid. Ia pernah membantu tim memenangi berbagai gelar dalam kurun waktu 1999-2003. Di periode tersebut, sepasang gelar LaLiga dan dua gelar Liga Champions sempat dipersembahkan ke almari trofi Santiago Bernabeu.
Namun Florentino Perez membuat langkah tak popular ketika memecatnya pada 2003 lalu. Semusim menganggur, Besiktas sempat memberinya pekerjaan pada 2004 lalu. Namun catatan kemenangannya hanya ada di angka 44 persen. Sang pemain dianggap gagal dan kemudian dipecat.
Namun Besiktas bukanlah akhir dari karir sang pelatih. Pada 2009, ia dipercaya menukangi Timnas Spanyol. La Roja dibawa mencatatkan sejarah pasca menangi Piala Dunia 2010 dan Euro 2012 lalu. Catatan tersebut masih belum mampu diulang pelatih manapun.
- Roberto Mancini
Roberto Mancini merupakan salah satu pelatih Italia yang memiliki catatan gemilang dalam urusan prestasi. Don Mancio sudah mendulang silverware di awal medio 2000an ketika membesut Fiorentina. Setelahnya, rentetan catatan gemilangnnya hadir bersama Lazio, Inter Milan hingga Manchester City.
Pasca didepak City lantaran keok dari Wigan di Piala FA, Galatasaray memberikannya pekerjaan. Kesemaptan tersebut nampaknya tak berjalan baik lantaran memiliki perbedaan visi dengan klub. Ia hanya bertahan semusim di Turki dan memutuskan angkat kaki dengan kesepakatan bersama.
Mancio kemudian kembali ke Inter dan sempat menukangi Zenit St Petersburg di Rusia. Kesuksesan terbesarnya hadir ketika tukangi Timnas Italia dan mempersembahkan gelar Euro 2020. Saat ini, ia masih melatih dan membesut Timnas Arab Saudi.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Kesempatan Bagi James Rodriguez dan Rayo Vallecano untuk Mengintip Momen Nostalgia
- Obrolan Vigo: Rico Lewis yang Akan Menjadi Anak Emas Baru Pep Guardiola
- Obrolan Vigo: Calon Juru Selamat Bordeaux dalam Wujud Andy Carroll
- Obrolan Vigo: Celta Vigo yang Berpotensi Menjadi Kuda Hitam Baru LaLiga
- Giovanni van Bronchorst
Sebagai pemain dan pelatih Van Bronchorst memiliki dua hal yang serupa. Ia berperan penting dalam kesuksesan tim-tim yang pernah diperkuatnya macam Arsenal, Barcelona, Feyenoord hingga Glasgow Rangers. Bahkan, dua tim yang disebut terakhir sempat dihantarkannya berjaya di kancah domestik.
Gio sempat hantarkan Feyenoord mendulang berbagai gelar macam Eredivisie, KNVB Bekker, hingga Piala Super Belanda. Namanya juga menjadi penerus legacy Rangers pasca Steven Gerrard dengan menjuarai Scottish FA Cup. Musim ini, ia ditunjuk untuk menukangi Besiktas.
Belum semusim berjalan, sosok berdarah Ambon sempat hantarkan Kara Kartallar mendulang Turkish Super Cup. Potensinya membantu Ciro Immobile dan kolega menuai kesuksesan lumayan terbuka mengingat materi pemain mereka terbilang merata hampir di semua lini.
- Zico
Sosok yang disebut sebagai Pele putih ini lumayan kesohor dengan aksinya di lapangan hijau. Zico memiliki reputasi besar sebagai pemain. Namun sayang, ia belum mampu membawa negaranya mendulang Piala Dunia maupun Copa America. Brasil di eranya hanya dibawa mendulang berbagai gelar minor.
Namanya lumayan besar ketika memperkuat Flamengo dan hantarkan tim mendulang berbagai gelar prestis baik di kancah domestik maupun kontinental. Meski begitu, karir Zico pasca keluar dari klub terbilang biasa saja entah di Italia atau Jepang. Pasca pensiun di pertengahan 90an, ia memulai karir seabgai pelatih.
Football Legend Zico reacts to his appearance in Blue Lock Anime.
“I recently came across the scene. What an honour to have been a part of and to see the evolution of football in Japan”. pic.twitter.com/jol9VYwqQt
— Anime News And Facts (@AniNewsAndFacts) October 17, 2024
Zico sempat membesut tim Jepang dan Brasil. Bahkan Timnas Jepang pun pernah merasakan tangan dinginnya pada 2002 hingga 2006. Gelar Piala Asia sempat ia persembahkan bagi Samurai Biru. Setelah Jepang, ia membesut Fenerbahce selama empat musim. Dua gelar Super Lig dan Turkhis Super Cup sempat dipersembahkan.
Pasca Turki, beberapa tim macam CSKA Moscow, Olympiacos, Timnas Iraq, FC Goa sempat dibesutnya. Ia saat ini bertugas sebagai penasehat Teknik tim yang terakhir dibelanya seabgai pemain, Kashima Antlers.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com