Vivagoal – Berita Bola – Chinese Super League sudah mengalami kehancuran beberapa musim lalu lantaran berbagai faktor yang menaungi mereka. Kompetisi yang dulunya dihuni nama-nama berkelas kini hanya tinggal sisa-sisa dan tak ubahnya kompetisi Asia lain.
Pada 2011, Xi Jinping mencanangkan target kepada negaranya untuk menjadi salah satu poros sepakbola dunia. Ia ingin Timnas China memiliki tiga target besar yakni lolos ke Piala Dunia, menjadi tuan rumah Piala Dunia dan memenangkan Piala Dunia. Guna menyelaraskan tujuan tersebut, kompetisi domestik, Chinese Super League pun dibuat meriah
Berbagai klub CSL pun mulai ditunggangi para pebisnsis dari berbagai sektor. Tak hanya itu, berbagai BUMN China juga mengakuisisi berbagai klub. Dengan kekuatan uang yang lumayan, berbagai pemain top pun mulai hadir menyemarakan Chinese Super League.
Is the Saudi Pro League another Chinese Super League? 💭
Kaveh Solhekol explains why he doesn’t think so… 🇸🇦 pic.twitter.com/9lovWFtZ17
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) June 25, 2023
Nama-nama besar macam Alex Teixeira, Didier Drogba, Carlos Tevez, Ramires, Hulk dan sederet sosok beken lain pernah mentas di sana guna menyemarakan kompetisi. Berbagai pelatih elit macam Fabio Capello, Marcelo Lippi hingga Andres Villas-Boas pernah merasakan beradu taktik di negeri Tirai Bambu.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Keturunan yang Membela Timnas Italia
- 5 Fakta Pesepakbola yang Terlahir Kaya
- 5 Fakta Transfer Pemain Tua Termahal
- 5 Fakta Pemain Naturalisasi Amerika Selatan di Indonesia
Namun meski diperkuat berbagai sumber daya penopang guna menjadi liga terbaik di Asia. Kenyataan justru berkata lain. Tim-tim Negeri Tirai bambu masih belum mampu berbicara banyak di kancah Asia. Mereka tak bisa bersaing dengan tim asal Jepang, Arab Saudi atau Korea Selatan di Kompetisi Asia. Sejak 2011, mereka baru mengirimkan Guangzhou Evergrande dua kali menjadi juara.
Bukannya mengejar prestasi tim negara tetangga, keadaan memburuk lantaran pandemi COVID-19. Banyaknya perusahaan yang menopang klub Chinese Super League dari berbagai lini bisnis terpaksa harus mengencangkan ikat pinggang karena pandemi dengan tak menggelontorkan dana besar ke berbagai klub.
Hal tersebut membuat eksodus besar-besaran dari para pemain asing. CSL tak lagi sama sejak saat itu. Bahkan, ambisi Xi Jinping untuk melihat negaranya mentas di Piala Dunia atau menjadi tuan rumah seakan jauh panggang dari api.
Meski begitu, masih ada berbagai pemain dengan valuasi termahal yang main di CSL sampai hari ini. Dari empat nama, tersemat satu pemian yang sempat bertanding melawan bintang-bintang Eropa lain. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.
- Oscar
Oscar sempat mendulang status sebagai pesepakbola dengan gaji termahal. Pada 2017, kala Shanghai mendatangkannya dari Chelsea dengan mahar 60 juta paun. Ia menerima bayaran 20 juta paun per musim. Angka tersebut berkali lipat dari yang didapatkannya di London. Ia masih bertahan di CSL sampai saat ini dan mengubur mimpinya membela Timnas Brasil.
Liga Super Tiongkok pernah mencuri perhatian dengan mendatangkan pemain-pemain bintang dan perkembangannya akan pesat. Namun, ibarat raksasa berkaki lempung, mereka cepat runtuh. Apa penyebabnya? Simak sampai slide terakhir, ya! pic.twitter.com/19CvvQnBGV
— PanditFootball.com (@panditfootball) June 23, 2023
Sang pemain bahkan mengklaim dirinya amat betah berada di China lantaran masifnya dukungan fans kepada dirinya. Tak hanya itu, uang besar yang didapatkan Oscar membuatnya lumayan setia berada di Negeri Tirai Bambu.
- Nicolae Stanciu
Nicolae Stanciu bukan sosok yang asing dengan sepakbola Asia. Pada 2019, ia sempat berlabuh ke Al Ahli. Namun di sana ia hanya bertahan enam bulan di sana dan mentas di Republik Ceko bersama Slavia Praha hingga 2022 kemarin.
Maret tahun lalu, Stanciu menerima pinangan Wuhan Three Towns dengan mahar 4 juta Euro. Di sana, ia sudah mengepak 40 laga di lintas kompetisi dan mendulang 10 gol serta 19 assist bagi tim.
- Matias Vargas
Vargas merupakan winger kiri yang lumayan malang melintang di Eropa. Ia sempat memperkuat berbagai tim seperti Espanyol dan Adana Demirspor dalam rentang 2019 hingga 2022 kemarin. Shanghai Port kemudian merekrutnya di bursa musim panas tahun lalu dengan mahar 4 juta Euro.
Bersama Shanghai, Vargas sudah memainkan 33 laga di lintas kompetisi. Dalam periode tersebut, ia sempat mendulang satu gol dan 13 assist bagi klub. Transfermakrt mencatat sosook asal Argentina memiliki valuasi di angka 5 juta Euro.
Baca Juga:
- Analisa Vigo: Seperti Saliba, Dimana Arsenal Akan Memainkan Jurrien Timber?
- Obrolan Vigo: Sulitnya Klub-Klub Eropa Mencari Penyerang
- Analisa Vigo: Gundogan Datang, Barcelona Rubah Formasi?
- Analisa Vigo: Musim Depan, Real Madrid Main dengan Dua Penyerang?
- Romulo
Romulo lumayan lekat dengan sepakbola Asia. Pada 2017 lalu, sang pemain sempat dipinjamkan dari Bahia ke Busan IPark. Ia mentas di Korea Selatan hingga 2021 kemarin. Di sana, ia sudah mendulang 129 laga di berbagai kompetisi dan mengepak 34 gol serta 24 assist.
Pasca kontraknya berakhir pada 2021, ia menyeberang ke China dan memperkuat Chengdu Rongcheng. Di sana, ia sudah mendulang 20 gol serta 15 assist dari 58 pertandingan.
- Cryzan
Cryzan merupakan pesepabola Brasil yang sudah lama malang melintang di kompetisi domestik maupun Portugal. Namanya sempat tergabung memperkuat tim asal Arab Saudi, Al-Batin pada 2018 lalu. Namun di sana, ia hanya bertahan semusim.
Pada April 2022 kemarin, Cryzan kembalii ke Asia dan memperkuat Shandong Taishan. Di sana, ia menjelma menjadi mesin gol klub dengan mendulang 32 gol dan 12 assist dari 42 laga. Dalam periode tersebut, ia sempat hantarkan tim memenangi Chinese Cup pada musim kemarin.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com