Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Pemain Muda Indonesia yang Akan Bersinar di Eropa

5 Fakta Pemain Muda Indonesia yang Akan Bersinar di Eropa

Vivagoal5 Fakta – Sudah tak bisa dipungkiri lagi bahwa pesepkabola muda berbakat yang lahir di tanah air telah mampu menunjukkan performanya di kancah nasional maupun Internasional.

Dikarenakan penampilan gemilang mereka, banyak klub Eropa yang melirik dan tertarik kepada pemain muda Indonesia tersebut. Salah satunya klub raksasa Liga Belanda yakni Ajax Amsterdam.

Pada beberapa tahun ke depan, para fans sepak bola Indonesia tak perlu cemas dengan kekuatan timnas Indonesia yang siap untuk menyaingi negara-negara Asia Tenggara bahkan Benua Asia.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Muda yang Bisa Menggantikan Era Messi-Ronaldo

Pasalnya, timnas Indonesia saat ini memiliki sejumlah pemain muda berbakat untuk menunjang kekuatan timnas di masa mendatang. Selain memiliki talenta, performa mereka juga telah diakui oleh klub-klub Eropa.

Dengan ditopang fasilitas dan kompetisi yang jauh lebih baik dari liga nasional, penampilan pemain sepakbola Indonesia ini tentu juga akan berkembang pesat. Ini akan membuat timnas Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain di masa mendatang.

Tak hanya itu, para pemain muda ini juga diyakini akan menempati klub Eropa dengan klub kasta tertinggi. Bahkan banyak media asing juga tak meragukan kemampuan pemain muda Indonesia ini. Penasaran, siapa saja pesepakbola muda Indonesia yang berpotensi bersinar dalam klub-klub Eropa saat ini?

Berikut VIGO merangkum 5 Fakta Pesepakbola Indonesia yang Akan Bersinar di Eropa.

1. Yussa Nugraha

Yussa baru saja melewati periode berat sebagai seorang pesepakbola. Pada Januari 2018 lalu, Yussa mengalami cedera posterior cruciate ligament (PCL). Pemain 18 tahun ini kemudian menjalani operasi di MCH Bronovo, Den Haag. Butuh waktu kurang lebih 12 bulan bagi Yussa untuk memulihkan kondisinya. Setelah sempat trial di klub DHC U-19, Yussa akhirnya memutuskan gabung SVV Scheveningen.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Bola Dunia yang Jatuh Miskin

Yussa menjelaskan tentang keputusan gabung SVV Scheveningen, meski tawaran untuk trial berdatangan padanya. Keberhasilan SVV Scheveningen promosi ke kasta ketiga Liga Belanda menjadi dasar utama ia memilih klub yang berdiri tahun 1919 ini.

“Aku pilih SVV Scheveningen karena lebih bagus untuk kedepannya. Tim senior main di Tweede Divisie. Aku ada kesempatan nantinya debut disana,” terang Yussa pada Rabu (3/4/2019) dini hari WIB.

Untuk sementara Yussa berlatih dengan tim U-19. Dengan usia yang baru 18 tahun, Yussa bisa gabung tim Jong SVV Scheveningen. Tim ini bermaterikan talenta-talenta terbaik dengan usia 17-23 tahun.

“Karena sekarang kompetisi hampir selesai, aku belum bisa ikut main. Aku hanya boleh ikut latihan dengan tim. Kata coach untuk membangun ritme bermain dan fisik,” tutur Yussa yang kini juga berkuliah di ROC Mondriaan ini.

Yussa Nugraha merupakan pesepakbola asal Nusukan, Solo yang berkiprah di Belanda sejak usia 8 tahun. Saat menjadi bagian tim SC Feyenoord, Yussa merupakan pilihan utama yang kerap dipasang sebagai winger dan striker.

Di Liga Belanda U-15 2015/2016 lalu, dia menjadi pencetak gol terbanyak SC Feyenoord U-15 dengan 17 gol dan 12 assist.

2. Egy Maulana Vikri

Gelandang serang Timnas Indonesia asuhan Indra Sjafri, Egy Maulana Vikri termasuk pesepak bola muda yang kemampuannya mengolah si kulit bundar dilirik oleh Liga Eropa. Remaja berusia 18 tahun ini resmi digaet klub kasta tertinggi Polandia, Lechia Gdansk tahun 2018 lalu. Usai membukukan beberapa gol disana, kini Egy pun menjalani debutnya di tim senior Lechia Gdansk.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain yang Dapat Menggantikan Messi di Argentina

Tak hanya bermain, Egy Maulana Vikri juga memiliki prestasi sebagai pesepakbola Indonesia di kancah internasional. Egy mengangkat trofi Piala Polandia bersama timnya, Lechia Gdanks. Kesuksesan ini membuat Egy mencatatkan dirinya sebagai pesepakbola pertama Indonesia yang dapat menyabet trofi bersama klub di Eropa.

Lechia Gdanks memastikan diri keluar sebagai kampiun di Piala Polandia setelah menaklukkan Jagiellonia Bialystok secara dramatis di Stadion Narodowy, Warsawa, pada Kamis 2 Mei 2019 malam WIB. Egy dan kawan-kawan menang dengan skor 1-0. Gol semata wayang ini tercipta di menit tambahan waktu babak kedua atau tepatnya pada menit ke 90+6 lewat tendangan Arthur Sobiech.

Gelar juara Piala Polandia ini merupakan yang kedua kalinya diraih Lechia Gdanks. Sebelumnya, tim asuhan Piotr Stokowiec itu telah mengangkat trofi Piala Polandia pada 1983. Setelah penantian panjang, musim ini mereka kembali berhasil merengkuh gelar juara di ajang tersebut.

Prestasi ini tentu saja tak hanya membanggakan untuk Lechia Gdanks, tetapi juga bagi Egy Maulana. Sebab, gelar juara tersebut diraih di musim perdana Egy merumput bersama Lechia Gdanks. Ia resmi direkrut tim yang bermarkas di PGE Arena Gdansk itu pada 11 Maret 2018.

Raihan trofi Egy bersama Lechia Gdanks pun dipastikan tidak akan berhenti pada ajang tersebut. Musim ini, Lechia Gdanks bahkan berpeluang merebut gelar juara ganda karena tengah bersaing ketat dengan Legia Warsawa untuk menempati posisi puncak di klasemen sementara Liga Polandia 2018-2019.

Kini, Lechia Gdanks berada di posisi kedua dengan 63 poin, hanya terpaut tiga angka dari Legia Warsawa. Dengan masih tersisanya empat laga pada musim ini, Lechia Gdanks tentu saja memiliki peluang besar untuk keluar sebagai kampiun.

Jika berhasil melakukan hal tersebut, Lechia Gdanks dipastikan mengukir sejarah baru. Sebab, mereka belum pernah merasakan gelar di Liga Polandia. Prestasi terbaik yang pernah dicapai ialah finis di posisi ketiga pada 1956.

3. Firza Andika

Belum lama ini bek Timnas Indonesia Firza Andika menyusul langkah rekan satu tim-nya, Egy Maulana Vikri untuk berkarier ke Benua Biru. Firza mendapat kontrak profesional untuk jangka waktu dua musim oleh klub kasta kedua Liga Belgia, AFC Tubize. Pria kelahiran 11 Mei 1999 ini tentunya harus memulai dari tim cadangan dulu sebelum dapat menempati tim utama AFC Tubize.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Berpaspor Prancis dengan Mahar Termahal

Dia menjadi anak Medan kedua setelah Egy Maulana Vikri yang merambah Eropa. Sebelum resmi teken kontrak, Firza sempat menjalani trial selama tiga minggu di AFC Tubize bahkan seleksi juga di klub Liga Spanyol.

Mantan pemain PSMS yang sekarang sedang mengikuti pemusatan latihan bersama Timnas U-22 ini mengaku senang.

“Kepada semua pendukung saya,saya sangat kewalahan dengan dukungan yang telah Anda berikan sejauh ini! Bahkan sebelum saya secara resmi menandatangani kontrak dengan klub saya berikutnya, semua harapan dan dukungan yang baik telah kalian berikan saat ini sangatlah luar biasa,” ungkapnya.

Firza tak memungkiri keberhasilan bermain di Eropa atas bantuan beberapa orang yang mendukung penuh karirnya, termasuk agennya di NorthCliff.

“Saya ingin berbagi bahwa ini tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan dari Pak Erry, Pak Wiwid, Pak Fadli dan semuanya dari perusahaan manajemen saya yaitu @northcliff_sport . Dukungan mereka diberikan pada keterlibatan 2Touch International sebagai konsultan untuk memberi nasihat tentang arah karier saya, saya tidak dapat mengucapkan banyak hal lagi ke @northcliff_sport,” jelasnya.

“Itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan dan saya akan terus membayar kepercayaan mereka kepada saya,” pungkasnya.

4. Nathan Muskitta

Meski sempat gagal masuk Timnas Indonesia U-19, karier Nathan Muskitta tidak berhenti begitu saja. Tahun 2018 lalu Nathan mencoba peruntungannya di Inggris dengan bergabung di tim level junior West Ham United. Kian gemilang kiprahnya di Benua Eropa, tak lama kemudian pemuda berusia 19 tahun ini dikabarkan bermain untuk raksasa Liga Belanda, Ajax Amsterdam.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Termahal Liga 1 Indonesia 2019

Pemain muda Indonesia yang tengah menimba ilmu bersama klub Liga Belanda, Ajax Amsterdam, Nathan Muskitta, rupanya memiliki impian yang besar bersama timnas Indonesia. Nathan Muskitta merupakan satu dari sekian pemain muda Indonesia yang menimba ilmu di luar negeri.

Dia mencuri perhatian publik sepak bola Tanah Air karena kedapatan berlatih bersama klub teratas Liga Belanda— Ajax Amsterdam. Berdasarkan informasi beredar, Nathan sudah berada di Ajax Amsterdam untuk berlatih.

Berlatih di Belanda bukanlah hal baru bagi Nathan. Dari unggahan Instagram sang ayah, mantan pemain seleksi timnas U-19 itu juga pernah menimba ilmu di Leicester City.

Di Ajax Amsterdam sendiri, tidak diketahui apakah Nathan bagian dari tim sepak bola usia muda atau sekadar berlatih di akademi. Namun, terlepas dari itu, Nathan mempunyai mimpi besar bersama timnas.  Hal tersebut disampaikannya lewat akun Instagram pribadi miliknya pada Minggu (25/3/2018).

“Saya berharap suatu saat membawa Indonesia di Piala Dunia, Indonesia hebat,” kata pemain berusia 17 tahun itu lewat kolom caption.

Unggahan tersebut pun langsung dibalas oleh rekan seperjuangannya saat seleksi di timnas U-19 Indonesia, Rafid Habibie. “Amin untuk itu,” kata Rafid membalas lewat kolom komentar.

Sebelum Nathan, sejumlah pesepak bola Indonesia juga pernah menimba ilmu di luar negeri. Salah satunya Rafid Habibie yang mengomentari unggahan Nathan saat berlatih di Brasil.

5. Rendy Juliansyah

Untuk mendapatkan pemain sepak bola yang ciamik, perlu dipupuk sejak masih dini. Anak-anak yang tampak punya minat difasilitasi dengan baik, dilatih di sekolah-sekolah sepak bola yang ada di kabupaten/kota. Mereka perlu berlatih dan terus berlatih untuk mendapatkan skill yang mumpuni. Salah satu bibit sepak bola Tanah Air yang tampak menonjol adalah Rendy Juliansyah.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Asing Liga 1 yang Pernah Main di Liga Eropa

Remaja kelahiran 27 Juli 2002 ini adalah bintang di lapangan hijau. Berposisi penyerang, bungsu empat bersaudara ini moncer menyarangkan bola ke gawang lawan. Dari tendangan bebas, dia mampu membuat kiper kewalahan.

Striker Timnas U-16 besutan Fakhri Husaini, Rendy Juliansyah memang sudah tidak diragaukan lagi penampilan di lapangan hijau. Diketahui remaja 16 tahun ini tengah berlatih di tim junior klub Spanyol, Club Deportivo Leganes.

Penyerang asal Jakarta itu mendapat pengalaman bertading meski tidak mengikuti kompetisi rutin. Ia pun berusaha meningkatkan kualitas permainannya.

“Di sana saya berlatih biasa saja bersama tim Juvenil C angkatan 2002, latihan normal seminggu empat sampai lima kali,” ujar Rendy saat ditemui di kawasan GBK, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

“Kalau ikut kompetisi tidak, karena kompetisi resmi pemain dari luar baru boleh main umur 18. Jadi kalau umur masih 16-17 hanya latihan dan friendly match saja,” kata pemain yang bercita-cita bermain untuk Real Madrid.

Rendy pun melihat kualitas pemain yang ada di Spanyol pun sangat baik. Ia mendapat pengalaman saat bermain dan berkompetisi bersama-sama pemain Eropa, khususnya Spanyol.

Berasa sekali, pelatih, pemain-pemainnya juga terasa lebih berkualitas — bukan maksud pemain Indonesia kalah kualitas, tapi di sana lebih terlihat punya pengalaman yang lebih bagus,” imbuhnya.

Meski belum dipastikan kapan Rendy akan kembali ke Tanah Air, namun Rendy berharap bisa membela Timnas Indonesia di turnamen piala AFF U-18 2019 nanti.

Wah, turut bangga ya dengan para pesepak bola muda kita yang berhasil menembus klub Eropa. Dari kelima nama di atas, jagoan kamu yang mana, nih?

Exit mobile version