Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Tan Liong Houw, Legenda Persija Jakarta

5 Fakta Tan Liong Houw, Legenda Persija Jakarta

Vivagoal – Liga Indonesia – Semangat dari permainan sepak bola Tan Liong Houw tak pernah usang meskipun usia legenda timnas Indonesia yang memiliki etnis Tionghoa kelahiran Surabaya, 26 Juli 1930 itu telah menginjak usia kepala delapan.

Tan Liong Houw masih rutin menjalani olahraga yang banyak digemari oleh seluruh dunia walaupun tak segesit ketika dirinya masih muda. Setidaknya, dia bermain satu minggu sekali dengan rekannya.

Meskipun tua, dia memiliki rekan-rekan untuk bertanding dengan usia yang masih muda sekitar 20 sampai 30 tahun. Memang secara fisik, Tan Liong Houw kalah jauh dari pemain muda. Namun, siapa sangka dia masih bisa mengimbangi para pemain muda lainnya.

Baca Juga: 5 Fakta yang Jarang Terekspos saat Laga Persija Vs PSM Pada Piala Indonesia

Banyak sebagian orang tidak menyangka bahwa masa muda laki-laki yang memiliki rambut putih tersebut pernah menjadi pesepak bola terkenal di Tanah Air Indonesia. Sosoknya sangat disegani lawan maupun kawan ketika bermain di lapangan hijau.

Pada masanya, pemain kelahiran Surabaya tersebut menjadi kebanggaan klub Persija Jakarta maupun Tim Nasional Indonesia. Bahkan, tidak sedikit para fans dari tim ‘The Jak Mania’ ini memberikan julukan “Macan Betawi” meskipun dia berasal dari etnis Tionghoa.

Berikut VIGO telah merangkum dan menganalisa 5 Fakta Tan Liong Houw, legenda Persija Jakarta.

1. Sempat Tidak Diizinkan Bermain Bola oleh Sang Ibu.

Tan Liong Houw memang tumbuh remaja di Kota Metropolitan Jakarta. Ada filosofi dari namanya. Bisa dilihat nama Liong diartikan dengan “Naga” dan Hauw diartikan dengan “Harimau”.

Nama tersebut telah diberikan oleh orang tuanya dengan maksud lambang keperkasaan dalam mitologi etnis Tionghoa yang menggambarkan dua binatang.

Pada awalnya, sang ibu, Ong Giok Tjiam tidak mengizinkannya menjadi pemain sepak bola profesional. Begitu juga dengan sang adik, Tan Liong Pha yang sempat bermain di Persib Bandung Junior terpaksa harus berhenti karena sang ibu.

Baca Juga: 5 Fakta Big Match Persija Vs Persib di SUGBK

Karena kecintaannya dengan sepak bola, Tan Liong Houw tetap bermain secara sembunyi-sembunyi bersama rekan-rekannya. Namun hal tersebut, diketahui oleh sang ibu dan kemudian mengirimkannya ke kota Semarang agar tak bisa bermain bola lagi di sana.

Namun siapa sangka, nasib baik justru menimpa kepada Tan Liong Houw. Dia di pertemukan dengan orang-orang dari klub Tjung Hwa yang saat ini sering disebut dengan PS Tunas Jaya. Klub tersebut merupakan perkumpulan olahraga dari warga keturunan Tionghoa saat itu.

2. Pemain Tengah Persija yang Ditakuti di Liga Lokal

Pada era 50-an, tim Macan Kemayoran -julukan Persija Jakarta- pernah diisi pemain dengan etnis Tionghoa, Tian Liong Houw atau biasa disebut Latif Harris Tanoto.

Pemain yang lahir di Surabaya tersebut dikenal sebagai pemain tengah yang sangat perkasa dan ditakuti oleh lawan serta disegani oleh kawan. Saat itu, Tan Liong Houw menempati posisi gelandang kiri.

Baca Juga: 5 Fakta Akademi La Masia Ala Persija Jakarta

Pada masa remajanya, Tan Liong houw menjadi kebanggaan klub Macan Kemayoran dan Tim Nasional Indonesia. tidak tanggung-tanggung para fans The Jakmania memberikan julukan khusus kepada Tan Liong dengan nama “Macan Betawi”.

3. Dipanggil Timnas untuk Menjadi Pemain Utama

Persiapan Asian Games pertama di New Delhi India adalah momentum yang sangat penting untuk Tan Liong Houw. Pada usia sekitar 20-an dia dipanggil oleh ibu Pertiwi untuk menjadi Pemain Utama Timnas Indonesia.

Secara mengejutkan, pria yang beretnis Tionghoa tersebut telah menjadi langganan Timnas untuk menjadi pemain lini tengah andalan Indonesia. Ada beberapa pemain Tionghoa lainnya yang memperkuat timnas Indonesia diantaranya, Bee Ing Hien, The San Liong dan Kwee Kiat Sek.

Kehebatan dari Tan Liong terus berlanjut pada ajang Olimpiade Melbourne, Australia pada tahun 1956. Saat itu, Timnas Indonesia berhasil masuk pada babak perempat final dan menahan imbang tanpa gol negara favorit Uni Soviet (Rusia).

Baca Juga: 5 Fakta Mengejutkan dan Kontroversial Persija VS Kalteng Putra

Strategi permainan keras yang diterapkan oleh Tan Liong dkk sengaja ditunjukkan sejak menit awal pertandingan lantaran sadar bahwa secara kualitas fisik maupun teknik kalah jauh dari Rusia.

Tan Liong pernah memberikan gambaran antara tim nasional dengan Timnas Rusia dengan menunjukkan jari manis dan kelingking nya sebagai perbandingan perbedaan dua negara tersebut. Saat itu, Uni Soviet merupakan salah satu negara adidaya di dunia.

Akan tetapi sayang, lantaran diforsir pada laga awal, akhirnya Tim Nasional Indonesia harus rela ditumbangkan oleh Uni Soviet dengan skor telak 4-0 untuk kemenangan Tim lawan. Diketahui bahwa Uni Soviet terus melaju dan berhasil menjadi juara pada ajang Olimpiade Melbourne 1956.

4. Difitnah Main Setengah Hati Saat Membela Timnas

Tan Liong Houw tidak menggantungkan hidupnya dari bermain sepak bola. menurutnya permainan yang digemari oleh seluruh penjuru dunia ini benar-benar murni karena hobi dan mengabdi kepada negara Indonesia.

Pada waktu itu ada sebagian pemain Timnas Indonesia yang berasal dari etnis Tionghoa di antaranya Kwee Kiat Sek, Thio Him Tjiang, Phoa Sian Long, Harry Tjong dan Lie Kang.

Baca Juga: Angkat Performa Tim, Persija Masih Tunggu Waktu yang Tepat untuk Ikat Tavares

Ada beberapa kabar terkait fitnah dari para pemain etnis Tionghoa yang akan bermain setengah hati dan kendor semangatnya jika indonesia bertemu dengan pemain Timnas China. Hal tersebut membuat Tan Liong dan rekan-rekan sempat sakit hati.

Pada era 1950-an, Timnas Indonesia sempat dua kali bertemu dengan Timnas China yaitu Saat kualifikasi Olimpiade 1956 dan kualifikasi Piala Dunia tahun 1958. Namun terbukti bahwa Timnas Indonesia selalu berhasil memenangkan pertandingan melawan Republik Rakyat Cina.

5. Siap Mati untuk Membela Timnas Indonesia

Sebelum era 1945-an, ada berapa pemain Tionghoa seperti Tan Mo Heng, Tan See dan Tan Hong Djien yang pernah merasa akan tampil di panggung piala dunia 1938 bersama Hindia Belanda (nama timnas Indonesia sebelum era kemerdekaan).

Setelah itu, para pemain etnis Tionghoa jarang memberikan kontribusi untuk persepakbolaan Indonesia. Namun di era tahun Tan Liong Ho, dia telah memberikan kontribusi banyak untuk klub maupun Timnas. Dia pernah memberikan warna pada sepak bola tanah air di era 1950-an.

Tan Liong merupakan bagian dari generasi emas pertama di pentas sepakbola Timnas Indonesia. Ia bermain sebagai gelandang tengah dan bergabung bersama skuat Garuda di ajang Olimpiade 1956.

Baca Juga: Simic Berpotensi Lewati Rekor Legenda Hidup Persija

Pemain yang berkelahiran di Surabaya tersebut telah dikenal mempunyai tekad yang sangat kuat untuk membela Garuda Merah Putih di dunia sepak bola. Dia pernah mengatakan siap mati untuk membela Timnas Indonesia.

“Jangan pernah bertanya masalah nasionalisme kepada orang-orang Tionghoa. Kami rela mati di lapangan demi membela Timnas Indonesia melalui sepak bola,” tegas Tan Liong dilansir dari Four Four Two.

Pada ajang Asian Games 1962 yang diadakan di Jakarta, Tan Liong akhirnya memutuskan untuk pensiun di dunia sepak bola.

Skill yang dimiliki oleh Tan Liong ditularkan kepada dua anaknya di ajang sepakbola Indonesia yakni Wahyu Tanoto dan Budi Tanoto. Tidak setengah-setengah, Budi dan Wahyu Tanoto berhasil menembus Timnas Indonesia di era 1970-an hingga pertengahan 1980-an.

Selalu update seputar Berita Liga Indonesia Terbaru hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version