Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Transfer Terburuk Si Nyonya Tua, Juventus

5 Fakta Transfer Terburuk Si Nyonya Tua, Juventus

Vivagoal5 Fakta – Juventus adalah salah satu klub besar dan tersukses di Liga Seri-A, Italia hingga saat ini. Dengan sejarah yang panjang, Juventus, klub yang dimiliki oleh produsen mobil Fiat ini juga faktanya pernah mengalami kegagalan dalam proses transfer pemain.

Klub dengan corak khasnya, hitam-putih sebagai warna kebesaran, memang mempunyai kekuatan finansial guna mendatangkan pemain-pemain hebat dari berbagai klub baik dalam maupun luar Italia. Nama-nama, seperti Raimundo Orsi, Omar Sivori, Michel Platini, Zinedine Zidane, Alessandro Del Piero, Gianluigi Buffon hingga Cristiano Ronaldo adalah beberapa pemain yang berhasil ‘dibajak’ nya dan sukses membantu Bianconeri meraih kesuksesan selama ini.

[irp]

Kebanyakan transfer yang dilakukan oleh Juventus memang terbukti benar, sayangnya, ada juga aksi transfer pemain oleh Juventus tidak menghasilkan output yang diharapkan. Ada beberapa pemain yang dibelinya dengan harga tidak bisa dikatakan murah, ternyata tak bisa sesuai dengan skema pelatih atau tak mampu beradaptasi kultur sepakbola taktis Serie A.

Menariknya, beberapa pemain yang gagal bersinar di Juventus malah mampu menjadi bintang di klub lain. Hari ini vivagoal akan membahas 5 fakta pemain yang gagal di Juventus tetapi bersinar di klub lain.

1. King Henry atau Thierry Henry di Arsenal

Fakta pertama, Thierry Henry yang waktu itu usianya masih 22 tahun dibeli oleh Juventus tahun 1999 dari AS Monaco dengan nilai transfer £10 juta. Sayangnya, di Juve, King Henry justru gagal bersaing di Line up utama “Si Nyonya Tua”. Juve yang kala itu diasuh oleh Carlo Ancelotti sama sekali tidak terkesan dan mengandalkan dirinya, ditambah lagi, ia kerap diposisikan di posisi yang bukan kesukaannya, yakni sayap kanan.

6 bulan di Juventus, Henry memilih hengkang ke Arsenal. Dan disinilah momentum melejitnya karir King Henry. Di Highbury, Henry malah berhasil dianggap sebagai raja di London Utara. Bersamanya, Arsenal akhirnya sukses mengangkat dua trofi Premier League, salah satunya ketika “The Gunners” mencetak rekor dengan menjadi juara Liga Inggris tanpa sekalipun merasakan kekalahan, tepatnya pada musim 2003/04.

[irp]

Hingga saat ini Henry sangat identik dengan Arsenal. Keputusannya untuk pindah ke Barcelona di tahun 1999, membuatnya mendapat gelar ‘King Henry’ oleh pendukung “The Gunners”.

2. Edwin van der Sar

Edwin Van de Sar menempati posisi penjaga gawang utama Juventus lebih dulu daripada Gianluigi Buffon. Legenda Ajax Amsterdam ini menjadi andalan “Si Nyonya Tua” selama dua musim. Tapi penampilan Van de Sar di Juventus tidak bisa dikatakan istimewa, apalagi pemain asal Belanda itu gagal dua kali mengantar Juventus menjuarai Serie A.

[irp]

Faktanya, setelah ia hengkang dari Juventus, kiper jangkung ini langsung melejit setelah hijrah ke Fulham, Inggris. Empat tahun di Fulham, Manchester United tertarik untuk merekrut Van der Sar dengan transfer hanya sebesar £2 juta. Di Manchester, namanya makin berkibar setelah berhasil membawa Si “Setan Merah” merengkuh gelar juara Premier League 4 kali beruntun.

3. Marcelo Salas

Marcelo Salas lebih dulu ngetop sebagai bomber maut klub Italia, Lazio. Para penggemar Serie A akhir tahun 90an pasti tahu bagaimana sepakterjang Marcelo Salas jika berada di depan gawan lawan.

Membawa Lazio meraih scudetto tahun 2000, Juventus kepincut untuk membelinya pada tahun 2001 dengan nilai £8,2 juta plus Darko Kovacevic. Saat itu, Salas diharapkan mampu meneruskan performa gemilangnya di Turin. Faktanya adalah, Salas malah dianggap menjadi salah satu pembelian terburuk yang dilakukan Juventus.

[irp]

Masalah cedera membuat Marcelo Salas hanya dapat tampil sebanyak 18 kali dan menyarangkan 2 gol. Pencapaian 2 gol untuk ukuran seorang striker sekaliber Marcelo Salas ketika itu tentulah menjadi yang terburuk. Dua tahun bersabar, Juventus akhirnya resmi melepas pemain Chile itu ke River Plate, Argentina pada musim 2003.

4. Juan Esnaider

Juan Esnaider didatangkan untuk mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan putra mahkota Juventus, Alessandro Del Piero yang saat itu sedang didera cedera parah pada tahun 1999. Faktanya, diharapkan mampu menggantikan peran Del Piero, tapi pada akhirnya, Esnaider hanya diberi kesempatan turun sebanyak 16 pertandingan saja.

[irp]

Menyadari dirinya tidak mampu bersaing di Juventus, akhirnya eks pemain Espanyol itu kembali ke Spanyol dengan bermain untuk klub Zaragoza, yang membuat namanya dikenal di pecinta sepak bola Spanyol. Setelah dari Real Zaragoza, Esnaider kemudian bermain di klub-klub kecil saja. Hingga pensiun, Esnaider tercatat telah berpindah lebih dari enam klub.

5. Milos Krasic

Milos Krasic didatangkan Juventus dari CSKA Moscow dengan nilai transfer yang lumayan mahal yaitu €15 juta. Tanggung jawab besar langsung dibebankan kepadanya saat diperkenalkan kepada publik di Turin. Bukan tanpa alasan, Milos Krasic saat itu sangat terkenal di publik sepakbola di Rusia dan ikut berperan sangat penting meloloskan Serbia ke kompetisi Piala Dunia 2010. Faktanya, Krasic gagal menunjukan permainannya yang memikat di Italia dan dianggap tidak mampu bersaing di skuat elite Juventus.

[irp]

Sering disamakan dengan Pavel Nedved, karena posisi dan gaya rambutnya yang hampir mirip. Tapi Milos Krasic gagal menaklukan Italia layaknya Nedved. Bermain hanya sebanyak 40 kali dan mencetak 2 gol, Krasic akhirnya dilego ke Fenerbahce dengan banderol hanya €7 juta.

Exit mobile version