Site icon Vivagoal.com

5 Pemain Asia yang Berhasil Raih Gelar di Eropa

5 Pemain Asia yang Berhasil Raih Gelar di Eropa

Vivagoal5 Fakta – Beberapa pemain Asia yang memiliki potensi mulai bermain di klub papan atas Eropa. Para pemain telah menyebar di berbagai pertandingan di pramusim ini.

Saat membicarakan sepakbola, pasti dibenak fans sepakbola dunia akan langsung tertuju ke Benua Eropa ataupun Amerika Selatan. Mereka memang selalu menjadi pusat perhatian selama beberapa tahun ini.

Saat ini, pemain Asia memulai untuk bermain di Benua Biru tersebut. Mulai dari pemain Korea Selatan, Jepang dan Asia Tenggara ikut berkontribusi di beberapa klub Eropa. Mereka kini menjadi pusat perhatian di penjuru dunia.

Baca Juga: 5 Fakta Target Lampard di Chelsea Musim 2019/20

Contoh saja, Shinji Okazaki menjadi pemain yang paling bersinar. Berawal dari FSV Mainz 05, pemain Internasional Jepang tersebut tampil mengesankan dan berhasil mengantar Leicester City bersaing dengan The Big Four Premier League.

Sedangkan dari La Liga Spanyol, ada Javad Neukonam yang pernah mengharumkan nama Benua Asia. Javad tercatat telah memperkuat Osasuna selama dua periode. Saat itu, ia membela pada musim 2006 hingga 2012, dia tampl 149 kali dan mencetak 24 gol. Pemain yang kini berusia 35 tahun itu  telah bermain 22 kali dan menorehkan lima gol pada musim 2014-2015

Tahukah Anda, siapakah saja lima pemain yang beruntung karena mampu mengantar tim yang dibelanya tampil sebagai juara.

Berikut VIGO merangkum dan menganalisa 5 Pemain Asia yang Berhasil Raih Gelar di Eropa!

1. Shinji Kagawa

Sepanjang kariernya, Kagawa pernah merasakan gelar Bundesliga dan Premier League. Pemain berkebangsaan Jepang itu membawa Borussia Dortmund meraih gelar Bundesliga pada 2010-2011 dan 2011-2012. Adapun, dia membawa Manchester United juara Premier League pada musim 2012-2013. Kagawa bermain 143 kali bagi Borussia Dortmund, mencetak 44 gol dan 36 assist.

Baca Juga: 5 Fakta Perjalanan Karir dan Nasib Philippe Coutinho

Sementara itu, pemain berusia 26 tahun itu tampil 57 kali dan mencetak 6 gol serta assist bersama MU.

Telah diketahui, Kagawa dibekali skill yang baik. Dia dikenal sebagai pemain yang piawai dalam menggiring dan mencetak gol. Namun, awal meniti karir di Old Trafford, ia tidak bermain dengan bagus. Dia terlalu cepat dibelit cedera, bulan Oktober dan November. Akhirnya dia cukup lama absen.

Telah diketahui, ia menorehkan sejarah sebagai pemain Asia pertama yang memborong tiga gol (hattrick) di kancah Liga Inggris saat memenangkan Manchester United (MU) 4-0 atas Norwich City pada lanjutan Liga Inggris di Old Trafford pada Maret 2013. Menurut Ferguson, Kagawa adalah seorang penuntas serangan.

Kagawa tidak hanya memperkuat tim-tim tangguh benua Eropa. Semasa karirnya di ranah Internsional, Kagawa juga pernah bermain sebagai anggota Timnas U-20 Jepang di kompetisi Piala Dunia U-20 yang berlangsung di Kanada.

Tahun 2008, ia memperkuat timnas Jepang bermain di Summer Olympics. Karena presatasinya yang cukup besar terutama diajang bergengsi, Kagawa dianugrahkan sebagai “International Player of the Year” oleh Asian Football Association (AFC) pada 29 November 2012.

2. Hidetoshi Nakata

Mantan pemain yang bermain di generasi berbeda. Bersama Perugia, Roma, Parma, dan Bolton, Nakata telah tampil sebanyak 33 kali di turnamen antarklub Eropa dan mencetak empat gol. Berposisi sebagai gelandang, pengemas 77 caps dan 11 gol dengan timnas Jepang juga pernah meraih Scudetto bersejarah Roma pada musim 2000/2001.

Baca Juga: 5 Pemain Cap Mahal yang Dimiliki oleh Barcelona

Performa hebatnya di Eropa, ia torehkan pada tahun 1998-2006. Ia membuka pintu pemain-pemain Jepang berkarier di Benua Biru.

Perhatian internasional terhadap Nakata dimulai ketika kejuaraan U-16 yang diselenggarakan oleh FIFA pada 1993. Saat itu, usianya baru 16 tahun. Penampilannya memukau hingga ia dipanggil kembali untuk membela Jepang pada kejuaran U-20 FIFA dua tahun kemudian.

Saat itu, Juventus pun memberi kesempatan untuk trial. Meski tak berjalan baik, ia tampil mengesankan lagi saat Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, ketika Jepang mengandaskan mimpi Brasil yang skuadnya terdiri dari Roberto Carlos dan Ronaldo.

Usai mengikuti Piala Dunia pertama kali pada 1998, karir Nakata kian menjanjikan. Klub Serie A, Perugia, menginginkan jasanya. Lalu, dimulailah petualangan Nakata di benua biru. Ia pindah ke AS Roma pada 2000 dan memenangkan Scudetto.

Setahun kemudian, Nakata hijrah ke Parma. Salah satu momen krusialnya di Parma adalah ketika ia mencetak satu gol yang membuat timnya mengalahkan Juventus dan memenangkan Coppa Italia pada 2002.

Seperti sebelumnya, Nakata tak bisa bertahan lama di sebuah klub. Dalam kurun waktu satu tahun ia bermain untuk dua klub berbeda: Bologna dan Fiorentina. Kemudian, pada 2005, ia menyudahi petualangan di Italia untuk pindah ke Bolton Wanderers di Inggris.

Selama berada di Italia dan Inggris, Nakata mencetak 32 gol dalam 262 penampilan di semua kompetisi. Ia turut membela Jepang di Piala Dunia 2002 dan 2006. Di timnas, Nakata tampil sebanyak 77 kali dan mengantongi 11 gol. Usai Piala Dunia di tanah sendiri, ia resmi mengakhiri karirnya sebagai pesepak bola profesional.

3. Keisuke Honda

Keisuke Honda sejauh ini sudah merasakan tiga kompetisi Eropa, yakni Liga Belanda, Liga Rusia, dan Serie A Italia. Pemain berusia 29 tahun itu merasakan meraih banyak gelar saat membela CSKA Moscow pada 2010 hingga 2014. Total, Honda bermain 127 kali dan mencetak 28 gol untuk CSKA Moscow. Dia membawa CSKA meraih satu gelar Liga Rusia, dua gelar Piala Rusia, dan satu gelar Piala Piala Super Eropa.

Baca Juga: Real Madrid Siap Jual 5 Pemain Ini Demi Dapatkan Pogba, Siapa Saja?

Mantan pemain Nagoya Grampus itu juga mengantar VVV-Venlo meraih gelar Eerste Divisie. Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Honda mengukuhkan statusnya sebagai penakluk kiper-kiper Afrika dengan membobol gawang Senegal yang dijaga Khadim N’Diaye.

“Tim-tim Afrika sangat tangguh dari sisi fisik, namun bukan berarti mereka tidak punya kelemahan. Saya sudah tahu titik lemah mereka, dan saya yakin mampu menaklukkan kiper mereka. Tetapi saya tidak mungkin membeberkan kelemahan Senegal,” ujar Honda sebelum laga melawan Senegal.

Sebagai salah satu pemain paling senior di tim Samurai Biru dengan 98 kali tampil, Honda sudah banyak makan asam garam. Dia melanglang buana untuk meningkatkan kualitas permainannya sebagai pesepak bola profesional.

Honda mengawali karier di klub Nagoya Grampus Eight pada 2004-2007. Dia kemudian bermain di Liga Belanda bersama klub VVV Venlo selama tiga musim, 2007-2009.

Selepas bermain di Belanda, Honda hijrah ke CSKA Moskow mulai 2009 hingga 2014. Selama 9.549 menit bermain untuk CSKA, Honda mencetak 29 assist dan mendapatkan 11 kartu kuning. Adapun, dia menciptakan tiga gol dan tiga assist di ajang Liga Champions.

Setelah itu AC Milan menjadi tempat pemberhentian berikutnya, dan bermain di sana 2014-2017. Saat ini Honda membela klub Liga Meksiko, Pachuca mulai 2017.

4. Shunsuke Nakamura

Shunsuke Nakamura mencapai masa kejayaannya di Eropa saat memperkuat klub asal Skotlandia, Glasgow Celtic. Pemain yang kini berusia 41 tahun itu tampil sebanyak 166 kali dan mencetak 34 gol selama empat musim memperkuat Celtic. Selama empat musim masa baktinya, Nakamura sukses mengantar Celtic meraih enam gelar.

Baca Juga: 5 Pemain Pinjaman Real Madrid yang Memiliki Peningkatan Penjualan Tinggi

Pemain kelahiran 24 Juni 1978 itu meraih tiga gelar Scottish Premier League, satu gelar Scottish Cup, dan dua trofi Scottish League Cup.

Total, Nakamura bermain selama 11,313 menit di Skotlandia. Dia menciptakan 36 assist dan mendapatkan lima kartu kuning di Liga Skotlandia. Adapun, dia menciptakan tiga assist dan mendapat satu kartu kuning di Liga Champions.

5. Park Ji Sung

Jika berbicara tentang pemain Asia yang pernah bermain di Eropa dan memiliki prestasi mentereng, tentu saja keluar nama Park Ji-Sung. Park Ji Sung dikenal sebagai pemain yang serba bisa. Ia bisa bermain di semua posisi di lapangan tengah. Kualitas passing­, mobilitas, work rate, dan staminanya tak perlu diragukan lagi.

Baca Juga: 5 Pemain Liga Inggris Dengan Debut Paling Cemerlang

Saking dianggap punya nafas yang panjang dan stamina kuat, Park bahkan dijuluki ‘Three Lungs Park’, yang artinya adalah Park yang memiliki tiga paru-paru.

Tampil fantastis bersama Timnas Korea pada ajang Piala Dunia 2002, Park Ji Sung diboyong Guus Hiddink ke PSV Eindhoven. Selama tiga musim di PSV, dia sukses mempersembahkan dua gelar Eredivisie, satu trofi KNVB Cup, dan Johan Cruijff-schaal.

Setelahnya, Park Ji-Sung bergabung bersama Manchester United. Tujuh musim bersama MU, dia selalu menjadi kepercayaan Sir Alex Ferguson. Empat gelar Premier League, satu trofi Liga Champions, tiga gelar Piala Liga Inggris, empat gelar FA Community Shield, dan satu gelar Kejuaraan Dunia Antarklub mampu ia persembahkan bagi Setan Merah.

Fans United tentu mengingat bagaimana Park mematikan Andrea Pirlo kala United bertemu AC Milan di Liga Champions pada 2010 lalu. “Gelandang itu pasti adalah pemain pertama Korea Selatan dengan tenaga nuklir,” ujar Pirlo pada buku otobiografinya. Park juga pernah membuat Lionel Messi frustrasi pada 2008 lalu. Ia berlari sekitar 12 km dan terpilih sebagai Man of The Match.

Exit mobile version