Site icon Vivagoal.com

5 Pemain Bintang yang Bermain di Luar Posisi Aslinya

5 Pemain Bintang yang Bermain di Luar Posisi Aslinya

Vivagoal5 Fakta – Situasi dan kondisi dalam sebuah pertandingan sepakbola terkadang memaksa para pemain harus bermain di luar posisi asli yang biasa mereka mainkan.

Tak semua pemain memang bisa menjalankan posisi barunya itu dengan sempurna. Ada yang berakhir dengan kegagalan, tetapi ada pula yang justru hingga kini menjadi sangat dikenal saat memainkan posisi barunya.

Perubahan posisi saat berada di lapangan tentu dipengaruhi oleh kualitas kemampuan taktik maupun teknik yang dimiliki sang pemain. Hal itu juga dapat berpengaruh pada cepat atau lambat mereka saat harus secara tiba-tiba berubah cara bermain.

Baca Juga: 5 Pemain Produk Gagal Manchester United dengan Harga Mahal

Instruksi untuk mengubah posisi bermain menjadi bagian dari profesionalitas para pemain. Kemampuan para pelatih dalam menilai talenta yang dimiliki oleh pemain pun tak kalah penting. Jika kurang tepat, tentu yang akan seluruh anggota tim di lapangan yang bakal terkena imbas.

Kita tentu sadar bahwa dua mega bintang saat ini, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, di awal karirnya tak langsung mendapatkan kebebasan saat mereka bermain. Saat di MU dan Sporting CP, Ronaldo lebih banyak bermain sebagai winger atau sayap kanan. Sementara Messi tak terlalu berbeda dengan Ronaldo, Ia pun lebih banyak di simpan di sisi sayap kanan Barcelona atau pun Argentina.

Berikut VIGO merangkum dan menganalisa 5 Pemain Bintang yang Bermain di Luar Posisi Aslinya:

1. Roberto Firmino

Mungkin dalam beberapa tahun terakhir ini Roberto Firmino dikenal sebagai salah satu ujung tombak nomor 9 terbaik di dunia. Bersama Mo Salah dan Sadio Mane, Firmino membentuk trio yang menakutkan di Eropa. Hasilnya, The Reds menjadi salah satu tim yang paling produktif menjebol jala lawan.

Sempat tak cemerlang saat dilatih oleh Brendan Rodgers, Firmino tampil gemilang saat Jurgen Klopp mengambil alih kursi pelatih. Kualitasnya pun diakui oleh banyak tokoh sepakbola, satu diantaranya adalah Arsene Wenger. Ia menilai Firmino sebagai striker paling komplit saat ini.

“Saya sangat menyukainya, dia memiliki potensi besar. Seperti yang dilakukan Suarez untuk Neymar dan Messi, Firmino berkerja sama untuk tim, bekerja untuk para pemain dan membuat mereka bersinar,” ujar Wenger.

Baca Juga: 5 Pemain Terbaik Argentina yang Pernah Bermain di La Liga

Tetapi mungkin tak banyak yang tahu, bahwa awalnya Firmino bukanlah pemain “nomor 9”, melainkan seorang gelandang serang atau identik dengan pemain “nomor 10” khususnya saat bermain di Hoffenheim.

Saat awal bergabung bersama Liverpool pun sebenarnya Firmino masih sempat bermain sebagai gelandang serang. Mengingat saat itu disana masih ada nama seperti Christian Benteke ataupun Daniel Sturridge sebagai ujung tombak.

Kefasihannya dalam beberapa posisi inilah yang membuat Firmino bisa bermain fleksibel baik saat menjadi target man, second striker, maupun saat pelatih menerapkan pola false nine.

2. Javier Mascherano

Sebelum bergabung bersama Barcelona, Javier Mascherano identik dengan posisinya sebagai gelandang bertahan, baik saat di Liverpool maupun Timnas Argentina. West Ham menjadi pelabuhan pertama Mascherano di Eropa. Ia datang sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik yang sudah teruji kualitasnya di River Plate.

Mascherano bergabung bersama Barcelona di tahun 2011 dengan nilai transfer mencapai 20 juta euro atau sekitar 314 miliar rupiah saat itu. Selain faktor taktikal, menumpuknya pemain tengah berkualitas menjadi salah alasan Mashcerano mengalami transformasi posisi bermain.

Pelatih Blaugrana saat itu Joseph Guardiola pun lantas memintanya untuk bermain sebagai bek tengah. Hal itu membuatnya cukup terkejut karena tak pernah ada pembicaraan sebelumnya mengenai dimana Ia akan bermain.

Baca Juga: 5 Pemain dengan Penghasilan Tertinggi di Masing-masing Liga Eropa

“Saya ingat, laga pertama saya sebagai bek tengah terjadi di Donetsk di Liga Champions. Saya tidak tahu saya akan bermain. Pep memberikan line-up dan dia memainkan saya di bek tengah,” kenang Mascherano.

Kebutuhan akan mendapat menit bermain yang cukup membuat Mascherano mau tidak mau harus secepatnya beradaptasi dengan posisi baru. Karena jika menolak, bukan tidak mungkin karir sepakbolanya akan segera selesai di Camp Nou. Bukanlah hal mudah bagi Mashcerano menyingkirkan nama-nama seperti Xavi, Iniesta hingga Busquets sebagai pemain utama.

3. Alan Smith

Alan Smith datang ke Manchester United dari Leeds Bulan Mei tahun 2004. Smith saat itu datang sebagai salah satu pemain depan potensial milik Inggris. Serupa dengan kasus yang terjadi pada Javier Mashcerano, saat itu lini serang MU diisi oleh para pemain hebat seperti Ruud Van Nistelrooy, Louis Saha, ataupun Wayne Rooney.

Di musim pertamanya bersama Red Devils, Smith bermain dalam 42 laga dengan sumbangan 10 gol serta dua assists di semua kompetisi. Di musim panas 2005/06, Sir Alex Ferguson secara mengejutkan berkata bahwa Ia akan mengubah posisi bermain dari Alan Smith. Smith diproyeksikan untuk menjadi suksesor dari legenda mereka Roy Keane.

“Roy melihat karakteristik pada Alan, bahwa ia melihat di dalam dirinya sebagai pemain muda yang dapat membantu Alan berkembang menjadi pemain yang sangat bagus di posisi itu,”ujar Ferguson dilansir setanmerah.net.

Baca Juga: 5 Pemain Terbaik Portugal Sepanjang Masa

Di musim itu memang kebetulan Fergie sedikit dipusingkan karena pemain tengah andalan mereka Roy Keane serta Paul Scholes mengalami cedera. Hal itu lah yang dinilai memaksa Smith mau tak mau memainkan peran sebagai pemain tengah.

Meski sempat dianggap terlalu bermain berbahaya sebagai gelandang, tetapi Smith lambat laun menunjukan bakatnya sebagai pemain tengah. Salah satu puncak permainannya adalah saat menghadapi pimpinan klasemen saat itu Chelsea. Ia sukses membantu MU meraih kemenangan 1-0 sekaligus dinobatkan sebagai man of the match di akhir laga.

Namun satu insiden buruk harus terjadi pada Smith. Di bulan Februari 2009 cedera patah kaki yang dialaminya saat menahan tendangan keras John Arsen Riise memaksanya harus menepi lama. Total Ia harus absen selama 207 hari atau melewatkan 19 match bersama MU. Meski akhirnya bisa pulih, tetapi penampilannya tak pernah benar-benar kembali membaik.

4. Daley Blind

Posisi asli dari seorang Daley Blind sebenarnya adalah seorang gelandang bertahan. Pada situs transfermarkt. Tercatat Daley Blind telah memainkan total 58 kali pertandingan sebagai gelandang bertahan. Debut pertamanya sebagai pemain bertahan adalah saat bersama Ajax Amsterdam di tahun 2012 menghadapi NAC Breda.

Secara konsisten Daley dimainkan sebagai bagian dari “engine room” de Amsterdammers pada medio 2012-2014. Meski memang saat di Ajax itu Ia beberapa kali dimainkan pula sebagai pemain bek tengah.

Pada tahun 2014, Daley Blind resmi berseragam Manchester United. Saat itu The Red Devils dilatih oleh pelatih legendaris Belanda, Louis Van Gaal. Periode bersama MU lah yang menjadi salah satu titik balik perubahan posisi bermain seorang Daley Blind. Ia menghabiskan musim pertamanya di Inggris sebagai gelandang bertahan hanya sebanyak 17 kali.

Baca Juga: 5 Pemain yang Gagal Bersinar di Stamford Bridge

Pada musim 2015/16, Van Gaal akhirnya memutuskan untuk menjadikan Daley Blind sebagai seorang pemain bertahan. Ia kerap dijadikan rekan duet bersama Chris Smalling ataupun Phil Jones pada jantung pertahanan Red Devils.

Meski memang sama-sama memiliki tugas menjaga pertahanan, tetapi perubahan posisi dari seorang gelandang bertahan menjadi bek tengah bukan perkara mudah. Sedikit banyak mungkin faktor sang ayah, Danny Blind, yang juga sebagai bek tangguh di masanya, membuat Daley bisa menjalankan perannya sebagai bek tengah.

Selain bek tengah, Daley Blind pun fasih untuk dimainkan sebagai bek sayap kiri. Mungkin tak memiliki kelincahan seperti Marcelo ataupun David Alaba, tetapi pendekatan cara bertahan yang dimiliki Daley tentu bisa membuat sisi pertahanan kiri tim menjadi aman.

5. Bastian Schweinsteiger

Bastian Schweinsteiger merupakan pemain sepak bola profesional Jerman yang sudah pensiun. Ia biasanya bermain sebagai gelandang tengah. Namun perlu diketahui, sebelumnya Schweinsteiger bermain sebagai gelandang sayap.

Schweinsteiger menandatangani kontrak dengan Bayern Munich sebagai pemain tim junior pada 1 Juli 1998.  Sebagai pemain muda yang berbakat, ia akhirnya memutuskan untuk mengejar karir profesional di bidang sepakbola.

Setelah memenangkan kejuaraan pemuda Jerman pada Juli 2002, Schweinsteiger dengan cepat mendapatkan tempat di bangku cadangan tim utama Bayern Munich.  Pada penampilan pertamanya di Bayern, ia bermain sebagai bek kiri.

Di musim 2005-2006, Basti kembali ditempatkan di bangku cadangan setelah Felix Magath menjadi pelatih Bayern. Dan perlahan dia kembali mendapat posisinya di lapangan.

Baca Juga: 5 Pemain yang Memiliki Upah Tertinggi di Old Trafford

Di musim-musim berikutnya, hingga akhir musim 2007-2008, Schweini menyumbangkan tenaganya untuk bermain di 135 pertandingan di semua kompetisi yang diikuti Bayern termasuk Liga Champion, Bundesliga dan DFB-Pokal.

Di musim 2008-2009, Schweini mencetak gol pertama musim pada pertandingan yang diadakan 15 Agustus 2008. Pada Desember 2010, Schweini memperpanjang kontraknya bersama Bayern hingga tahun 2016.

Pada 25 April 2012, Schweini mencetak gol di pertandingan menenangkan di babak final Liga Champion tahun 2012 melawan Real Madrid, dan Bayern berhasil mengalahkan Madrid dengan skor akhir 2-1.

Di musim 2012-2013, Schweini bermain dan bertahan di posisinya sebagai gelandang tengah bersama Javi Martinez. Di tahun 2013, Schweini terpilih sebagai Player of the Year di Jerman tahun 2013 berkat performa primanya selama bersama Bayern Munich.

Bersama Bayern pula Basti berhasil menyumbangkan piala kemenangan, termasuk 6 dari Bunderliga, 6 dari German Cup, sebuah piala UEFA Championship League dan dua League Cup.

Selalu update berita terbaru seputar 5 Fakta hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version