Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Brescia Calcio, Tim Pencetak Bintang yang Nyaman di Kasta Kedua

Analisa Vigo: Brescia Calcio, Tim Pencetak Bintang yang Nyaman di Kasta Kedua

Vivagoal – Berita Bola – Jika berbicara mengenai bintang sepakbola Italia, tentu kita berpikiran lahir dari tim-tim sekelas Juventus FC, Inter Milan, AC Milan, AS Roma, S.S. Lazio, atau S.S.C Napoli. Namun, ada satu tim yang berjasa melahirkan bintang-bintang, bahkan legenda sepakboala dunia, yakni Brescia Calcio.

Lombardy atau Lombardia adalah sebuah wilayah yang terletak di utara Italia. Wilayah ini menjadi salah satu penyumbang Gross Domestic Product (GDP) tertinggi di Italia dengan lebih dari 366 miliar euro atau 22 persen dari total pada 2021.

Terdapat dua provinsi atau kota yang masuk ke dalam Lombardia. Ke-12 provinsi atau kota tersebut adalah Bergamo, Brescia, Como, Cremona, Lecco, Lodi, Mantua, Milan, Monza dan Brianza, Pavia, Sondrio, dan Varese.

Lombardia terkenal sebagai pusat dari segala macam fashion, otomotif, dan tempat wisata. Untuk fashion, Milan menjadi yang terdepan dengan berbagai merk ternamanya yaitu Dolce & Gabbana, Armani, Valentino, Versace, dan banyak lagi. Lalu, Monza menjadi pusat otomotif Italia, bahkan dunia, dengan lintasan Formula 1 terkenalnya, Autodromo Nazionale Monza.

Mereka juga menjadi tempat produksi dari merk-merk otomatif seperti Opel dan Ferrari. Tidak berhenti di situ, wilayah yang berukuran 23,844 km itu juga memiliki tempat wisata paling terkenal di dunia, yakni danau Como.

Namun, selayaknya wilayah lainnya di Italia, Lombardia juga mencintai sepakbola. Mereka memiliki beberapa klub ternama seperti Inter Milan, AC Milan, Atalanta B.C., AC Monza, dan tentu saja Brescia Calcio.

Di antara kelima tim di atas, Brescia menjadi satu-satunya tim yang tidak bertarung di kasta tertinggi sepakbola Italia. Bahkan, untuk musim 2023/24, Brescia Calcio harus turun ke kasta ketiga, tepatnya Serie C, usai kalah di play-off degradasi usai kalah dari Cosenza Calcio dengan skor agregat 1-2.

Ini menjadi yang pertama kali bagi Brescia tampil di kasta ketiga sepakbola Italia. Padahal, menurut Youtube Copa90, tim yang berjuluk dengan Rondinelle ini adalah langganan Serie B.

Brescia merupakan salah satu klub tertua di Serie A dengan ciri khas yang sangat unik, dan itu mereka tunjukkan di jersei mereka. Mereka memiliki jersei yang menarik, dengan bentuk β€˜V’ besar dan itu melahirkan julukan, Le Vue. Itu mengingatkan orang yang melihatnya sebagai sebuah burung yang terbang.

Sumber: Transfermarkt

Dalam laporan yang sama, Brescia memiliki nasib yang jauh berbeda dari saudaranya, Atalanta. Mereka lebih sering menderita daripada senang, dan itu terlihat dari betapa seringnya mereka tampil di Serie B. Sejak 1929/30, Brescia sudah tampil di Serie B sebanyak 22 kali.

Namun, mereka pernah merasakan kebahagiaan, tepatnya saat turnamen Anglo-Italian pada 1993/94. Mereka berhasil tampil di stadion kebanggaan Inggris, Wembley, dan mengalahkan Notts Country di partai final dengan skor 1-0.

Kebahagiaan itu tidak hanya perolehan gelar itu, melainkan pemain-pemain yang mereka munculkan. Menurut data dari Transfermarkt, mereka melahirkan beberapa nama yang menjadi ikon di Italia, bahkan di dunia, dan salah satunya adalah Roberto Baggio.

Roberto Baggio adalah pemain legenda di Italia dengan ciri khas rambut kuncir kudanya. Memang, ia tidak memulai kariernya bersama Brescia, namun ia mengakhiri kariernya sebagai pesepakbola di Stadio Mario Rigamonti.

Ia memulai kariernya di Brescia pada 2000 dan memutuskan pensiun pada 2004. Kala itu, bukan hanya Baggio yang bersinar di Brescia, melainkan sang pelatih, Carlo Mazzone.

Sumber: Bresciaoggi

Carlo Mazzone mungkin tidak memiliki gelar sebanyak Carlo Ancelotti, Roberto Mancini, Claudio Ranieri, ataupun Antonio Conte. Namun, kemampuannya dalam melatih menginspirasi banyak orang, termasuk salah satu yang terhebat saat ini, Pep Guardiola.

Guardiola belajar dari Mazzone ketika ia bermain untuk Brescia pada 2001/02 dan 2003/04. Meskipun hanya dua musim, ia benar-benar belajar di sana, dan menjadi pelatih sehebat Mazzone.

Tidak berhenti di dua nama itu, Brescia juga melahirkan talenta-talenta apik seperti Andrea Pirlo, Luca Toni, Gheorghe Hagi, Luigi Di Biagio, Sandro Tonali, hingga Marek Hamsik. Semua pemain-pemain tersebut memiliki karier yang cemerlang ketika lulus dari Brescia.

Pirlo pergi ke Inter Milan dengan harga dua juta euro pada 1998, Hagi terbang ke FC Barcelona pada 1994 dengan harga empat juta euro, Luca Toni ke Palermo FC dengan harga enam juta euro pada 2003, Hamsik ke Napoli pada 2007 dengan harga 5,5 juta euro, dan Tonali ke AC Milan pada 2021 dengan harga 14,5 juta euro.

Sumber: Pontianak Post

Brescia memang menjadi tim yang tidak terlalu berpengaruh kepada sepakbola Italia jika berbicara mengenai gelar. Namun, Le Vue mampu melahirkan nama-nama legenda, dan itu menjadi salah satu kebanggan kota Brescia.

Sayangnya, pemain-pemain didikan mereka harus pergi untuk membela tim-tim yang memang memiliki kans besar untuk menjadi juara. Namun, Brescia tetap dikenang sebagai salah satu β€˜pabrik’ terbaik pencetus talenta-talenta sepakbola di Italia.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version