Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Harry Kane, Bagus Untuk Bayern Munich Bukan Untuk Bundesliga

Analisa Vigo: Harry Kane, Bagus Untuk Bayern Munich Bukan Untuk Bundesliga

Sumber: Twitter @FCBayernEN

VivagoalBerita Bola – Kehadiran Harry Kane ke skuad Bayern Munich mungkin sangat disyukuri oleh mereka yang kesulitan untuk mencari penggati Robert Lewandowski. Namun, nampaknya striker Timnas Inggris itu tidak berpengaruh kepada Bundesliga.

Setelah delapan tahun membela Bayern Munich, Robert Lewandowski resmi menutup bukunya dan berlabuh ke FC Barcelona. Kepergian striker asal Polandia tersebut tentu melahirkan ‘lubang’ kosong yang sangat besar di skuad Bayern Munich, terutama di lini serang.

Pasalnya, Lewandowski adalah tumpuan Bayern Munich dalam mencetak gol. Menurut statistik Transfermarkt, Lewandowski sudah mencetak 344 gol dan 72 assist hanya dari 375 pertandingannya.

Kepergian Lewandowski membuat Bayern Munich harus bergerak cepat untuk mendapatkan penggantinya. Setelah menjual Lewandowski ke Barcelona, die Roten resmi mendaratkan Sadio Mane dari Liverpool FC.

Berharap Mane bisa menjadi ‘the next Lewandowski’, justru sang pemain tergolong flop. Bahkan, dirinya memiliki banyak masalah di Bayern Munich seperti ribut dengan sang pelatih, Julian Nagelsmann, dan terlibat perkelahian dengan rekannya, Leroy Sane.

Alhasil, Mane dilepas di bursa transfer musim panas ini ke Al-Nassr dengan harga 30 juta euro. Setelah itu, Bayern Munich langsung berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan transfer Harry Kane dari Tottenham Hotspur.


Baca Juga:


Setelah banyak drama yang terjadi, akhirnya Kane mendarat di Allianz Arena dengan status pemain termahal yang pernah dibeli die Roten. Ia ditebus dari The Lilywhites seharga 100 juta euro dengan kontrak hingga 2027.

Meskipun gagal membawa Bayern Munich menjuarai DFB-Supercup, Kane langsung menunjukkan kualitasnya ketika spieltag perdana Bundesliga 2023/24. Ia langsung mencetak satu gol dan satu assist ke gawang SV Werder Bremen dan membawa Bayern Munich menang 4-0.

Sumber: Twitter @FCBayernEN

Tentunya, jika Kane terus menerus mencetak gol, maka harga 100 juta euro terasa terbayarkan. Namun, itu berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan oleh mantan Presiden mereka, Uli Hoeness, pada Agustus 2017 usai melihat Paris Saint-Germain (PSG) menggelontorkan uang sebesar 222 juta untuk Neymar.

“Tidak ada satupun pemain yang pantas dihargai 100 juta euro. Saya tidak akan membeli pemain seharga 100 juta euro, meskipun saya memiliki uangnya,” ucap Uli Hoeness yang dilansir dari DW.

Secara garis besar, kehadiran Kane akan sangat membantu Bayern Munich untuk mendapatkan banyak gelar di musim ini. Namun, di satu sisi, Kane juga tidak berpengaruh, bahkan tidak membantu, perkembangan Bundesliga.

Pertama, kehadiran Kane tidak bisa mencegah kepergian talenta-talenta terbaik di Bundesliga. Sebelum Kane datang, beberapa pemain seperti Dominik Szoboszlai, Jude Bellingham, Moussa Diaby, Marcus Thuram, Daichi Kamada, Christopher Nkunku, dan Josko Gvardiol telah resmi pergi dari klubnya.

Kepergian mereka tentunya membuat Deutsche Fussball Liga (DFL) selaku promotor Bundesliga semakin sulit untuk menawarkan produknya kepada pemegang hak siar. Pasalnya, hak siar hanya ingin membeli tayangan liga yang berisikan para bintang.

Dengan kepergian pemain-pemain ternama tersebut membuat Bundesliga semakin terasa ‘sepi’. Memang, Kane adalah pemain bintang, namun dirinya tidak bisa membuat liga berisikan para bintang.

Sumber: Twitter @FCBayernEN

Hal tersebut juga semakin dipersulit dengan budaya para suporternya yang menolak keras kehadiran investor. Menurut mereka, investor bisa membuat sepakbola di Jerman berubah drastis dari yang fan service menjadi penjilat investor.

Sebenarnya, Kane bisa membuat hak siar TV meningkat bagi Bundesliga. Sayangnya, Bundesliga harus tunduk pada peraturan yang telah disepakati oleh semua masyarakat Jerman pecinta sepakbola, 50+1.

Regulasi 50+1 ini yang menjadi tembok bagi Bundesliga untuk menjual hak siarnya dan bertarung dengan Liga Inggris. Pasalnya, regulasi itu membuat para member dari masing-masing klub, yang dalam hal ini suporter, memiliki suara yang lebih tinggi dibandingkan petinggi klub.

Mereka semua sepakat jika klubnya tidak boleh digerakkan oleh para sponsor agar bisa menjaga makna sejati sepakbola yaitu untuk masyarakat. Selain itu, regulasi ini membuat para suporter bisa menolak peningkatan harga tiket.


Baca Juga:


Memang, dengan adanya regulasi tersebut, Bundesliga menjadi salah satu liga dengan suporter hadir paling ramai di Eropa. Tetapi, kepergian FC Schalke 04 dan Hertha Berlin ke kasta kedua juga mengurangi jumlah tersebut.

Schalke 04 memiliki rata-rata jumlah penonton sebanyak 61,133 dan Hertha Berlin 53,652 pada musim lalu. Jumlah tersebut harus digantikan dengan tim yang baru saja promosi, SV Darmstadt 98 yang hanya memiliki kapasitas stadium 17,500 dan 1. FC Heidenheim 15,000.

Sebalikya, 2. Bundesliga justru mungkin lebih ramai di musim 2023/24 karena diisi oleh tim-tim dengan basis suporter terbanyak di Jerman seperti Hamburg SV, Hannover 96, FC St. Pauli, dan Hansa Rostock.

Sumber: Twitter @s04_en

Terakhir, Kane bisa membangun Bayern Munich menjadi tim yang mengerikan. Namun, itu juga melahirkan bayangan di Bundesliga.

Jika Bayern Munich kembali meraih kesuksesan di musim depan, maka itu menjadi gelar ke-12 mereka dalam 12 tahun berturut-turut. Bagi Bayern Munich, itu mungkin prestasi yang mengerikan, tetapi bagi para fans di tim lain, itu sebuah hal yang membosankan.

Oleh karena itu, julukan sebagai farmers league atau liga petani sangat melekat dengan Bundesliga. Bahkan, tidak sedikit yang mengatakan ‘Bayernliga’.

Memang, Kane adalah pemain bintang yang bisa mendongkrak Bayern Munich. Namun, dirinya bukanlah yang dibutuhkan oleh Bundesliga saat ini.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version