Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Hierarki Lama Bayern Munich Hancur Ditangan Harry Kane

Analisa Vigo: Hierarki Lama Bayern Munich Hancur Ditangan Harry Kane

Sumber: Twitter @FCBayernEN

VivagoalBerita BolaHarry Kane hadir di Bayern Munich sebagai ‘angin segar’ atas kepergian Robert Lewandowski. Namun, dirinya tidak hanya bertugas mencetak gol saja, melainkan pemimpin dari hierarki baru die Roten.

Bayern Munich memang mendominasi Bundesliga dalam 11 tahun terakhir. Namun, banyaknya gelar yang mereka raih di skala nasional maupun Eropa tentu tidak menutup permasalahan internal yang terjadi.

Di musim lalu, permasalahan tersebut muncul dipermukaan. Beberapa kasus seperti keributan Leroy Sane dengan Sadio Mane, perselisihan antara Julian Nagelsmann dengan manajemen klub, dan lain-lain tidak lepas dari hierarki yang terjadi di skuad Bayern Munich.

Dua pemain veteran, yakni Joshua Kimmich dan Manuel Neuer, adalah puncak dari hierarki yang ada di skuad Bayern Munich. Mereka berdua menjadi sosok pemimpin di dalam dan luar lapangan.

Sayangnya, dominasi mereka terkadang membuat beberapa pemain lain kesal, salah satunya Benjamin Pavard. Namun, itu semua berubah ketika Harry Kane datang ke dalam tim.

Harry Kane didatangkan oleh Bayern Munich pada bursa transfer musim panas kemarin dengan mahar yang cukup tinggi yaitu 100 juta euro. Bayern Munich meminta satu hal kepada Kane yaitu mencetak gol dengan banyak lantaran transfer sebelumnya, Sadio Mane, tidak sesuai dengan ekspektasi banyak orang.

Memang, Harry Kane menunjukkan ketajamannya di lini depan. Dari tiga pertandingan yang telah ia jalani, Kane sukses menyarangkan tiga gol dan satu assist.

Sumber: Twitter @FCBayernEN

Namun, Kane tidak hanya datang sebagai seorang pencetak gol saja, melainkan penghancur hierarki yang ada. Keberadaan Kane di dalam ruang ganti mampu menjadi ‘angin segar’ pemain-pemain lain sebagai seorang pemimpin.

Dilansir dari SportBILD, Kane dan rekannya, Thomas Muller, menjadi sosok pemimpin di ruang ganti menggantikan Joshua Kimmich. Memang, secara jabatan, Kimmich memiliki andil yang tinggi dalam skuadnya karena ia adalah seorang kapten.

Namun, manajemen Bayern Munich baru-baru ini memberikan kritik kepada Joshua Kimmich lantaran naik turunnya performa yang ia tunjukkan. Dengan kritik yang dilontarkan kepadanya, ditambah dengan sosok Kane yang merupakan seorang kapten juga di Tottenham Hotspur, membuat Kimmich jauh lebih melunak.

Beruntungnya, Manuel Neuer yang merupakan bekas kapten tengah menjalani masa penyembuhan akibat patah kaki yang ia terima saat bermain ski di awal 2023. Ketidakhadiran Neuer di skuad membuat Kane semakin bisa menghancurkan hierarki lama.

Sumber: Twitter @FCBayernEN

Keberhasilan Kane untuk menggeser Kimmich dan Neuer sebagai seorang pemimpin di dalam dan luar lapangan mempengaruhi rekan-rekan lainnya untuk mengikuti jejaknya. Kingsley Coman akhirnya menunjukkan itu saat dirinya mencoba untuk memberikan saran kepada Benjamin Pavard agar tidak hengkang terlebih dahulu ke Inter Milan.

Mengejutkannya, Kim Min-jae yang juga seorang pendatang baru melakukan itu juga. Dirinya mengeluarkan sosok kepemimpinannya dalam hal pengembangan talenta-talenta muda, dan itu dirasakan Jamal Musiala.


Baca Juga:


Dalam laporan yang sama, diketahui Musiala sangat senang dengan kehadiran Kim Min-jae di tim. Kim Min-jae bertanya kepada Jamal Musiala perihal bagaimana dan di mana ia menginginkan bola untuk membuka permainan agar dapat melakukan serangan lebih cepat.

Kemampuan Kane dalam membangun tim lewat internal menunjukkan hasilnya. Leroy Sane menjadi pemain yang kembali hidup di musim ini dengan mencetak dua gol dalam tiga pertandingan terakhir.

Lalu, pemain muda mereka, Mathys Tel, yang memiliki statistik yang sama seperti Sane dengan dua golnya, juga memperlihatkan loyalitasnya kepada Bayern Munich. Ia dikabarkan menolak semua tawaran yang datang kepadanya dan menjalani latihan sendiri di Sabener Strasse agar bisa mengasah kemampuannya dalam mencetak gol.

Jika terus begini, maka piramid hierarki lama yang diisi Kimmich, Neuer, dan Leon Goretzka akan hancur oleh Kane. Namun, itu adalah hal yang harus dilakukan oleh Bayern Munich.

Pasalnya, hierarki tidak seharusnya ada di dalam sebuah tim karena akan menimbulkan berbagai masalah, dan itu sudah terjadi di Bayern Munich musim lalu. Kehadiran hierarki dalam tim mampu menghancurkan mental pemain-pemain lain yang tidak memiliki hierarki, sehingga performa tim akan menurun.

Berharap saja, Kane tidak menjadi sosok yang sama seperti Kimmich, Neuer, atau Goretzka. Meskipun kemungkinan itu ada, tetapi Kane sepertinya tidak akan seperti itu lantaran ia hanya ingin meraih gelar bersama Bayern Munich.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version