Obrolan Vigo: Metamorfosis Tak Sempurna dalam Karir Eden Hazard

Obrolan Vigo: Metamorfosis Tak Sempurna dalam Karir Eden Hazard

Heri Susanto - September 14, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita BolaEden Hazard harus menerima kenyataan pahit dari menjadi ikon Chelsea, ia berubah menjadi pembelian terburuk yang pernah dilakukan Real Madrid. Karirnya di Los Blancos seakan mengalami metamorfosis tak sempurna.

Jika menarik arti metamorfosis tak sempurna, proses tersebut terjjadi pada hewan yang berubah pada bentuk ukuran tubuh dan tak melalui proses panjang layaknya larva yang menjadi kupu-kupu di kemudian hari. Hazard pun demikian, ia mengalami masalah pada perubahan bentuk. Dari pemain terbaik di Inggris menjadi penghangat bangku cadangan. Tentunya, hal ini jelas tak masuk dalam akal sehat siapapun, termasuk sang pemain sendiri.

Hazard, yang datang ke Real Madrid pada bursa musim panas 2019 memang digadang bakal menjadi pengganti ideal Cristiano Ronaldo yang hengkang ke Juventus semusim sebelumnya digadang bakal menjadi ikon baru klub sekaligus menggantikan posisi Ronaldo di lini depan.

Obrolan Vigo: Metamorfosis Tak Sempurna dalam Karir Eden Hazard
Sumber: Harian Analisa

Di musim yang sama, Gareth Bale masih mencari konsistensi permainan. Sementara Vinicius masih belum terlalu diandalkan. Harapan besar jelas diletakan pada pundak pemain asal Belgia. Pasalnya, ia datang dengan harga yang tak murah. 115 juta Euro merupakan valuasi yang dikeluarkan Madrid kepada Chelsea guna memboyongnya ke Santiago Bernabeu.

Ekspektasi besar jelas hadir pada dirinya. Namun di awal kedatangan, Hazard sempat mengalami cedera. Banyak pihak yang menilai dirinya akan baik-baik saja. Namun kenyataannya tak demikian. Di setiap musimnya, ia lumayan rutiin masuk ruang perawatan alih-alih tampil apik di lapangan.


Baca Juga:


Empat tahun bermain di Madrid, Hazard seakan mendekam dalam nestapa. Ia hanya mendulang 76 laga di lintas kompetisi dan menyumbangkan 7 gol serta 12 assist. Catatan tersebut terbilang lumayan medioker untuk sosok yang digadang bisa menjadi investasi besar klub pasca kepergian Ronaldo. Madrid pun harus menelan pil pahit dan Hazard pun diputus kontraknya di akhir musim kemarin lantaran dirinya dianggap surplus bagi tim.

Ada dua hal yang menjadi masalah bagi dirinya. Pertama, banyak fans yang menganggap Hazard menganggap remeh bermain di Real Madrid. Ia seakan tak menjaga kondisi terbaiknya. Pada 2019, ia dianggap kegemukan dalam sesi latihan klub. Hal tersebut membuatnya dicerca. Hal serupa kerap terjadi kala tim melakoni laga pra-musim setiap tahunnya.

Di sesi latihan, ia kerap terlihat malas, sesuatu yang biasa dilakukannya di Chelsea dan hal tersebut jelas tak bisa diulangi di Madrid. Soal malasnya, Hazard berlatih, hal tersebut sempat diungkapkan oleh mantan rekan setimnya di Chelsea, John Obi Mikel. Sosok asal Nigeria terang-trangan mengungkapkan pada Dubai Eye jika Hazard memang malas berlatih.

“Semua orang ingin masuk starting eleven pada akhir pekan dan tidak mungkin Anda berkata, ‘Saya tidak ingin berlatih hari ini’,” kata Mikel kepada Dubai Eye. “Satu-satunya pemain yang bisa berkata demikian dan tetap masuk starter adalah Eden Hazard.  Dia tidak pernah berlatih. Paling buruk. Pesepak bola paling malas yang pernah saya lihat dalam hidup saya,” paparnya.

Hal tersebut jelas tak bisa terjadi di Real Madrid. Ia bermain di salah satu tim yang akan menyorot siapapun yang tak sesuai harapan. Entah kritikan akan datang dari media maupun fans. Semua yang ada dalam diri Madrid harus tampil sempurna. Kompilasi dua hal tersebut menjadi sasaran empuk baginya untuk dirujak setiap harinya.


Baca Juga:


Kedua masalah cedera. Ia memang sering mengalami masalah kambuhan pada bagian hamstring, engkel dan berbagai hal buruk lain di kakinya sehingga potensi besar sang pemain tak bisa keluar maksimal di Madrid. Ia bahkan harus menjalani berbagai operasi untuk menyelamatkan nasibnya dari badai cedera berulang yang diterimanya entah bersama Timnas Belgia maupun di level klub.

Andai mendapatkan kesempatan bermain, jarang Hazard bisa mendapatkan sorotan. Performanya dianggap biasa saja lantaran di pos serupa, Madrid memiliki Rodrygo, Vinicius, Marco Asensio hingga Fede Valverde dalam dua musim terakhir. Mereka yang disebut di atas memang menjadi kompetitor Hazard di sektor sayap.

Sejatinya, Carlo Ancelotti sempat mencoba berbagai skema untuk memaksimalkan potensi sang pemain, termasuk meletakkannya sebagai false nine sekaligus kompetitor Karim Benzema. Namun yang terjadi, ia tak bermain sesuai harapan. Lagi dan lagi, potensi Hazard untuk dimaksimalkan seakan dikubur oleh dirinya sendiri.

Namanya sempat dikaitkan bakal dilepas di berbagai bursa. Yang terjadi kemudian adalah rumor yang beredar liar layaknya tanaman Gulma. Hazard tak pernah kemana-mana hingga kontraknya diputus oleh Madrid di akhir musim lemarin.

Kini, di usia yang sudah menginjak 32 tahun, Hazard sejatinya bisa bermain di tim manapun yang ia inginkan. Namun baik dirinya maupun tim peminat seakan tak menunjukan keseriusan. Sempat muncul kabar ia menolak tawaran dari berbagai klub dan tak pede bisa bermain di level tertinggi. Bahkan, Fabrizio Romano bahkan sempat mencuit melalui kanal twitter jika kemungkinannya untuk pensiun terbilang besar alih-alih terus bermain di lapangan hijau.

Akhir tragis bagi Hazard pada akhirnya semakin terlihat. Dari menjadi pemain andalan di Chelsea yang terus dimainkan, memberikan perbedaan meski tanpa mengikuti latihan berubah menjadi sosok yang menanggung cedera sebagai beban hidup dan berpotensi untuk segera dilupakan.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com