Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Olympique Lyon, Tim Terbaik Prancis yang Sedang Sekarat Akibat Janji Manis

Analisa Vigo: Olympique Lyon, Tim Terbaik Prancis yang Sedang Sekarat Akibat Janji Manis

Sumber: Twitter @OL_English

VivagoalBerita Bola – Tidak bisa dipungkiri, Olympique Lyon (OL) adalah salah satu tim terbaik di Prancis, Eropa, bahkan dunia. Sayangnya, itu semua telah hilang lantaran saat ini mereka sedang sekarat di dasar klasemen akibat janji manis.

Dari sekian banyak negara di Eropa, Prancis menjadi salah satu yang terbaik dalam hal sepakbola. Mereka memiliki Timnas yang hebat, pemain yang ternama, liga yang kompetitif, dan tentunya tim bagus.

Paris Saint-Germain (PSG), OGC Nice, LOSC Lille, Olympique Marseille (OM), dan AS Monaco menjadi salah satu tim ternama di Eropa. Sayangnya, baru Marseille saja yang meraih Liga Champions dan itu pada musim 1992/93.

Namun, ada satu tim yang terkenal sebagai pencetak talenta-talenta terbaik di Eropa, dan itu adalah Olympique Lyon (OL). Lyon adalah sebuah klub yang berlokasi di kota Lyon, regional Auvergne-Rhone-Alpes dan lahir pada 3 Agustus 1950.

Lyon memiliki sejarah yang cukup apik di Ligue 1 di mana mereka sudah mengoleksi tujuh gelar dan itu semua diraih dalam tujuh musim berturut-turut (2001/02 hingga 2007/08). Selain itu, mereka juga terkenal memproduksi talenta-talenta hebat seperti Karim Benzema, Florent Malouda, Hugo Lloris, Juninho Pernambucano, dan Alexander Lacazette.


Baca Juga:


Sayangnya, dalam 10 tahun terakhir, klasemen akhir Lyon perlahan memburuk. Mereka sempat mencicipi runner-up di bawah asuhan Hubert Fournier (2014/15) dan Bruno Genesio (2015/16).

Setelah itu, mereka sulit untuk duduk di runner-up atau bahkan memperebutkan gelar. Penurunan performa terjadi di musim 2021/22 saat dilatih oleh Peter Bosz, di mana Lyon hanya mampu duduk di peringkat ke-8 klasemen akhir.

Sumber: Twitter @OL_English

Berusaha untuk bangkit di bawah asuhan Laurent Blanc, Lyon malah tampil tidak mengesankan di Ligue 1 2022/23. Mereka hanya mampu duduk di peringkat ke-7 klasemen akhir dengan 62 poin hasil dari 18 kemenangan, delapan imbang, dan 12 kekalahan.

Malapetaka terjadi di awal musim 2022/23. Saat itu, pemilik mereka, Jean-Michel Aulas, melepas saham Lyon kepada pengusaha asal Amerika Serikat, John Textor, sebanyak 77,9 persen.

Padahal, Jean-Michel sudah dianggap pahlawan oleh para suporter Lyon karena ia mengambil klub tersebut saat mereka berada di kasta kedua sepakbola Prancis pada 1987. Berkatnya juga, Lyon punya akademi yang sangat bagus serta tim perempuan yang hebat di Eropa.

Secara garis besar, Lyon menjadi contoh yang bagus bagaimana sebuah klub seharusnya berjalan. Mereka mendapatkan keuntungan dari penjualan pemain akademi, membangun stadion yang megah, dan klub pertama yang secara serius menginvestasikan uangnya untuk pengembangan sepakbola wanita.

Harapan itu muncul ketika John Textor hadir. Dilansir dari The Athletic, Textor memberikan janji manis yaitu memberikan suntikan dana besar dengan harapan bisa menjadi pesaing ketat PSG yang dinilai sudah terlalu jauh.

Akuisisi John Textor berkisar 640 juta poundsterling dengan harapan bisa meningkatkan pendapatan menjadi 766 juta poundsterling. Wajar bila Jean-Michel melepaskan sahamnya ke John Textor, namun dirinya tetap menjadi Presiden klub selama tiga tahun ke depan selama masa transisi.

Sumber: Wikipedia

Tetapi, itu semua hancur saat Covid-19. Kala itu, pertandingan tetap dilangsungkan tanpa penoton, dan itu berakibat pada pendapatan klub. Ditambah mitra penyiar Ligue 1, Mediapro, berhenti untuk membayar cicilan atas kesepakatan hak siar TV tahunan yang bernilai 700 juta euro karena tidak adanya penonton.

Akibatnya, Lyon mengalami kerugian besar di musim 2020/21 dan 2021/22 sebesar 162,5 juta euro, duduk di peringkat ke-7 dan 8, dan kehilangan pendapatan penting dari kompetisi Eropa. Mau tidak mau, mereka hanya bergantung pada penjualan pemain-pemain hebatnya.

Mereka akhirnya menjual Lucas Paquate ke West Ham United, Bruno Guimaraes ke Newcastle United, dan Malo Gusto ke Chelsea FC dan mendapat 117 juta poundsterling. Hal tersebut berlanjut dengan Castello Lukeba ke RB Leipzig seharga 30 juta euro dan Bradley Barcola ke PSG seharga 45 juta euro.

Dana segar dari Textor pun juga semakin jauh dari harapan lantaran dirinya juga memiliki saham di banyak klub seperti Crystal Palace, RWD Molenbeek, dan Botafogo. Namun, tidak ada satupun klub tersebut yang berkembang, sehingga Lyon pun terkena dampaknya.

Sumber: Financial Times

Puncaknya, di Ligue 1 2023/24, Lyon menjadi bulan-bulanan tim lain. Dalam 10 laga terakhirnya, Les Gones sudah merasakan lima kali kekalahan, empat imbang, dan baru sekali menang. Rentetan hasil buruk dan kekalahan besar kontra PSG (1-4) membuat para suporternya kesal.


Baca Juga:


Pasca laga kontra PSG, ultras mereka, Bad Gones, mengatakan kepada para pemain agar tidak mempermalukan jersei ketika di lapangan. Mereka tidak mempedulikan hasil, melainkan keinginan besar dari para pemain untuk bisa bertarung maksimal tiap laganya.

“Kalian mengenakan seragam Olympique Lyon dan sekarang saatnya kalian mendengarkan kami. Kalian lah yang mengenakan seragam OL. Pemain sebelum kalian telah mengenakannya dan membesarkannya, kalian tidak punya hak untuk menodai itu,” ucap salah satu suporter Bad Gones.

“Kami ingin menyanyikan nama kalian dengan rasa hormat dan cinta karena kami tahu kalian telah bermain dengan hati. Namun, kami berharap kalian menghormati jersei dan memberikan yang terbaik di atas lapangan,” tambahnya.

Saat ini, Lyon berada di dasar klasemen Ligue 1 2023/24 dengan hanya meraih tujuh poin dari 12 laga. Fabio Grosso selaku pelatih tentu harus memutar otak bagaimana caranya untuk bisa selamat dari zona degradasi karena akan sangat muluk jika memikirkan tampil di Eropa atau 10 besar musim ini.

Namun, keterpurukan Lyon saat ini tidak lepas dari janji manis John Textor yang menjanjikan kucuran dana segar untuk membuat tim hebat. Mau tidak mau, Fabio Grosso harus menggunakan skuad yang ada.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version