Analisa Vigo: Pak Midun, Sang Pencari Keadilan Kanjuruhan dan Kunci Solidaritas Suporter Indonesia
Untuk bisa menyuarakan itu, ia akan melewati setiap stadion yang masuk ke dalam rute perjalanannya dan mengakhirinya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Berdasarkan informasi yang didapat dari Twitter, @tribunmelawan, Pak Midun akan melewati rute Pantai Utara (Pantura), dan itu termasuk Surabaya.
Kekhawatiran pasti muncul dari Pak Midun mengingat hubungan antara Surabaya dan Malang tidak kunjung akur. Apalagi, setelah kejadian Kanjuruhan, dua kota terbesar di Jawa Timur ini semakin memanas.
Namun, Pak Midun tetap berpegang teguh pada pendiriannya yaitu ingin suporter di Indonesia bisa damai. Akhirnya, pada Jumat (4/8) malam WIB, ia tiba di markas kebanggaan Persebaya, Gelora Bung Tomo.
Dikhawatirkan akan mendapat perlakuan tidak baik, justru para suporter Persebaya, Bonek, menyambutnya dengan sangat ramah. Mereka memberinya makanan, minuman, berbincang-bincang, dan mendoakannya agar bisa selamat sampai Jakarta.
“Alhamdulillah, (mereka) sangat baik sekali, di luar dugaan saya. Saya tidak membayangkan kalau semudah ini perjalanannya. Padahal, itu yang dikhawatirkan oleh keluarga saya,” kata Pak Midun yang dilansir Suara.
Setelah dari Surabaya, ia melewati Gresik dan beristirahat di markas Gresik United, Gelora Joko Samudro. Lalu, ia melewati markas Persela Lamongan, Stadion Surajaya, Tuban, dan informasi terakhir dia sudah berada di Rembang.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain dan Pelatih yang Pernah Menjuarai Liga Champions
- 5 Fakta Nomor-Nomor yang Dipensiunkan Klub Sepakbola
- 5 Fakta Pesepakbola One Season Wonder di Premier League
- 5 Fakta Pemilik Nomor 14 Terbaik
Selama perjalanan, ia benar-benar mendapatkan kawalan dan perlindungan dari para suporter dari masing-masing daerah. Semuanya bersatu untuk menyemangati Pak Midun agar beliau selamat sampai tujuan.
Usaha Pak Midun ini seperti tamparan bagi para suporter Indonesia yang masih menginginkan adanya dendam. Bagaimana tidak, Pak Midun rela meluangkan waktu liburnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pariwisata Malang, mengambil cutinya, mengeluarkan tenaga-tenaga yang dimilikinya hanya untuk melakukan sesuatu yang sejatinya bukan tanggung jawabnya.
Ia rela untuk berpanas-panasan di jalan, mengayuh sepedanya yang menggendong sebuah keranda, jauh dari keluarganya, bahkan tidak menutup kemungkinan kesehatannya hanya untuk membuka mata suporter di Indonesia. Pak Midun ingin melakukan ini karena hatinya merasa sakit ketika tragedi Kanjuruhan terjadi, keadilan tidak muncul, dan suporter di Indonesia masih berselisih.
Rehat sejenak untuk menuju pemberhentian selanjutnya.
Pak Midun, sampai sore hari ini, telah didampingi banyak sekali kawan-kawan dari berbagai kota. Juga doa dari keluarga para korban yang masih berjuang.
We shall overcome! pic.twitter.com/YFFKgjeUYX
— #AremaNeverAgain (@tribunmelawan) August 6, 2023
Pak Midun memang bukan keluarga korban, namun dia adalah pahlawan tanpa tanda jasa bagi sepakbola Indonesia, khususnya Aremania. Tanpanya, tragedi Kanjuruhan akan berlalu, hubungan Aremania dan Bonek tetap memanas, suporter Indonesia tetap tidak solid, dan keluarga korban tetap menangis.
Kita semua berharap pastinya jika Pak Midun bisa menyelesaikan misinya untuk bersepada ke Jakarta. Namun, di atas itu semua, semuanya pasti berharap agar usaha Pak Midun bisa terbayarkan yaitu suporter Indonesia damai.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com