Obrolan Vigo: Sebastian Deisler dan Karir yang Rapuh Karena Cedera

Obrolan Vigo: Sebastian Deisler dan Karir yang Rapuh Karena Cedera

Heri Susanto - May 2, 2024
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita BolaSebaik-baiknya talenta pesepakbola bakal sia-sia lantaran cedera yang menerpa. Hal tersebut dirasakan betul oleh Sebastien Deisler. Kemampuan luar biasa di lapanan hijaunya harus terengut lantaran masalah cedera yang menerpa. Ia bahkan harus pensiun di usia emas yakni 27 tahun.

Sejak memulai debut bersama Borussia Moenchengladbach di akhir milenium, Deisler memang lumayan sering disorot media melalui talenta luar biasa yang dimilkinya. Hal tersebut meletakan ekspektasi besar di beban sang pemain. Bahkan untuk generasinya, ia dianggap lebih unggul dibanding pemain lain.

Deisler seakan dianggap messiah oleh publik sepakbola Jerman di tengah karatannya komposisi skuat Die Mannschaft di Euro 2000. Bahkan, eksistensi Negeri Arya banyak dipertanyakan. Terlebih, mereka juga sempat keok dengan skor telak 5-1 oleh Inggris di katedral terbaik mereka, Olympiastadion, Berlin. DI laga tersebut, Deisler sempat bermain dan sempat berperan dalam keunggulan Jerman meski performanya masih dianggap di bawah standar.

Dalam musim perdananya bersama Gladbach, ia gagal membantu tim keluar dari zona degradasi. Setelahnya, Deisler hengkang ke Hertha Berlin dengan mahar 2 juta Euro. Padahal di saat bersamaan, ada 25 tim lain dari lintas Eropa yang menginginkan jasanya. Di Ibu Kota, ia memberikan impresi. Sosok kelahiran Lorrach mampu memberikan umpan presisi dan pergerakan cepat yang sudah dimilikinya ketika masih memperkuat Gladbach.


Baca Juga:


Legenda sepakbola Jerman yang sempat hantarkan negara menangi Piala Dunia 1974 sebagai pemain dan 1990 sebagai pelatih, Franz Beckenbauer menyebut ia merupakan yang terbaik di generasinya meski saat itu tersemat nama Michael Ballack. Sementara pelatih Timnas Jerman, Rudi Voller mengklaim jika ia bakal menjadi pemain yang diandalkan negara setidaknya untuk 10 tahun ke depan.

Pujian demi pujian hadir dalam performa Deisler bersama Hertha bahkan seruan “Basti Fantastis” sudah tersemat kepadanya. Pujian pada akhirnya akan membuat seseorang melemah dan hal tersebut disadari Deisler pasca pensiun sebagai pemain. Di Hertha, ia sempat mentas dalam 82 laga dan mengepak 10 gol serta 13 assist dalam periode 1999-2002. Ia juga sempat membanti Die Alte Dame mendulang DFB Pokal di musim terakhirnya.

Meski menjalani momen manisnya di klub, cedera juga menjadi momok awal masalah karir sepakbola Deisler dimulai. Dalam waktunya di Berlin, ia sempat mengalami berbagai cedera ketika membela timnya di Liga Champions dengan masalah robek pada ligamennya. Setelahya, berbagai cedera lain datang seiring berjalannya waktu.

Obrolan Vigo: Sebastian Deisler dan Karir yang Rapuh Karena Cedera
Sumber: Eurosport

Meski dibelenggu berbagai masalah kebugaran, ia tetap mendapatkan atensi dari tim terbaik Jerman, Bayern Munich. Siapapun yang tampil gemilang memang hanya menunnggu waktu berlabih ke Bavaria. Ia hengkang dari Hertha menuju Bayern pada 2002 dengan mahar 9 juta Euro. Pada prosesnya, keputusan hengkangnya dipertanyakan oleh media lantaran ia diminta bungkam oleh pelatihnya saat itu, Dieter Hoeness.

“Dia [Hoeness] berdiri dan menyaksikan ketika saya diburu keluar dari Berlin. Itulah yang mulai merusak pandangan saya tentang sepakbola. Saya tahu hari ini bahwa itulah titik di mana saya seharusnya berhenti,” urainya dalam wawancara bersama Die Zeit, seperti diwartakan Goal International.


Baca Juga:


Ketika hengkang ke Bayern mengalami masalah pada Achilles di bagian lutut kanan dan performanya pasca cedera tersebut tak lagi sama. Bayern, tim yang digadang bisa memberikan ruang baru dalam karirnya seakan menyeret sang pemain ke lorong yang lebih gelap. Terlebih, sang pemain juga tak memiliki mentalitas yang mumpuni untuk berada di level tertinggi.

Di awal kedatangan, Deisler diproyeksi untuk menggantikan peran Stefan Effenberg, gelandang terbaik Jerman yang mendekati akhir karirnya bersama Bayern. Effe memiliki kapasitas untuk melakukan konfrontasi baik bersama kawan maupun lawan sementara hal serupa tak terjadi pada Deisler yang justru tenggelam dalam masalah kebugaran.

Rentetan masalah cedera yang berasal dari lutut hingga pangkal paha membuat dirinya sempat berpikir menyelesaikan karirnya yang kidung berantakan yang sempat membuatnya depresi pada 2006. Namun ia memutuskan bertahan. Setahun berselang, ia benar-benar menyelesaikan perjalanannya di lapangan dan putuskan gantung sepatu di usia 27 tahun.

Obrolan Vigo: Sebastian Deisler dan Karir yang Rapuh Karena Cedera
Sumber: Twitter iMiaSanMia

“Pada akhirnya saya benar-benar tamat, saya sudah tua dan saya lelah. Saya telah berlari sejauh kaki saya membawa saya, mereka tidak mau berjalan lagi,” kata Deisler kepada Tagesspiegel setelah pensiun.

Untuk sosok yang digadang sebagai pesepakbola terbaik Jerman di eranya, ia hanya mentas dala 134 laga di Bundesliga dan mendulang 36 caps bagi Timnas Jerman. Ia sempat melewatkan kesempatan main di Piala Dunia 2002 dan 2006. Uli Hoeness pun tak memahami roller coaster karir yang menerpa sang pemain

“Dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dihasilkan Jerman dan oleh karena itu sangat sulit untuk dipahami. Namun, kami telah kalah dalam pertempuran ini,” kata Uli Hoeness terkait Deisler.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com