Vivagoal – Liga Indonesia – Meski Pemilihan Ketua Umum PSSI baru akan dilaksanakan di Kongres Tahunan pada Januari 2020, tak menyurutkan CEO Bandung Premier League (BPL), Doni Setiabudi untuk maju jadi calon ketua umum. Pria yang akrab disapa Jalu itu bersiap untuk merubah wajah sepakbola Indonesia.
Sejauh ini, sudah ada empat nama yang mengajukan diri untuk maju sebagai Ketum PSSI. Tercatat, Komjen Pol Mochamad Iriawan, CEO Brisbane Roar Rahim Soekasah, CEO Nine Sport Inc Arif Putra Wicaksono, dan CEO BPL Doni Setiabudi sudah meramaikan bursa calon Ketua Umum PSSI.
Doni memang merupakan nama baru di kancah sepakbola nasional. Tetapi sejak muncul pada 2018 bersama BPL, dia mampu membuat beberapa gebrakan penting.
Berstatus liga amatir, BPL sejauh ini merupakan satu-satunya liga dengan teknologi wasit terlengkap di Indonesia. Pada musim ketiga, wasit yang bertugas di BPL dibantu menggunakan Virtual Assistant Referee (VAR), vanishing spray, teknologi garis gawang, alat bantu komunikasi, dan papan pergantian elektronik untuk menunjang kinerja di lapangan.
Kesuksesan BPL itu berhasil mengilhami beberapa kota lain seperti Medan, Malang, Cirebon, dan Tangerang Selatan untuk membentuk liga amatir dengan konsep serupa. Selain itu, pada Juni lalu Doni juga memprakarsai pembentukan Asosiasi Sepakbola Amatir Seluruh Indonesia (Asasi), dan saat ini menjabat sebagai ketua umum Asasi periode 2019-21.
Dengan perbincangannya dengan Vivagoal, Doni yang memiliki pengalaman mengelola BPL berkisah tentang apa yang akan ia lakukan andai nanti memimpin PSSI. Juga bagaimana ia meyakinkan para voters agar mau memberinya jalan merubah sepakbola Indonesia.
Perbaikan Infrastruktur
“Hal yang paling saya butuhkan di dalam memajukan sepakbola indonesia adalah infrastruktur,” ujar pria berusia 40 tahun tersebut.
“Lapangan-lapangan sepakbola di banyak daerah, kampung, dan desa sudah habis lahannya. Jadi bagaimana cara kita mendapatkan pemain-pemain muda potensial, kalau lahan buat mereka bermain saja tidak ada.”
Meski demikian ia sadar, membangun infrastruktur terutama lapangan sepakbola bukanlah hal yang mudah dilakukan di Indonesia. Keterbatasan dana bisa saja menghambat langkahnya untuk membangun infrastruktur.
Baca Juga : Pencetus VAR di Indonesia Ajukan Diri Jadi Ketum PSSI
Mensiasti hal itu, nantinya Doni tak ragu untuk membangun kerjasama dengan beberapa pihak-pihak eksternal.
“Kita bisa saja bekerjasama dengan pihak-pihak lain seperti dengan BUMN dan Tentara Nasional Indonesia. Dimana kita tahu TNI punya banyak lapangan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ini hanya tinggal bagaimana kita menjajaki kerjasama dengan mereka,” jelas Doni.
Liga yang Berkesinambungan
Pengalaman menyelenggarakan BPL membuat Doni paham apa saja kesulitan yang didapat sebagai operator liga. Meski begitu, dia yakin bahwa Indonesia sebenarnya punya kemampuan untuk membentuk liga yang berjenjang, mulai dari usia dini hingga profesional.
Demi mewujudkan hal tersebut, Doni merasa pembenahan harus dilakukan pada badan operator liga. “Ini kuncinya ada pada operator,” tegasnya.
Baca Juga : Laga Sarat Gengsi Akan Tersaji di Pekan Kelima Bandung Premier League
“Operator liga itu tugasnya hanya menjalankan liga. Jadi, tugas mereka itu bukan menentukan siapa yang harus juara, atau siapa yang harus promosi-degradasi, tetapi bagaimana menjalankan liga dengan baik, benar, adil, dan jujur.”
Selain itu, Doni juga berharap liga-liga amatir yang berada di seluruh Indonesia bisa menyatu dengan strata kompetisi yang dibuat PSSI. Mencontoh National League di Inggris, Regionalliga di Jerman, dan Divisiones Regionales di Spanyol.
Pengurus yang Kompeten
Budaya tersebut lah yang coba dihilangkan oleh Doni jika nanti naik sebagai ketum PSSI. Selain akan mengisi posisi-posisi penting oleh orang-orang muda yang memahami dunia sepakbola dan passion di bidangnya.
Selain itu, ia memastikan di eranya nanti sumber daya yang mengisi posisi strategis diharuskan bebas dan tidak berafiliasi dengan klub manapun demi menjaga integritas federasi.
Baca Juga : Mesin Gol Tira-Persikabo Segera Gabung Tim Besar Liga 1?
“Hal yang tidak kalah penting adalah federasinya. Kalau federasinya diisi orang-orang kompeten, jujur, baik, maka hasilnya juga pasti akan baik. Seperti itu gambarannya,” tambah Doni kepada Vivagoal.
Menurutnya, pemegang kepentingan di Federasi tidak boleh punya kepentingan dalam satu klub. Dengan demikian Federasi dan operator liga bisa menjalankan tugasnya dengan baik ketika kita menjaga transparansi dan profesionalitas.
“Contohnya, bukan karena saya berasal dari Bandung, saya jadi menganakemaskan Persib. Ketika saya masuk ke federasi, darah saya yang asalnya biru berubah jadi merah putih. Maka dari itu saya tak akan pandang bulu. Kalo dia salah ya salah, kalo dia benar ya benar,” tutup Doni.
Penulis : Rheza Pradita
Selalu update berita Liga Indonesia terbaru hanya di Vivagoal.com