Kala Johan Cruyff Memberi Warisan Tiki Taka Kepada Guardiola

Kala Johan Cruyff Memberi Warisan Tiki Taka Kepada Guardiola

Fido Moniaga - April 22, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Liga Inggris – Kredit keberhasilan Guardiola sebagai pelatih saat ini layak diberikan kepada pendahulunya, Johan Cruyff. Bagi Guardiola sendiri, sang legenda adalah pelatih yang sangat memperhatikan detail.

Cruyff bisa dibilang adalah salah satu pelatih tersukses Barcelona yang juga pernah menangani Guardiola. Pelatih asal Belanda itu adalah sosok yang sangat dihormati Guardiola dan kubu Barcelona karena berhasil mengantar tim asuhannya meraih 11 trofi di berbagai kompetisi tingkat domestik maupun Eropa.

Adapun alasan terpilihnya Guardiola sebagai pelatih Barcelona pada 2008 silam meski belum berpengalaman disebut karena jasa Cruyff. Ia disebut berbicara langsung dengan Presiden Joan Laporta dan bilang bahwa Guardiola bisa mengikuti jejaknya sebagai pelatih sukses di tim Catalan.

Wajar bila Cruyff mengatakan demikian, pasalnya, pria yang kini menangani Manchester City itu adalah pemain binaaan Cruyff periode 1990 hingga 1996. Dan setelah berkarier sebagai pelatih, Guardiola bisa dibilang makin mirip mentornya itu dalam hal strategi di lapangan.

Perlu diingat, Cruyff-lah sosok yang mengadaptasi taktik total Football ala timnas Belanda ke dalam permainan Barcelona yang kemudian lebih dikenal sebagai tiki taka. Saat ditunjuk menjadi pelatih Blaugrana, Guardiola menyempurnakan apa yang sudah dirintis Cruyff bahkan melewati capaian sang legenda dengan merebut 14 trofi sebelum akhirnya pindah ke Bayern Munchen 2012 silam.

Semasa masih bermain, Guardiola sangat ingat bagaimana Cruyff bicara soal proses melatih sebuah tim yang meski punya kelemahan dalam bertahan tapi sangat jelas punya visi menyerang yang luar biasa. Satu yang terpenting adalah soal pemilihan posisi yang diterapkan Cruyff.


Baca Juga:



“Saya sendiri bukan bek, jika saya harus menjaga banyak ruang kosong, saya adalah bek yang buruk. Tapi anda harus menjaga satu ruang kecil, dengan begitu tim anda bisa jadi yang terbaik.” ucap Cruyff kepada
Marca 2015 silam.

Intinya, Cruyff tidak meminta pemainnya menjaga lawan dengan ketat, namun dengan melakukan full pressing dimana ada tiga pemain sekaligus mengurung satu pemain yang sedang menguasai bola.

“Ini bukan soal apakah anda bek yang baik atau buruk, tapi tentang ruang yang harus anda jaga. Sebagai pelatih, tugas anda adalah menempatkan dua gelandang lainnya tetap di samping anda (segitiga), satu disini, satu disana, dan tim anda akan jadi tim dengan pertahanan terbaik.” sambungnya

Sebagai informasi, di bawah arahan Guardiola, Barcelona bisa dibilang adalah tim terbaik yang pernah dipunya klub Catalan tersebut sepanjang sejarahnya. Selama empat musim membesut Barcelona, Pep begitu sempurna mengusung taktik tiga variabel yakni segitiga, ball-possession dan on-front defense pressing system yang begitu dikenal dengan sebutan tiki-taka.

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Inggris hanya di Vivagoal.com