Obrolan Vigo: Andre-Pierre Gignac, Anggur Prancis yang Melegenda di Meksiko

Obrolan Vigo: Andre-Pierre Gignac, Anggur Prancis yang Melegenda di Meksiko

Heri Susanto - May 17, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita Bola Jalan hidup siapa yang tahu, pepatah tersebut cocok disematkan kepada Andre-Pierre Gignac. Di usia yang masih lumayan produktif sebagai pesepakbola, Gignac membuat langkah berani dengan hengkang ke Meksiko pada 2015 lalu.

Di musim 2015, Gingcac tampil apik dengan mengepak 21 gol bagi Marseille di bawah arahan Marcelo Bielsa. Ia sempat mendapatkan perpanjangan kontrak bersama tim asal pelabuhan. Namun yang terjadi, ia justru terbang 6.000 mil jauhnya ke Monterrey, Meksiko guna bergabung dengan raksasa Liga MX, Tigres UANL.

Padahal sebelum kepindahannya ke tanah Sombrero, Gingac tak sepi peminat. Sepasang raksasa Italia macam Inter Milan dan Napoli disebut tertarik. Selain itu, ia juga mendapatkan tawaran fantastis dari Arab Saudi. Namun ia lebih memilih untuk merapat ke Amerika Utara.

Pasca Pep Guardiola berlabuh ke Meksiko sebelum akhirnya putuskan pensiun di sana, Gingnac adalah pemain Eropa top kedua yang mendarat di Liga MX. Namun kondisi keduanya berbeda, Pep datang di senjakala karir sementara pemain asal Prancis itu datang dengan keadaan prime. Ia meningggalkan zona aman dan bermain di negara yang secara kultur jauh berbeda dengan Prancis.


Baca Juga:


Gingnac datang dengan ambisi yang lebih spesifik bagi Tigres. “Saya sangat senang. Saya datang untuk memenangi Liga dan Copa Libertadores,” ucapnya dalam sesi pengenalannya sebagai punggawa anyar Tigres.

Tigers sempat mencapai babak semifinal Copa Libertadores 2015 dan bersua jagoan dari Brazil, Internacional di fase empat besar. Namun tim saal Porto Alegre terlalu kuat. Mereka mampu menang 2-1 di leg pertama. Pada leg kedua, Tigres dan Gignac hanya memiiki satu hal untuk diwujudkan yakni balas dendam.

18 menit laga berjalan, ia sukses membukukan satu gol perdananya bagi klub dan menaklukan kiper Liverpool saat ini, Alisson Becker. Tigres mampu melakukan comeback pasca Gefferson mencetak gol bunuh diri. Gol dari geladang Tigres, Egidio Arevalo memastikan langkah tim ke final. Penantian Gingnac untuk mendulang silverware bersama klub barunya kian dekat.

Di laga final . Tigres sudah dijadwalkan bakal bersua dengan River Plate. Ada dua laga yang bakal dimainkan yakni di Monterrey dan Buenos Aires. Dalam dua laga, Tigres mampu menahan River dengan skor 0-0. Namun kala laga kedua dimainkan di Argentina, River menang dengan skor telak 3-0 via gol Lucas Alario, Carlos Sanchez dan Rammiro Funes Mori.

Pasca kekalahan tersebut, Gignac kembali ke Meksiko dan menunjukan ketajamannya. Dalam 18 bulan pertama, namanya mulai mencuri perhatian dengan sumbangkan 44 gol. Hal tersebut membuatnya kembali dibicarakan bahkan dirinya mendapatkan julukan sebagai El Más Chingón (yang paling keren).

Dalam satu musim, Liga MX dibagi menjadi dua bagian yakni Apertura dan Clausura. Di Bulan Desember, ia mampu membuat fans senang dengan membawa tim mendulang gelar perdananya dalam wujud Apetura. Gelar tersebut menjadi yang keempat bagi klub. Ia juga membantu tim memenangi gelar Campeón de Campeones pada 2016. Di tahun yang sama, namanya juga mendulang gelar Bola d’Oro, sebuah gelar individu bagi pemain terbaik di Meksiko.

Pelatih Timnas Prancis saat itu, Didier Deschamps tak menutup mata terkait prestasinya di Meksiko. Namanya diperhitungkan untuk masuk ke Timnas Prancis guna menjadi deputi Olivier Giroud di lini depan. Kala itu, Karim Benzema dicoret dari skuat lantaran terkena skandal dan performa Kevin Gamerio tengah menurun.

“Tak ada permusuhan di antara kami. Deschamps adalah orang dengan integritas tinggi. Ia menunjukan hal tersebut kala memanggil saya memperkuat Tim Nasional,” ucap Gignac seperti diwartakan Thesefootballtimes.

Gignac dibawa ke Euro 2016 lalu. Di turmamen tersebut, ia sempat main sebanyak enam laga dan hampir mencetak gol di partai final. Di menit ke-93, Gignac sempat menerima bola dari sisi kiri. Ia sempat melewati Pepe dan Rui Patricio. Namun bola memantul dan Antoine Griezmann tak mampu mengoversi peluang tersebut. Ia hampir saja mencetak gol di partai final dan mencatatkan namanya sebagai pesepakbola di luar Eropa yang mencetak gol di partai final. Pada laga tersebut, Prancis harus kalah dengan skor 0-1 pasca Eder di menit ke-109.