Obrolan Vigo: Hulk, Pesepakbola yang Enggan Mencapai Potensi Maksimal

Obrolan Vigo: Hulk, Pesepakbola yang Enggan Mencapai Potensi Maksimal

Heri Susanto - July 25, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – Berita Bola – Givalindo Vieira de Sousa, nama ini mungkin kurang dikenal pecinta sepakbola. Namun jika namanya disederhanakan menjadi Hulk semua orang mungkin akan mengenalnya sebagai sosok pesepakbola dari Brasil yang karirnya lumayan malang.

Hulk, yang lahir pada 25 Juli 1986 sejatinya merupakan pesepakbola yang lumayan potensial. Namun ia seakan tak mau bermain di level tertinggi dalam karirnya. ia bahkan boleh dibilang hampir mencapai titik medioker lantaran keputusan yang dibuat dalam karirnya. Ia seakan menempatkan diri bak ikan besar yang mencukupkan diri di kolam yang kecil.

Pasca jalani karir di Brasil bersama Vittoria pada pertengahan 2000an, ia bertolak ke Jepang dan hampir menjadi pemain Samba semenjana yang biasa ditemui di Asia. Untungnya karir di Jepang terbilang lumayan bersama Kawasaki Frontale dan Hokkaido Consadole Sapporo dan Tokyo Verdi, karirnya melesat.

Obrolan Vigo: Hulk, Pesepakbola yang Enggan Mencapai Potensi Maksimal
(Photo: Liga Olahraga)

Pada rentang 2005-2008, ia sempat main di dua kasta teratas sepakbola Jepang yakni J1 League dan J2 League. Rasio golnya lumayan tinggi. Di J1 League, ia sempat mendulang 62 gol dan 80 gol di J2 League. Prestasi tersebut pun membuat FC Porto tertarik mengamankan jasanya.


Baca Juga:


Dana 19 juta Euro dikeluarkan Porto pada 2008 guna membawanya ke Portugal. Pemain asal Amerika Latin dan Liga Portugal seakan menjadi dua sisi mata uang yang terpisahkan. Banyak pemain latin yang sukses di sana dan memberikan prestasi. Tak berhenti sampai di sana, mereka juga rata-rata memiliki nilai jual tinggi andai dilego ke tim lain. Siklus tersebut seakan terlang sampai hari ini.

Berbagai gol dan prestasi direngkuhnya di FC Porto. The Dragon juga memiliki trisula maut di lini depan dalam wujud Hulk, Silvestre Varela dan Radamel Falcao di lini depan. Ketiganya mampu persembahkan gelar domestik di Portugal dan Europa League pada 2011 lalu.

Berbekal catatan apiknya bersama Porto, banyak tim yang menawar jasanya. Chelsea dan Real Madrid tertarik mengamankan Hulk pada 2012. Namun sang pemain justru membuat keputusan yang tak populer yakni bermain bersama Zenit St Petersburg di Rusia Premier League!

“Saya tahu selalu dikaitkan dengan dua klub itu, tapi prioritas saya adalah menjadi bahagia. Bahagia itu bagi saya jika mampu berada di lapangan secara reguler,” tuturnya seperti dikutip Metro pada 2014 lalu.

“Bermain dengan Chelsea atau Real Madrid itu tak masuk akan bagi saya, karena saya beresiko banyak dicadangkan di klub itu, dan saya tahu bakal ada banyak klub yang tertarik untuk merekrut saya.”


Baca Juga:


Ia pun merapat ke Zenit dengan mahar 40 juta Euro. Bahagia yang dimaksud Hulk mungkin adalah gaji yang lumayan besar. Mentas di Rusia memang menjanjikan uang yang lumayan melimpah. Di Negeri Beruang Merah, ia mendapatkan bayaran 350 ribu paun per pekan. Angka tersebut jelas melebihi gaji siapapun yang ada di Premier League kala itu.

Di Rusia, ia mentas tiga musim dan membantu tim memenangi gelar domestik macam Rusia Premier League, Piala Rusia dan Piala Super Rusia. Di Negara terbesar Eropa itu, ia sempat mendulang 77 gol dan 59 assist dari 148 laga bersama klub.

Kontroversi lain pun hadir kepadanya kala menerima pinagan Shanghai SIPG (Port) di Chinese Super League. Ia kembali ke Asia dan mentas bersama kompatriotnya Oscar. Di sana, Hulk menemukan kebahagiaan lain dalam bentuk gaji melimpah. Bayarannya 100 ribu paun lebih tinggi dari yang didapatkan di Rusia. Satu hal yang lumayan menyebalkan lain yakni ia mentas di Asia untuk kali kedua di usia yang baru 30 tahun.

Di China, ia berstatus sebagai salah satu pemain dengan gaji terbesar. Shanghai bak lahan bermain baru baginya. Main di Tirai Bambu, ia sempat persembahkan Piala Super China dan Chinese Premier League bersama Shanghai. Bulan madunya di sana berjalan lumayan lama. Hulk mentas selama 5 musim dan andai tak ada COVID 19 yang memporakporandakan CSL, bukan tak mungkin ia masih bermain di sana sampai hari ini.

Jika menilik pilihan karirnya, Hulk dianggap selalu bermain aman dengan bergabung di kompetisi yang jelas-jelas bukan tempatnya untuk bersaing. Ia seakan enggan menjejal salah satu dari lima liga top Eropa macam Premier League, LaLiga, Serie A, Bundesliga atau Ligue 1. Main di Rusia dan Portugal serta Jepang dan China sudah barang tentu membuatnya terbilang biasa saja, berapapun gol dan prestasi yang membuatnya benderang.

Ia mungkin tak terlalu berambisi menjadi pesepakbola top layaknya Lionel Messi maupun Cristiano Ronaldo atau berbagai pemain Brasil lain yang mampu terus bermain di level tertinggi. Mungkin baginya, hasrat mengumpulkan uang untuk terus berbahagia menjadi alasan utama dibanding terlalu berambisi menjadi yang terbaik dalam bermain sepakbola dan hal tersebut jelas bukan sebuah jalan yang salah, bukan?

Feliz AniversΓ‘rio, Hulk!

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com