Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Jangan Pernah Berharap Apapun pada West Ham United

Obrolan VIgo: Jangan Pernah Berharap Apapun pada West Ham United

Vivagoal Berita Bola West Ham United saat ini ada di jajaran papan atas klasemen sementara Premier League. Hingga pekan ke-19, Hammers duduk di peringkat 6 . Peluang mereka untuk kembali mentas di Eropa amat terbuka. Namun, jangan pernah berekspektasi apapun terhadap the Iron. Mengapa?

Di bawah asuhan David Moyes, West Ham bertransformasi sebagai tim pengacak-acak big six Premier League yang sebelumnya di isi Manchester City, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Man United, dan Tottenham Hotspur. Perbaikan moral sukses dibawa oleh pelatih asal Skotlandia itu.

Sejak menangani Hammers pada penghujung musim 2017-18 menggantikan Stevan Bilic, ia mampu hantarkan tim finish di urutan 13 klasemen akhir sekaligus hantarkan tim lolos dari jerat degradasi. Namun kontraknya tak diperpanjang dan Hamemrs menunjuk Manuel Pellegrini sebagai pelatih.

Tim asal London memang kerap menjadi kuda hitam dan statusnya tetap tak berubah semusim berselang. Hammers mampu masuk dalam top flight Premier League dengan mengunci posisi 10 di klasemem akhir. Posisi tersebut memang kerap menjadi akhir bagi perjalanan Hammers dalam beberapa musim terakhir.

Namun, Hammers yang coba keluar dari zona nyaman di musim tersebut sejatinya sempat mengeluarkan dana besar guna mendatangkan pemain-pemain top macam Felipe Anderson dan Sebastian Haller. Nama pertama lumayan sukses mengunci tempat di tim utama. Namun Haller jarang membuktikan diri sehingga pada akhirnya harus menerima kenyataan dilego.


Baca Juga:


Pellegrini pun dipecat lantaran hadirkan streak kekalahan. David Moyes kembali ke klub dan megambil posisi sebagai manajer. Ia kembali menjadi juru selamat tim dan membuat tim bertahan untuk kali kedua di bawah kendalinya. Hal tersebut membuat Hammers tak ragu memberikan kontrak panjang pada the Chossen One.

Di musim penuh pedana Moyes sebagai pelatih. Tajinya sebagai pelatih yang kerap mereportkan tim papan atas mulai terlihat. West Ham yang awalnya hanya penggembira lambat laun mulai menemukan ritme. Keberhasilan mereka mempertahankan berbagai pemain kunci yang dibaur dengan kehadiran sederet nama lain di bursa transfer macam Said Benrahma dan Tomas Soucek membuat klub bermain stabil.

Di akhir kompetisi, Hammers mampu mengunci satu tempat di Eropa dengan finish di urutan enam klasemen akhir. Mereka juga harus berterima kasih terhadap Jesse Lingard yang punya peran penitng bagi klub kala didatangkan dengan status pinjaman di bursa musim dingin tahun lalu. Sang pemain bahkan sempat ingin dipermanenkan namun United mematok harga tinggi sehingga kesepakatan batal terjadi.

Mimpi di Eropa dan Ekspektasi yang Harus Direndahkan

West Ham yang kembali mentas di Eropa setelah terakhir mentas di musim 2006/07. Pasca sekian lama absen, mereka menjadi tim yang dijagokan untuk berprestasi di ajang tersebut. Bahkan, rumah-rumah taruhan semapt mengunggulkan mereka sebagai calon kandidat juara sebelum kehadiran para tim gusuran Liga Champions.

West Ham pun mampu tampil apik. Di Grup H, mereka tergabung dengan Dinamo Zagreb, Rapid Wien dan Genk. Hasilnya, Michael Antonio dan kolega mampu keluar sebagai juara grup dengan koleksi 13 poin dari enam laga yang sudah dimainkan. Mereka tak perlu mengikuti fase play off untuk bertanding di fase gugur.

Kini, seiring hadirnya tim-tim gusuran dari Eropa macam Borussia Dortmund, Sevilla, Atalanta hingga Barcelona, Hammees hanya menempati peringkat lima di rumah taruhan. Menarik untuk dinantikan apakah Declan Rice dan rekan mampu membuat kejutan di Eropa .

Kembali ke Premier League, Hammers yang tampil apik di musim kemarin masih meneruskan perfom positif mereka di kancah domestik. Mereka sejatinya sudah mendatangkan sederet nama guna memperkuat tim macam Kurt Zouma, dan Nikola Vlasic guna memperkokoh skuat. Namun hasilnya, inkonsistensi performa menerpa mereka.

West Ham mampu menjadi satupsatunya tim yang taklukan Liverpool di ajang Premier League. Hammers juga mampu meruntuhkan Chelsea. Namun mereka kerap kali terbekap inkonsistensi permainan saat kalah dari Southampton dan keok dari Brentford. Hasil hasil tersebut memang terbilang mengecewakan bagi the Iron.


Baca Juga:


Dalam lima laga terakhir, West Ham baru memenangi satu laga, dua kali seri dan dua kali menuai kekalahan. Mereka ada di bawah tiga tim London lain macam Chelsea, Arsenal dan Tottenham. Hammers juga hanya unggul selisih gol dari Man United di peringkat ketujuh dengan koleksi poin yang sama.

Andai tak menemukai ritme bermain yang sesuai dengan harapan dan terus terjebak dalam inkonsistensi permainan, bukan tak mungkin kans mereka untuk kembali ke bumi dan menjadi underdog dan tak mentas di Eropa kian terbuka lebar.

Meski begitu, David Moyes coba santai menanggapi performa anak asuhnya. Ia merasa turbulensi performa yang tengah dihadapi tim dalam beberapa pekan terakhir merupakan hal yang wajar terjadi dalam tim sepakbola.

“Kami bermain dengan sangat bagus, dan akan sangat susah untuk terus mempertahankan performa kami setiap saat. Setiap tim akan menurun suatu waktu. Beberapa tim memulai musim dengan buruk dan bisa menrangkak naik. Dan beberapa tim yang mulai bagus bisa saja bermain buruk belakangan.” Ungkapnya pada situs resmi klub.

“Kami adalah tim yang terus berkembang dan tumbuh. Kami memiliki 18 bulan tanpa masalah. Jadi akan sangat wajar jika ada penurununan di beberapa sisi,” ujar Moyes memberikan pembelaan,” tambah Moyes.

Jelang pembukaan bursa transfer, Hammers jelas harus belanja pemain baru guna menutupi berbagai kekurangan yang mereka miliki. Namun seiring kebangkitan tim-tim big six, rasanya tak mengharapkan mereka mentas di Eropa untuk kali kedua secara beruntun bukanlah hal yang terbilang berdosa.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version